Alasan WHO Ganti Sebutan Social Distancing Jadi Physical Distancing untuk Pencegahan Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan penggunaan frasa 'Social Distancing' diganti menjadi 'Physical Distancing'.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Semenjak adanya Virus Corona, beberapa istilah yang asing kini familiar terdengar.
Salah satunya, social distancing atau pembatasan sosial. Istilah ini diartikan untuk menjaga jarak dan menekan penyebaran Virus Corona.
Namun, kini istilah tersebut tak lagi digunakan.
Dilansir dari Tribunnews.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan penggunaan frasa 'Social Distancing' diganti menjadi 'Physical Distancing'.
Physical distancing ini sebagai perintah agar masyarakat tetap di rumah dan menjaga jarak fisik dengan orang lain untuk mencegah persebaran Virus Corona.
Namun, bukan berarti memutuskan kontak dengan teman dan keluarga secara sosial, hanya menjaga jarak secara fisik.
Dilansir dari bbs.bt, WHO menyampaikan, physical distancing atau pembatasan fisik adalah untuk memberikan pemahaman yang jelas bahwa arahan pemerintah untuk tetap di rumah di tengah wabah Penyakit Coronavirus (Covid-19) bukan tentang memutuskan kontak sosial dengan keluarga dan teman-teman tetapi tentang menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakitnya tidak menyebar.
Dalam upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19, pemerintah di seluruh dunia menginstruksikan kepada orang-orang untuk menghindari pertemuan publik.
Sekarang WHO mengatakan lebih baik disebut jarak fisik dan bukan jarak sosial.
“Tapi yang ingin saya tekankan di sini adalah jarak fisik. Mengapa saya mengatakan itu adalah karena beberapa orang yang berada di karantina memerlukan interaksi sosial. Sekarang mudah melalui media sosial. Menurut definisi, interaksi sosial dapat dilakukan menggunakan media sosial. Jadi yang kami maksud di sini adalah jarak fisik, ” kata Dr Rui Paulo de Jesus, Perwakilan WHO di Bhutan.
Mengapa seseorang harus mempertimbangkan menjaga jarak fisik saat berinteraksi dengan orang-orang?
“Penyakit ini akan ditransfer dari satu orang ke orang lain melalui tetesan ketika Anda batuk, tetesan itu mengandung virus. Ilmu pengetahuan adalah bahwa ketika Anda batuk atau bersin tidak akan pergi lebih dari satu meter atau tiga kaki."
"Jadi jarak fisik adalah ketika kita berinteraksi dengan orang-orang, kita perlu menjaga jarak minimal satu meter."
"Hal-hal lain seperti penutupan sekolah, menghindari pertemuan publik, dasar untuk ini sebenarnya adalah ilmu sederhana ini. Itulah sebabnya pemerintah mengambil langkah yang sangat tepat untuk mencegah pertemuan publik, ” tambahnya.
Sebuah penilaian yang dilakukan oleh WHO menyimpulkan bahwa satu orang yang terkena dampak memiliki potensi untuk menginfeksi antara dua hingga tiga orang yang jika tidak demikian dapat dihindari jika orang melakukan jarak fisik.