Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Analisis

Panduan Agar Tenaga Medis Tidak Stres, Lansia, Hingga Pengelola RumahSakit dalam Menghadapi Covid-19

Untuk tenaga medis covid-19, Buang Tekanan yang Menghantuimi, Jaga Dirimu Saat ini, dan tetap Jaga Hubungan dengan Orang yang Kamu Cintai

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Prof Dr drg Muhammad Harun Achmad MKes SpKGA(K), Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Dan Peneliti LPPM Unhas 

Mengelola kesehatan fisik dan mental serta psikososial selama ini sama pentingnya dengan mengelola kesehatan lingkungan dan masyarakat kita.

2. Jaga Dirimu Saat ini.
Cobalah dan gunakan strategi yang bermanfaat seperti memastikan istirahat yang cukup selama bekerja atau di antara pergantian shift.

Upayakan makan dengan makanan yang cukup dan sehat, terlibat dalam aktivitas fisik, dan tetap berhubungan dengan keluarga di rumah dan teman.

3. Jaga Hubungan dengan Orang yang Kamu Cintai
Tidak bisa dihindari bahwa terkadang, beberapa petugas kesehatan justru mungkin mengalami penghindaran oleh keluarga atau komunitas mereka karena stigma atau ketakutan. Ini dapat membuat situasi yang sudah menantang akan jauh lebih sulit kondisinya.

Jika memungkinkan, tetap terhubung dengan orang yang dicintai, melalui pesan jarak jauh atau dalam hal ini penggunaan smartphone adalah salah satu cara untuk mempertahankan komunikasiyang intensif.

4. Prioritaskan Mentalmu
Beberapa standar panduan seperti The mhGAP (HumanitarianIntervention Guide) merupakan bimbingan klinis untuk mengatasi kondisi kesehatan dengan prioritas pada mental seseorang dan dirancang untuk digunakan oleh petugas kesehatan umum.

Pesan untuk kepala bidang, kepala subbagian, dan manajer di fasilitas kesehatan:
1. Fokus Kapasitas Kerja Jangka Panjang
Memastikan semua staf terlindungi dari stres kronis (stre yang berkepanjangan) dan kesehatan mental yang buruk selama respons yang diterima saat wabah Covid 19 masih terus berlangsung, berarti bahwa mereka akan memiliki kapasitas yang lebih baik untuk memenuhi peran mereka.

Pastikan untuk mengingat bahwa situasi saat ini harus fokus pada kapasitas pekerjaan jangka panjang daripada mengulangi tanggapan krisis jangka pendek.

2. Sediakan Akses Layanan Mental
Pastikan bahwa staf mengetahui di mana dan bagaimana mereka dapat mengakses layanan dukungan kesehatan mental dan psikososial dan memfasilitasi akses ke layanan tersebut.

Manajer dan pemimpin perusahaan misalnya kemungkinan menghadapi tekanan yang serupa dengan staf mereka dan mungkin mengalami tekanan tambahan terkait dengan tanggung jawab sesuai peran mereka.

Penting bahwa ketentuan dan strategi di atas tersedia untuk pekerja dan manajer, dan bahwa manajer dapat menjadi panutan bagi strategi perawatan diri untuk mengurangi terjadinya peningkatan level stres.

3. Tetap Beri Orientasi Pengetahuan
Manfaatkan kemampuan dalam memberi orientasi pengetahuan pada semua personal yang terlibat.

Termasuk dalam bagian ini perawat, pengemudi ambulans, sukarelawan, guru, dan tokoh masyarakat, serta pekerja di lokasi karantina, tentang cara memberikan dukungan kondisi emosional dan metode standar praktis dasar kepada orang-orang yang terkena dampak menggunakan pertolongan pertama psikologis.

4. Kelola Keluhan Kesehatan Mental Staf
Sebisa mungkin mampu mengelola keluhan kesehatan mental dan neurologis yang mendesak (misalnya delirium, psikosis, kecemasan berat, atau depresi) dalam fasilitas darurat atau kesehatan umum.

Staf yang terlatih dan memiliki kualifikasi standarisasi kompetensi yang tepat mungkin perlu dikerahkan ke lokasi-lokasi ini ketika waktu mengizinkan, dan kapasitas staf layanan kesehatan umum untuk memberikan kesehatan mental dan dukungan psikososial harus ditingkatkan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved