TRIBUN WIKI: Dari Penjual Minyak Goreng, Haris Kini Kadis Pendidikan Bantaeng
Kondisi sulit sudah dirasakan Haris sejak Sekolah Dasar (SD) di SDN 41 Rappoa, Bantaeng.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng, Muhammad Haris, mengenang masa-masa sulit saat bersekolah.
Berasal dari keluarga kurang mampu, membuatnya harus bersekolah sambil membantu orangtuanya bertani.
Kondisi sulit sudah dirasakan Haris sejak Sekolah Dasar (SD) di SDN 41 Rappoa, Bantaeng.
Setelah masuk di SMP Negeri 1 Bantaeng, dia tidak hanya bertani.
Namun membantu orangtuanya berjualan kebutuhan sehari-hari, seperti minyak goreng, dari pasar ke pasar memakai gerobak.
"Setelah masuk SMA Negeri 1 Bantaeng, saya mulai belajar agar bisa masuk perguruan tinggi," kisahnya kepada tribunbantaeng.com, Kamis (19/3/20).
Haris memang bertekad dapat mengenyam pendidikan tinggi agar nasibnya berubah. Apalagi, dia sadar fisiknya tidak terlalu kuat untuk menjadi seorang petani.
Apalagi, di keluarga besarnya sangat sedikit yang bersekolah hingga perguruan tinggi.
Tekun belajar yang dilakukannya membuahkan hasil.
Haris diterima di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang, yang sekarang menjadi Universitas Negeri Makassar (UNM).
"Karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung, dia hanya mengambil pendidikan Vokasi Diploma 3 (D3)," kata ayah dua anak ini.
Beruntung, setelah selesai kuliah ada program pemerintah untuk lulusan D3 langsung diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Tahun 1988 saya terangkat sebagai guru. Pertama mengajar di SMP Seko, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sebelum adanya pemekaran. Sekarang Kecamatan Seko masuk Kabupaten Luwu Utara," ujar suami dari Hj Darwati ini.
Suka duka menjadi guru, pun dijadikan Haris sebagai motivasi untuk terus berjuang meningkat mutu pendidikan, khususnya di Bantaeng.
Biodata