Dokter, Camat, Kepala Desa dan Pemuka Masyarakat Diperiksa Polisi Diduga Sebar Isu Hoax Soal Corona
Dokter, Camat, Kepala Desa dan Pemuka Masyarakat Diperiksa Polisi Diduga Sebar Isu Hoax Soal Corona
Hal ini lantas dibantah oleh Juru Bicara tentang virus corona dari Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, dr. Achmad Yurianto
Bahkan pihaknya mengatakan jika informasi tersebut ngawur.
"Sudah jelas (bahwa) kabar tersebut enggak jelas, ngawur itu," ujar Achmad saat dihubungi Kamis (12/3/2020).
Tak hanya itu, tim fact checker dari kantor berita Perancis, Agence France-Presse (AFP) menjelaskan bahwa surat tersebut adalah palsu.
"Informasi yang beredar, jelas merupakan surat palsu. Vodka tidak berdampak pada virus corona," ujar juru bicara rumah sakit Saint Luke's Hospital, Lindsey Stitch kepada AFP.
4. Chat WA Berantai Atas Nama UNICEF
Adapun pesan terbaru yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya juga marak beredar dengan mengatasnamakan UNICEF.
Pesan tersebut berbunyi langkah-langkah pencegahan penularan virus corona, mulai dari menjemur baju di terik matahari dapat membunuh virus corona hingga himbauan tidak mengonsumsi es krim.

Hal tersebut dibantah oleh Communication For Development Specialist UNICEF Indonesia Rizky Ika Syafitri.
Pihaknya dengan tegas mengatakan jika informasi yang beredar di pesan elektronik WhatsApp tersebut hoaks.
"Hoaks. Cek informasi di website resmi UNICEF, WHO, dan Kementerian Kesehatan," kata Rizky saat dihubungi Kamis (12/3/2020) siang.
"Pesan ini membuat klaim bahwa menghindari es krim dan makanan dingin lainnya, serta serangkaian tindakan lain, dapat membantu mencegah timbulnya penyakit. Hal ini sama sekali tidak benar," ujar Rizky.
5. Tes Virus Corona 10 Detik
Adpun informasi lainnya yang beredar yakni tentang tes sederhana deteksi virus corona hanya dalam sepuluh detik.
Disebutkan dalam pesan tersebut bahwa deteksi bisa dilakukan sendiri tanpa perlu ke dokter atau laboratorium.
Dengan meniru seorang dokter Jepang yang tak disebutkan namanya, tes dilakukan dengan mengambil napas dan menahannya selama 10 detik kemudian menghembuskannya.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan, informasi tersebut tidak benar dan tidak berdasar. "Iya (tidak benar), tidak ada dasar," kata Faqih kepada Kompas.com, Senin (2/3/2020).
Menurut Faqih, tes deteksi virus corona yang ada di Indonesia dan sudah diakreditasi oleh WHO adalah tes PCR Litbangkes.
"Yang ada di Indonesia dan sudah diakreditasi WHO adalah Litbangkes tes PCR," jelasnya.
Seperti diketahui, tes PCR telah dilakukan Litbangkes sejak 1 Februari 2020 lalu. Hasil dari tes tersebut dapat diketahui dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Polisi Periksa 10 Orang termasuk Dokter, Camat, PNS, dan Kades terkait Berita Hoax Corona di Magetan, https://surabaya.tribunnews.com/2020/03/16/polisi-periksa-10-orang-termasuk-dokter-camat-pns-dan-kades-terkait-berita-hoax-corona-di-magetan?page=all.