Sudah Siapkah Indonesia Sambut Virus Corona?
Tidak selalu menyentuh wajah merupakan bagian dari upaya untuk mencegah terjadinya penularan virus ini, selain mencuci tangan dengan sabun dan air

oleh: Rosdiana
Mahasiswa Doctoral Program FKM Unhas dan Dosen FKM Universitas Indonesia Timur
Serangan virus Corona saat ini telah mencapai beberapa negara di dunia. Dalam sepekan terakhir, ada laporan peningkatan penyebaran virus di negara-negara termasuk Korea Selatan, Iran, Italia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Jepang. Hal ini tentu saja meningkatkan kekahawatiran masyarakat dunia terhadap virus ini. Korban meninggal akibat infeksi virus Corona diseluruh dunia hingga Jumat (28/2) mencapai 2.858 orang. Sekitar 2.788 kematian berasal dari China daratan, terutama Provinsi Hubei.
Sampai saat ini belum ada pengobatan maupun vaksin untuk mencegah infeksi oleh SARS-CoV-2,namun China mengklaim setidaknya sudah menemukan vaksin pertama untuk penyakit COVID 19 atau virus Corona. Menurut Wakil Menteri Sains dan Teknologi China, Xu Nanping dalam konfrensi pers jumat 21 feb 2020 ( CNBC Indonesia ) mengatakan bahwa vaksin tersebut akan melalui uji klinis sekitar akhir April mendatang, setelah sebelumnya WHO janjikan vaksin virus Corona baru bisa tersedia dalam 18 bulan kedepan.
Indonesia sampai saat ini merupakan salah satu Negara di Asia Tenggara yang belum terinfeksi virus Corona dimana sebelumnya negara tetangga Indonesia telah mengkonfirmasi adanya virus Corona termasuk Singapura yang merupakan tetangga terdekat Indonesia telah mengkonfirmasi sebanyak 93 kasus.
Menurut Profesor Epidemiologi dari Harvard University Marc Lipsitc mengemukakan bahwa secara statistic Indonesia tidak mungkin nol kasus dari kasus virus Corona, walaupun Lipsitch juga telah memperingatkan adanya kemungkinan Pandemi Global antara 40 sampai 70 persen populasi dunia bisa terinfeksi meski tak semuanya akan jatuh sakit.
Bahkan para Diplomat Amerika Serikat telah menyatakan kekhawatirannya kepada pemerintah Indonesia atas penanganan wabah Virus Corona. Mereka juga memperingatkan akan kebutuhan urgensi yang diperlukan dan meminta pemerintah Indonesia agar lebih sering melakukan pengujian virus Corona. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa banyak rumah sakit di Indonesia tidak memiliki Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, tidak ada ruang isolasi yang cukup dan tidak memadainya transportasi specimen.
Menteri kesehatan Republik Indonesia Dr Terawan mengemukakan bahwa pemerintah telah melakukan semua upaya medis untuk mencegah masuknya virus Corona di Indonesia, dengan cara telah melakukan pemeriksaan kesehatan di ratusan titik yang berisiko terinfeksi. Hal ini tak hanya dilakukan di bandara tetapi juga didarat dan di pelabuhan, dimana alat pemindai suhu tubuh digunakan bagi siapapun yang memasuki wilayah Indonesia.
Dari data yang didapatkan hingga saat ini ada 134 spesimen dari suspect virus Corona di Indonesia, namun semua sample tersebut dinyatakan negative. Pemerintah Indonesia hingga saat ini terus melakukan observasi terhadap orang yang menunjukkan gejala yang mirip saat terinfeksi dengan virus Corona terutama bagi mereka yang baru pulang dari daratan china dan sejumlah negara yang warganya terinfeksi virus tersebut.
Hingga saat ini Kemenkes setiap hari menerima specimen supect virus Corona dari seluruh Indonesia untuk diteliti untuk memastikan sampai sekarang kita masih nol kasus dan mudah-mudahan virus corona tersebut tidak akan pernah ada di Indonesia. Cara yang telah diterapkan ini merupakan bagian dari persiapan kapasitas regulasi kesehatan secara international dan walaupun sampai saat ini Indonesia masih pada tahap nol kasus, pemerintah tetap bersiaga dan berjaga-jaga untuk segala kemungkinan terburuk pada saat ini.
Kepala biro kerjasama international kementerian kesehatan Indonesia Acep Somantri mengatakan bahwa Indonesia telah mempunyai kesiapan yang cukup baik dalam system laboratorium. Pemerintah Indonesia dalam hal ini di support oleh 6 laboratorium regional seperiti Makassar, Surabaya dan beberapa wilayah lainnya, dimana laboratorium tersebut sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO dan didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Semua orang harus tetap waspasa dan tetap memperhatikan langkah-langkah dan panduan yang baik bagaimana mengurangi resiko terjangkit virus corona ini. Gan Kim Yong Menteri kesehatan Singapura menegaskan bahwa dengan tidak selalu menyentuh wajah merupakan bagian dari upaya untuk mencegah terjadinya penularan virus ini, selain mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur. Ini mungkin sederhana tetapi efektif dalam mencegah semua jenis infeksi.
Mengenakan masker saat kita sehat seringkali malah memberi rasa aman yang salah dan lebih cenderung menyentuh wajah ketika terus menerus membetulkan masker yang merupakan salah satu penyebaran penyakit. Potensi paling besar terjadinya penularan adalah dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus. Masker sebenarnya tidak bisa memberikan perlindungan yang efektif.
Apabila seseorang menyentuh permukaan, virus bisa berpindah ketangan dan jika kemudian seseorang menggosok mata ataupun menyentuh wajah tanpa mencuci tangan hal ini mungkin yang bisa menyebabkan seseorang akan terinfeksi.(*)