Ragam Pilihan Menangani Covid 19
CITIZEN ANALISIS: Simalakama Covid-19, Pilihan Pahit Pemerintah Indonesia Menangani Virus Corona
Jumlah warga Indonesia yang berpotensi berisiko terkena covid-19 adalah 600.000-700.000 orang sehingga memerlukan tes yang serentak dan massal
Lockdown berdasarkan wilayah yang terjangkit juga berat karena ekonomi Indonesia dengan jumlah beredarnya uang berada di Pulau Jawa dan sebagian besar berada di Jakarta sangat menyulitkan.
Oke kita coba menganalisa untuk kasus Jakarta jika di lockdown. Jakarta hanya dihuni 17 juta penduduk. Tapi Jakarta terintegrasi dengan beberapa daerah di sekitarnya, Depok, Bogor, Bekasi, Tangerang Selatan, dan Tangerang. Jika Jakarta lockdown, maka warga daerah sekitarnya tidak bisa memasuki daerah Jakarta. Jakarta bisa lumpuh dan akan menimbulkan gejolak sosial di daerah sekitarnya. Masyarakat, utamanya Jakarta dan daerah sekitarnya yang bekerja di Jakarta, akan berontak dan bisa menimbulkan gejolak sosial yang berat.
Oke lockdown tidak mungkin. Risiko sosial politiknya berat. Begitupun daerah lainnya tidak mungkin bisa dilakukan. Oleh karena itu, Presiden Jokowi langsung melakukan gerakan cepat agar daerah tidak melakukan tanpa instruksi pusat. Perintah putusan lockdown ada di pemerintah pusat, daerah tidak diberi ruang memutuskannya.
Herd Immunity
Istilah herd immunity pertama kali digunakan pada 1923. Jika diterapkan, maka individu yang kebal terhadap virus akan tetap sehat dan yang tidak kebal akan menjadi korban.
Herd immunity tidak akan berhasil jika tidak akan efektif. Jika tidak tersedia individu yang imun tubuhnya baik dan kuat dalam jumlah yang besar dan belum ada vaksin yang kuat untuk menjadikan bahwa virus corona bisa dikendalikan. Herd immunity juga akan gagal jika luasan paparan corona sangat luas dan faktor demografi yang sebaran tidak merata dan sosial distencingnya tidak berhasil dan tidak dipatuhi.
Herd immunity muncul beberapa pekan lalu setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyampaikan metode ini. Ide ini menjadi perdebatan oleh karena proses herd immunity adalah kekebalan kawanan yang membiarkan virus terus menyebar sehingga banyak orang terinveksi dan apabila mereka sembuh akan kebal sehingga wabah akan hilang dengan sendirinya karena inang sulit menemukan lagi host yang dihinggapi.
Virus tetap menular dari orang ke-orang namun di lokalisasi dalam 1 daerah agar daerah tersebut dan orang di dalamnya menjadi kebal terhadap virus. Fasilitas pengobatan disiapkan selengkap-lengkapnya dan fasilitias isolasi juga baik. Isolasi ketat diterapkan prosesnya sama dengan bagimana virus dibiarkan menyebar dalam satu daerah kemudian dikunci dan berapa orang terinveksi jika sembuh akan menjadi kebal dan jika terjadi risiko meninggal merupakan hal yang wajar.
Tidak mungkin dan cenderung tidak manusiawi dengan mengorbankan rakyat. Selanjutnya bahwa jika herd immunity mau diterapkan maka hal-hal yang bisa dilakukan adalah, pertama, memberikan perhatian khusus kepada kelompok yang akan terancam Covid-19 yaitu orang yang lanjut usia, anak-anak yang rentan dan invidu yang bergai penyakit kekebalan tubuh dan menjamin bahwa social distancing berhasil memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya tinggal dan diam di rumah agar penyebaran virus dapat di deteksi.
Kedua, bahwa harus di pastikan bahwa vaksin harus tersedia sehingga kekebalan tubuh individu di daerah tersebut dapat di jamin sehingga tidak kan terserang lagi.
Social Distancing
Organsisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan dan mendorong metode social distancing atau menjaga jarak individu atau pisiknya sehingga interaski dikurangi atau bahkan mungkin ditiadakan selama beberapa waktu.
Metode yang disarankan WHO, social distancing hanya akan berhasil jika masyarakat mampu menahan diri dengan kesadaran sendiri bahwa virus corona berbahaya.
Pola masyarakat kita yang sering saling mengunjungi dan silaturahimnya sangat tinggi menjadi faktor penghambat social distancing. Pola social distancing ini memerlukan penanganan yang ketat.
Di Italia, pola social distancing melibatkan polisi dengan denda. Di Malaysia, social distancing juga diberlakukan dengan cara yang sama. Malah ada rumor yang tegas di Rusia, singa dan harimau dilepas di jalan agar memaksa masyarakat tinggal di rumah dan tidak berkeliaran.
Metode social distancing jauh lebih baik. Namun dengan pola masyarakat Indonesia dengan memaksa mereka menjaga jarak fisik memang memerlukan langkah serius dan ketat. Negara harus hadir menyediakan semua kebutuhan pokok rakyat dalam periode waktu tertentu. Pekerja sektor nonformal tidak akan menfapatkan penghasilan yang cukup dan ada pelambatan ekonomi karena dunia usaha diliburkan dan semua orang harus taat tinggal di rumah untuk beberapa waktu, 14 hari waktu yang di siapkan agar cukup.
Untuk menerapkan social distancing, harus memerlukan keseriusan karena kesan “memaksa”. Tapi untuk kepentingan masyarakat juga harus diikuti dengan menerapkan kebijakan sosial yang ketat. Contoh, memberikan bantuan bagi masyarakat yang terdampak di sektor nonformal dan bagi mereka yang terinveksi virus sehingga kebijakan tersebut dapat di pahami bagi masyrakat.