Beda Tipis hingga Bisa Bikin Salah Diagnosis, Kenali Perbedaan Gelaja Virus Corona dengan DBD
Kementerian Kesehatan membagi tugas dalam menangani virus corona dan DBD yang mewabah di Indonesia.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di beberapa kabupaten dikabarkan melonjak drastis pada Maret 2020 ini.
Begitupula dengan wabah Virus Corona yang merebak di Indonesia.
Kasus laporan pasien positif di Indonesia dikabarkan terus bertambah.
Data data hingga Kamis (26/3/2020) pukul 12:00 WIB, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 893 orang.
Hal ini membuat Kementerian Kesehatan membagi tugas dalam menangani Virus Corona dan DBD yang mewabah di Indonesia.
Dikutip Tribun Timur dari Sehatq.com sebagai virus yang baru berusia beberapa bulan, masih banyak sifat dari SARS-COV-2 (penyebab COVID-19) yang belum diketahui.

Hal ini membuat gejala penyakit ini seringkali dianggap sebagai gejala penyakit lain yang lebih familiar, salah satunya demam berdarah dengue (DBD).
Tidak banyak yang tahu, perbedaan DBD dan corona sebenarnya tipis.
Baik DBD maupun COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus.
Sehingga, gejala awal yang terjadi memang bisa saja mirip, seperti demam, nyeri otot, dan badan terasa lemas.
Menurut laporan yang diterbitkan di Singapura, ada dua contoh kasus yang menggambarkan kesalahan diagnosis COVID-19 menjadi demam berdarah dengue.
Di Indonesia, artis ibu kota Andrea Bimo yang positif terinfeksi COVID-19 pun sebelumnya menerima perawatan di rumah sakit dengan diagnosis awal demam berdarah.
Mengapa DBD dan corona dianggap mirip?
Infeksi virus DBD dan corona sulit untuk dibedakan karena keduanya memiliki ciri klinis serta laboratoris yang mirip.
Sebagai contoh, seorang pasien di Singapura datang dengan mengalami gejala yang mirip dengan gejala DBD, seperti: