Darah Pasien Sembuh Corona Diteliti Bisa Jadi Vaksin Covid-19, Pernah Digunakan Tapi Kelemahannya
Darah Pasien Sembuh Corona Diteliti Bisa Jadi Vaksin Covid-19, Pernah Digunakan Tapi Kelemahannya
"Pemberian antibodi pasif adalah satu-satunya cara untuk memberikan kekebalan langsung kepada orang yang rentan," ungkap para peneliti dalam makalah mereka.
Hal itu tergantung pada jumlah dan komposisi antibodi, sehingga perlindungan yang diberikan oleh imunoglobin yang ditransfer dapat berlangsung dari minggu hingga bulan.
Dengan mengadopsi teknik bank darah dalam menyaring jenis-jenis agen infeksi lain yang mungkin terkandung dalam darah, terapi ini bisa berisiko rendah bagi orang sehat.
Namun, terapi ini lebih baik, jika dibandingkan dengan ancaman yang melekat pada Covid-19, yang saat ini belum ada vaksin atau obat-obatan untuk menangkalnya.
• Sup Coklat Sembuhkan 85 Persen Pasien Corona di China, Dicampur Kayu Manis Bisa Detoksifikasi Tubuh
• Update Daftar Harga Hp Oppo Maret 2020, Oppo A31, Oppo A5s, Oppo Reno2 F, Oppo A5 2020
Respons darurat lawan virus corona
Berdasarkan hal itu, tim ahli ini mengusulkan penggunaan serum pemulihan harus dianggap sebagai respon darurat untuk melindungi masyarakat dari Covid-19.
Para pakar menilai, tentu saja, Covid-19 menjadi pandemi berada di skala yang jauh lebih besar untuk wabah yang lebih kecil.
Akan tetapi, kenyataan menyedihkan itu sebenarnya akan membantu dalam menyediakan serum dari pasien sembuh.
Sebab, akan ada jumlah pasien virus corona yang pulih dalam jumlah besar yang nantinya dapat memasok darah mereka untuk menjadi serum antibodi ini.
Pada saat makalah ini ditulis, lebih dari 77.000 orang telah pulih dari Covid-19.
Menurut statitistik terbaru Universitas Johns Hopkins tentang wabah, darah pasien tersebut dapat dengan mudah membantu untuk dibuat antibodi vital bagi orang lain.
"Selain protokol penahanan dan mitigasi kesehatan masyarakat, ini mungkin satu-satunya pilihan jangka pendek kami untuk merawat dan mencegah Covid-19, dan itu adalah sesuatu yang dapat kita mulai terapkan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang," kata Casadevall.
Untuk itu, John Hopkins University mendanai upaya untuk mulai menyiapkan operasi terapi antibodi untuk Covid-19 di wilayah Baltimore dalam beberapa minggu mendatang.
Casadevall mengatakan para dokter di New York juga sedang menyelidiki perawatan.
Sementara secara internasional, perusahaan farmasi terbesar di Jepang sedang mencari cara untuk mengembangkan obat berbasis antibodi untuk memerangi virus corona.