Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Larangan Menstruasi

Perusahaan Tebu Larang Karyawan Wanita untuk Menstruasi, Dipaksa Operasi Pengangkatan Rahim, Alasan

Perusahaan Tebu Larang Karyawan Wanita untuk Menstruasi, Dipaksa Operasi Pengangkatan Rahim, Alasan

Editor: Ansar
Shutterstock
Perusahaan Tebu Larang Karyawan Wanita untuk Menstruasi, Dipaksa Operasi Pengangkatan Rahim, Alasan 

Namun, pada beberapa kasus, pengangkatan rahim ini juga terjadi pada perempuan berusia 20-an.

Bahkan, masih menurut laporan BBC, setengah populasi perempuan di desa Vanjarwadi, sudah melakukan histerektomi.

Karena sebagian besar menikah muda–sudah memiliki dua hingga tiga anak saat berusia 20-an–dan karena dokter tidak memberi tahu tentang masalah yang akan mereka hadapi jika mereka menjalani histerektomi, akhirnya banyak wanita yang percaya bahwa tidak apa-apa untuk menyingkirkan rahim mereka.

Desa tersebut pun sering disebut sebagai "desa wanita tanpa rahim".

Namun, sebenarnya, intervensi bedah yang tidak perlu ini cukup berbahaya.

Diketahui bahwa itu telah menyebabkan komplikasi parah, nyeri otot dan sendi, rasa pusing yang konstan, hingga pembengkakan ekstrem, pada perempuan-perempuan India.

Ada ribuan wanita yang bekerja di ladang tebu di India barat.
Ada ribuan wanita yang bekerja di ladang tebu di India barat. (AFP via BBC News)

 Harga Motor Nmax Model 2020 Lebih Mahal Dibanding Produk Sebelumnya, Yamaha Ungkap Alasannya

 Hadiri Petakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid Fastabiqul Khaerat, Begini Pesan Bupati Sidrap

Stigma menstruasi

Selain pengangkatan rahim, laporan dari Reuters juga menunjukkan bahwa banyak perempuan India yang bekerja di industri garmen di Tamik Nadu, sering diberi obat-obatan di tempat kerja ketika mereka mengeluhkan tentang nyeri haid.

Bukannya, diperbolehkan beristirahat ketika sakit menstruasi datang, para wanita pekerja ini justru dicekoki dengan obat tak berlabel.

Seratus wanita diwawancara oleh Thompson Reuter terkait masalah tersebut–kebanyakan berusia 15-25 tahun.

Hasilnya menunjukkan bahwa obat-obatan yang diberikan perusahaan tadi menyebabkan beberapa efek samping mual dan muntah.

Itu juga memberikan efek jangka panjang seperti siklus menstruasi yang tidak menentu, depresi, hingga sulit hamil.

Stigma mengenai menstruasi memang menjadi hal umum di India–berkaitan dengan mitos dan nilai-nilai adat di negara tersebut.

Meskipun para aktivis sudah menantang masalah ini, tetapi stigma masih berkembang luas.

Pembalut ditempel di beberapa titik di Jadavpur University sebagai bentuk protes melawan seksisme dan patriarki.
Pembalut ditempel di beberapa titik di Jadavpur University sebagai bentuk protes melawan seksisme dan patriarki. (Arindambanerjee/Shutterstock via IFL Science)

Tidak hanya di India, beberapa negara maju pun kesulitan memahami isu menstruasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved