Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

12 Tahun Melawan Perusahaan Perusak Karst di Maros, Iwan Dento Masuk Nominasi Peraih Kalpataru

Penghargaan bagi pejuang lingkungan yang menghabiskan minimal 5 tahun sebagai pemerhati lingkungan.

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Imam Wahyudi
zoom-inlihat foto 12 Tahun Melawan Perusahaan Perusak Karst di Maros, Iwan Dento Masuk Nominasi Peraih Kalpataru
Ikhsan/tribunmaros.com
Iwan Dento di beranda rumahnya terletak di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Rammamg-rammang, Kabupaten Maros."

TRIBUNMAROS.COM, BONTOA - Muhammad Ikhwan atau lebih dikenal degan nama Iwan Dento (40), warga Maros pertama yang masuk dalam nominasi peraih Kalpataru 2020.

Penghargaan bagi pejuang lingkungan yang menghabiskan minimal 5 tahun sebagai pemerhati lingkungan.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Maros mengusulkan nama pria kelahiran Maros, 10 Oktober 1980 ini, ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Iwan ikut dikategori perintis lingkungan.

Iwan masuk nominasi karena telah menolak aktivitas tambang di Desa Salenrang, Rammang-rammang, Kabupaten Maros, tempat ia menetap.

Pria lulusan IAIN Alauddin Makassar ini telah menghabiskan waktunya selama 12 tahun sebagai pemerhati lingkungan khususnya terkait pelestarian karst.

"Saya mulai berlawan saat anak pertama saya lahir, sekitar tahun 2008-2009," ujarnya

"Ini saya lakukan bukan untuk menang, tapi untuk mempersiapkan jawaban ke anak-anak saya nanti, apabila perusahaan berhasil mengeruk habis karst di sini," lanjutnya sambil menunjuk gunung yang dipenuhi karst di samping rumahnya.

Berkat perjuangannya, pria empat anak ini sudah berhasil mencabut 12 izin pertambangan, baik di Desa Salenrang maupun diluar desa tersebut.

Saat ditanya tentang kapan ia akan berhenti dari aktivitasnya ini, pria yang hobi mendaki gunung ini mengatakan dirinya akan berhenti apabila Tuhan menggerakkannya untuk melakukan hal lain.

"Saya selalu percaya, bahwa apa yang saat ini kita lakukan pasti ada campur tangan Tuhan. Dan saat ini Tuhan ingin saya tetap berlawan," katanya sambil tertawa.

Lahir dari Ayah yang bekerja sebagai pegawai negeri tidak membuat Iwan ingin mengikuti jejak sang Ayah.

Ia lebih memilih untuk tidak bekerja di instansi negeri maupun swasta, pemikiran ini ia dapatkan saat duduk dibangku kuliah.

"Saya kuliah jurusan management, disitu saya belajar cara bagaimana membuat orang-orang bekerja untuk mencapai tujuan kita," jelasnya

"Dan saya tidak ingin menghabiskan sisa hidup hanya untuk mencapai tujuan orang lain," tegasnya.

Selain Iwan, di Sulawesi Selatan sendiri ada 3 calon penerima penghargaan Kalpataru.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved