Kementerian Pertanian
Mentan SYL Minta Pabrik Pupuk Dukung Komoditas Pertanian Berorientasi Ekspor
“Setelah adanya virus korona di China, suplainya kurang maka ini kesempatan Indonesia untuk bisa masuk ke Eropa, Jerman dan Italia,” pintanya.
TRIBUN KARAWANG – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta PT Pupuk Indonesia (Persero) beserta seluruh anak usahanya untuk mendukung komoditas pertanian berorientasi ekspor. Caranya, dengan memproduksi berbagai jenis pupuk yang cocok untuk menghasilkan komoditas pertanian yang potensial ekspor.
Menurut Mentan, keberadaan pupuk bersubsidi memang sangat penting untuk mendongkrak produksi tanaman pangan. Karena itu, PT Pupuk Indonesia beserta anak usahnya harus selalu menyiapkan pupuk bersubsidi yang dibutuhkan petani.
Namun demikian, kata Mentan, produsen pupuk BUMN ini diharapkan tidak hanya memproduksi pupuk bersubsidi saja, tapi juga memproduksi jenis pupuk lain untuk pengembangan komoditas yang memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

“Kepada seluruh industri pupuk yang ada agar tidak hanya mempersiapkan pupuk-pupuk bersubsidi tetapi mempersiapkan komoditi-komoditi tertentu untuk didorong mempergunakan pupuk yang luar biasa agar besok ada ekspor yang kita lakukan,” kata Syahrul saat menghadiri Kujang Fest 2020 di kawasan pabrik PT. Pupuk Kujang, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (7/3).
Syahrul menekankan pembangunan sektor pertanian ke depan harus diperkuat, sebab bicara pertanian adalah tentang kehidupan. Indonesia yang memiliki penduduk sekitar 267 juta jiwa ini semuanya membutuhkan bahan pangan. “Oleh karena itu semua harus berkonsentrasi mendorong pertanian, semua harus berkonsentrasi mempersiapkan pertanian,” ujarnya.
Lebih lanjut Syahrul menegaskan Kementerian Pertanian (Kementan) beserta stakeholder tidak hanya fokus menyediakan beras untuk 267 juta jiwa. Namun, juga memprioritaskan pengembangan komoditas pangan lain yang menjanjikan untuk diekspor sehingga sektor pertanian semakin kuat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kita punya jagung, kurang apa di semua tempat bisa ditanam. Kita punya manggis yang tidak ada di negara lain. Kita juga punya nenas dan jeruk yang rasanya memang rasa tropis yang berbeda dari negara-negara sub-tropis yang ada dan itu dibutuhkan dunia. Belum lagi kita bicara kopi, belum lagi kita berbicara coklat, belum lagi kita berbicara berbagai komuditas sayur dan lain-lain,” bebernya.
• Suami Banting Tulang di Korea, Istri di Kampung Main dengan Cowok Lain & Hamil, Rumah pun Dirobohkan
• UMI Hadir di CFD Boulevard, Ketua LLDikti Wilayah IX Sulawesi Sebut Sangat Strategis

Saat ini, kata Syahrul, potensi nenas Indonesia masuk ke pasar Eropa sangat besar. Ini terjadi seiring dengan merebaknya wabah virus korona di China. Selama ini pasar nenas Eropa terutama di Jerman dan Italia dipasok oleh China.
“Setelah adanya virus korona di China, suplainya kurang maka ini kesempatan Indonesia untuk bisa masuk ke Eropa, Jerman dan Italia,” pintanya.
Syahrul optimistis berbagai komoditas pertanian Indonesia bisa mengambil pasar tersebut. Apalagi kalau keinginan tersebut didukung oleh BUMN pupuk. Salah satunya yang telah dilakukan PT Pupuk Kujang yang membina petani nenas asal Subang.
Dalam kesempatan tersebut, Mentan sempat mengangkat nenas produksi petani Subang tersebut.
“Saya langsung PD (percaya diri) melihat karena katakanlah nenasnya menjadi sangat berat sekali, saya tanya berapa per ton per hektare jawabannya antara 22 sampai 25 ton. Harganya di atas sekian ratus ribu, ini luar biasa,” ujarnya.
Oleh karena, Syahrul optimistis Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dunia dari aspek pertanian. Peranan industri pupuk sangat besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan. “Kapan lagi kita perbaiki negeri ini, memberikan dukungan kepada petani? Kalau tidak dari sekarang agar mereka besok selain memenuhi kebutuhan nasional yang memang kita butuhkan menjadi makanan dan ketersediaan lainnya kita memang harus ekspor. Kenapa? karena ekspor itu menjanjikan berkali-kali lipat,” tegasnya.
Syahrul menegaskan sektor pertanian adalah solusi kehidupan yang pasti. Kemajuan suatu daerah dari tingkat desa hingga kabupaten dapat diwujudkan dengan memprioritaskan program pertanian.
“Kalau Bupati (Karawang) mau melihat rakyat Karawang maju, perhatikan pertanian dengan baik. Kalau Pak Camat mau melihat kecamatannya maju dorong saja pertanian lebih baik. Kalau kepala desa semua mau melihat rakyatnya hidupnya lebih baik kesejahteraanya dorong pertaniannya. Kalau mau negara ini hebat maka pertanian adalah salah satu jawabannya,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengungkapkan Mentan Syahrul memiliki komitmen yang kuat memikirkan petani khususnya di Karawang. Salah satu program dan kebijakannya yakni melawan alih fungsi lahan pertanian, sehingga sejalan dengan upaya Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Karawang dalam menjaga lahan pertanian teknis.
“Karawang sebagai pusat ketahanan pangan nasional sebab sebagai lumbung padi Jawa Barat. Walaupun sejak 1983 pengembangan industri ada di Kabupaten Karawang, namun komitmen yang utama bersama DPRD bagi petani, dua tahun lalu kami menetapkan peraturan daerah tentang lahan pertanian berkelanjutan,” jelasnya.