Update Corona Sulsel
Apa Itu Ventilator? Berikut Penjelasan Dokter Ahli
"Ventilator itu merupakan alat bantu nafas terakhir yang melibatkan, memasukkan tabung ke tenggorokan pasien," ujar Dr. dr. Hisbullah, SpAn, via telep
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Apa itu ventilator?
"Ventilator itu merupakan alat bantu nafas terakhir yang melibatkan, memasukkan tabung ke tenggorokan pasien," ujar Dr. dr. Hisbullah, SpAn, via telepon, Senin (30/3/2020).
Ventilator mekanis dapat membantu seseorang yang tidak lagi bisa bernafas tanpa bantuan.
Apalagi pada umumnya penderita Virus Corona meninggal karena gagal pernafasan.
"Apabila tidak ada ventilator akan menjadi masalah besar. Kalaupun ada ventilator, tidak menjamin dia bisa diselamatkan," katanya.
Ventilator hanya berfungsi semburan saja, membantu dia bernafas, sambil menunggu penyakitnya itu sembuh.
Namun yang menjadi permasalahan, ventilator hanya ada di ICU dan tidak bisa disetting di tempat lain.
Sementara pasien Covid-19 ini ditempatkan di ruang khusus atau isolasi.
"Tidak memungkinkan pada saat pasien Covid-19 ini gagal nafas dibawa ke ICU. Itukan akan mencemari pasien di ruang ICU itu," jelasnya.
Menurutnya, idealnya di ruang isolasi itu ada ventilator sendiri.
"Tapi itu agak susah disetting, karena perangkat untuk membangun ventilatot itu sangat mahal. 1 ventilator Rp 1 miliar," ujarnya.
Sampai saat ini, baru ruang infection Center di RSUP Wahidin Sudirihusodo yang memiliki ventilator sendiri.
"Di dalamnya kapasitasnya tidak banyak. Kalau tidak salah hanya ada tiga ventilator. Tidak tahu kalau dia buka lagi," ujarnya.
Sementara di RS lain seperti RS Plamonia atau yang lain memang tidak bisa.
"Karena tidak ada instalasi khususnya. Tapi saya tidak tahu di RS Sayang, apakah dibangun instalasi khusus lengkap dengan ventilatornya," katanya.
Berbeda dengan RSUD Daya Makassar, memang ada satu gedung yang difungsikan di sana.
"Ada sekitar 3 ventilator di sana. Jadi masalah instalasi ini tidak sembarang dia bisa ditolong. Ada perangkatnya yang rumit. Kalau dengan membangun gedung dan instalasi lengkap fasilitasnya lebih besar lagi biayanya," katanya.
Seperti wahidin infection center dipusatkan penyakit menular, seperti TBC, HIV. "Nah kalau gagal nafas adaji siap tapi itu untuk reguler," ujarnya.
Tiba-tiba ada wabah Covid-19, kapasitasnya tidak mencukupi.
"Kalau misalnya ada yang terventilator di dalam, lalu ada gagal nafas diluar. Itu yang biasaya meninggal," katanya.
Makanya, masyarakat harus tahu, bisa physical distancing agar tidak jadi PDP, atau positif corona.
"Makanya masyarakat harus mengerti keadaan. Tidak seimbang antara pasien dengan fasilitas dan medik yang ada," jelasnya.(tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)