Tribun Gowa
Warga Diminta Jauhi di Bantaran Sungai Jeneberang
Pembukaan pintu pelimpahan air Bendungan Bili-bili mulai dikurangi dari sebelumnya dibuka dengan ketinggian 85 sentimeter.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA -- Pembukaan pintu pelimpahan air Bendungan Bili-bili mulai dikurangi dari sebelumnya dibuka dengan ketinggian 85 sentimeter.
Meski demikian, masyarakat masih diminta tidak beraktivitas di bantaran Sungai Jeneberang. Baik mencari ikan, menambang hingga melakukan penyebrangan.
Bendungan Bili-bili berlokasi di Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang Suparji mengatakan kondisi sebenarnya masih tetap aman.
"Tapi kami tetap berharap tidak ada warga yang melakukan aktivitas," kata Supradji , Rabu (8/4/2020).
Ia menyebutkan saat ini bukaan pintu pelimpahan air di Bendungan Bili-bili setinggi 70 centimeter.
Pengurangan ini dilakukan setelah melihat kondisi debit air (inflow) yang masuk ke bendungan.
"Kita buka sesuai dengan inflow yang masuk tadi malam. Tapi sekarang sudah mulai kembali lagi karena inflow yang di hulu sudah mulai berkurang," katanya.
Lanjut Supardji, pihaknya terpaksa membuka pintu pelimpahan Selasa (7/4/2020) malam tadi setinggi 85 sentimeter akibat hujan deras yang turun di hulu Sungai Jeneberang.
Hal itu mengakibatkan debit air yang masuk ke bendungan cukup besar.
Meskipun di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar tidak terjadi hujan, tetap berbeda dengan kondisi yang ada di hulu dengan kondisi hujan deras.
"Dari hulu kelihatan ketinggian air, makanya kita ambil langkah cepat agar tidak meluap ke Sungai Jeneberang," ungkapnya.
Apalagi telah dihitung dengan kemampuan daya tampung Sungai Jeneberang yang meski dilakukan pembukaan dipastikan masih relatif aman.
BBWS Pompengan Jeneberang berupaya semaksimal mungkin supaya kondisinya tetap aman.
Setiap perkembangan akan disampaikan, misalnya dengan melihat perkembangan di hulu.