Gejala Baru Virus Corona
Gejala Baru Virus Corona, Tak Hanya Sesak Nafas dan Batuk
Virus corona atau covid-19 terus menjadi perbincangan hangat masyarakat. Yang terbaru, gejala yang virus ini tak hanya sesak nafas atau batuk
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Suryana Anas
Sedangkan pasien lain di New Jersey menggambarkan gejalanya mirip dengan 'flu yang benar-benar buruk', ia juga menambahkan bahwa ia mendadak kehilangan indra perasa dan indera penciuman.
Selain itu, dikutip Kompas.com dari Business Insider, di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.
"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata Professor Nirmal Kumar.
Iran juga telah melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus anosmia.
Selain itu, banyak pasien di Amerika Serikat dan Perancis yang juga memiliki pengalaman sama.
Dosen klinis di King's College London, Dr Nathalie MacDermott, mengatakan hilangnya kemampuan untuk mencium bau dan merasa, umum terjadi pada infeksi yang biasanya terjadi melalui 'hidung atau belakang tenggorokan'.
Namun, dia mengingatkan bahwa penelitian tentang gejala baru untuk Covid-19 tidak tersebar luas di komunitas medis.
Minimnya gejala atau tanpa gejala yang umum terjadi pada Covid-19 membuat pasien yang mungkin positif tidak memeriksakan diri dan tidak mengarantina diri.
Jika ini terjadi, pasien Covid-19 yang tanpa gejala justru berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit.
Update virus corona
Berdasarkan laporan worldometers.info, hingga Selasa (24/2/2020) pagi, jumlah kasus virus corona di dunia tercatat sebanyak 378.842 kasus.
Jumlah kasus baru dilaporkan sebanyak 41.353, sedangkan jumlah kematian tercatat sebanyak 16.510 korban.
Untuk total pasien yang sembuh dilaporkan sebanyak 102.064.
Di Indonesia sendiri, hingga Senin (23/3/2020) sore telah mengonfirmasi pasien positif virus corona sebanyak 579 kasus .
Angka tersebut bertambah 65 kasus sejak pemerintah mengumumkan data pada Minggu (22/3/2020) sore, atau dalam 24 jam terakhir.