Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

ILC TV One

Serunya ILC TV One Semalam Alumni Wuhan Cerita Pengalaman Minta Tak Panik, Effendi: 97% Bisa Sembuh

Serunya ILC TV One Semalam Alumni Wuhan Cerita Pengalaman Minta Tak Panik, Effendi: 97% Bisa Sembuh

Editor: Mansur AM

TRIBUN-TIMUR.COM - Serunya ILC TV One Semalam Alumni Wuhan Cerita Pengalaman Minta Tak Panik, Effendi: 97% Bisa Sembuh

Presiden ILC TV One Karni Ilyas, Selasa (3/3/2020)  tadi malam mengulas tema Virus Corona Tiba di Indonesia.

Sejumlah narasumber hadir termasuk dua WNI yang pernah dievakuasi di Wuhan dan diobservasi di Natuna.

Alumni Wuhan itu adalah pasangan suami istri; Dody Setiawan dan Firny.

Foto Penampilan Terbaru Bella Shapira, Beda Saat Suami Masih Jenderal TNI Sekarang Bos Emas Antam

Preman Pasar Dalam Masalah Besar Setelah Keroyok Praka Bambang Anggota Yonif Raider, Cek Kronologi

Seperti dilansir tribun-timur.com dari akun youtube Indonesia Lawyers Club, ternyata alumni Wuhan ini berdomisili sementara di Depok, satu kompleks dengan dua warga positif tertulas Virus Corona.

Pasangan Dody Setiawan dan Firny menceritakan mereka selesai observasi di Pulau Natuna pada 15 Februari 2020.

Kemudian 19 Februari berangkat ke rumah keluarga di Solo.

Selanjutnya tanggal 26 Februari 2020 kembali ke kompleks Studio Alam Indah, perumahan yang didiami keluarga yang kebetulan juga di kompleks itu berada dua warga yang Senin (2/3/2020) diumumkan positif  tertulas Virus Corona.

"Secara pribadi saya khawatir ada warga yang menyalahkan kami. Ini ada dari Wuhan dan Natuna. Faktanya kami tidak kenal dan tidak pernah kontak sama sekali dengan dua warga yang positif itu," kata Firny.

Foto Penampilan Terbaru Bella Shapira, Beda Saat Suami Masih Jenderal TNI Sekarang Bos Emas Antam

Preman Pasar Dalam Masalah Besar Setelah Keroyok Praka Bambang Anggota Yonif Raider, Cek Kronologi

Sementara sang suami Doddy meminta masyarakat tidak panik. Cukup kepanikan semasa di Wuhan menjadi pelajaran berharga.

"Wajar kalau ada kepanikan tapi jangan berlebihan. Tapi yang jelas perlu ada effort dari pemerintah untuk meyakinkan warga yang berdomisili di sekitar lokasi yang tertular untuk tidak panik berlebihan," kata Dody.

Simak video selengkapnya:

Sementara pengamat komunikasi Effendi Ghozali menyampaikan kabar gembira bahwa 97 persen penderita Virus Corona bisa sembuh.

Kisah Pasien Positif Corona Kemudian Dinyatakan Sembuh

Seorang pasien penderita virus corona asal Wuhan, China menceritakan perjuangannya melawan virus tersebut.

Sebelum akhirnya sembuh, seperti yang dilansir TIME, ia mengalami banyak hal, mulai dari kunjungan berkali-kali ke rumah sakit, gejala yang berat yang membuatnya berpikir ia akan meninggal, sampai isolasi di bawah pengawasan polisi.

Tiger Ye (bukan nama sebenarnya) merupakan mahasiswa 21 tahun asal Wuhan, kota tempat pertama kali virus corona muncul.

Saat itu ia merasa sangat lemah saat sedang makan malam.

Ia memeriksa suhunya yang ternyata cukup tinggi.

 Saat itu, belum banyak yang diketahui tentang virus corona atau Covid-19.

Baca: Kenali Gejala Awal Infeksi Virus Corona

Baca: Cara Sederhana Menangkal Virus Corona Menggunakan Ramuan Empon-empon Khas Nusantara

Baca: UPDATE: 2 Pasien Positif Virus Corona Kondisinya Membaik, Sudah Lepas Infus dan Selang Oksigen

ilustrasi virus corona 2
ilustrasi virus corona

Namun diberitahukan, virus tersebut sangat mudah menular.

Tengah malam, Ye pergi ke rumah sakit terkenal di kotanya, RS Tongji.

Di ruang tunggu, banyak pasien yang memiliki gejala yang sama dengannya.

Ia pun sadar ia harus menunggu lama untuk akhirnya diperiksa.

"Saya takut... Ada banyak berkas yang ditumpuk di meja, setiap dokter mengenakan pakaian pelindung, sesuatu yang tak pernah saya lihat sebelumnya," ucapnya seperti yang dilansir TIME.

Baca: Kenali Gejala Awal Infeksi Virus Corona

Baca: Cara Sederhana Menangkal Virus Corona Menggunakan Ramuan Empon-empon Khas Nusantara

Baca: Semua Penderita Virus Corona di Vietnam Sembuh, Begini Cara Dokter Obati Para Pasien

Di malam itu, karena gejala yang dialami Ye dinilai tidak tergolong parah, dokter menyuruhnya pulang dan mengarantina dirinya sendiri.

Sebelum pulang, Ye membeli obat dari rumah sakit kecil di dekatnya setelah meninggalkan Tongji.

Dua minggu setelahnya, Ye hidup dengan kegelisahan.

Ye bertanya-tanya tentang penyakitnya yang gejalanya makin parah dari hari ke hari.

Empat hari pertama, penyakitnya itu menyerangnya dengan brutal.

Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan.
Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan. (AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT)

"Saya menderita demam tinggi dan nyeri yang menyiksa di setiap bagian tubuh saya," kata Ye.

Ye menghabiskan hari-hari menonton kartun Jepang untuk mengalihkan perhatian dari ketidaknyamanan itu.

Empat hari kemudian, di hari Ye membuat janji dengan rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan, pemerintah Wuhan telah mengunci kota, melarang siapa pun pergi untuk menghentikan penyebaran virus.

Semuanya berubah dalam sekejap: jalan-jalan kosong, harga buah dan sayuran melonjak, dan penduduk bahkan tidak yakin apakah mereka diizinkan meninggalkan apartemen mereka.

Situasi di Hubei makin kacau saat pasien yang kemungkinan besar terkena virus corona jumlahnya jauh melebihi kapasitas rumah sakit.

Saat Hubei mulai menghitung pasien yang didiagnosis dengan CT dan juga dengan asam nuklet, jumlah terkonfirmasi langsung mendekati 50 ribu orang.

Kondisi Ye juga memburuk.

"Saya batuk seperti akan mati rasanya," katanya.

Baca: Kenali Gejala Awal Infeksi Virus Corona

Baca: Cara Sederhana Menangkal Virus Corona Menggunakan Ramuan Empon-empon Khas Nusantara

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

Di rumah sakit, beberapa CT scan menunjukkan kemungkinan besar Ye terkena virus corona yang telah menyebar ke paru-parunya.

Dokter ragu-ragu apakah Ye memenuhi syarat untuk menjalani tes asam nukleat, tes untuk mengkonfirmasi apakah ia benar-benar telah terinfeksi.

Tetapi diputuskan bahwa kasusnya Ye tidak cukup parah.

Pasokan alat tes itu diperuntukkan bagi pasien yang lebih kritis saja.

Ye kembali dipulangkan.

Ketika Ye hanya dirawat di rumah setelah kunjungan keduanya ke rumah sakit, tanpa tahu apakah dia terkena virus corona atau tidak, saudara lelakinya dan neneknya juga mulai menunjukkan gejala yang sama.

Dalam semalam, kondisi Ye memburuk ke titik yang dia pikir akan mati.

"Saya pikir saya mengetuk pintu neraka," katanya.

Baca: Kenali Gejala Awal Infeksi Virus Corona

Baca: Cara Sederhana Menangkal Virus Corona Menggunakan Ramuan Empon-empon Khas Nusantara

Ye kembali ke rumah sakit setelah suhunya melonjak hingga 39 derajat Celcius.

Dokter memberinya tetes infus dan memberikan Kaletra, obat kombinasi yang digunakan untuk mengobati HIV yang telah menunjukkan beberapa keberhasilan dalam memerangi virus corona.

Suhunya akhirnya turun menjadi 37 derajat.

Seminggu setelahnya, Ye tampaknya mencapai titik balik.

Kondisi Ye terus membaik ketika ia akhirnya mendapatkan salah satu test kit pada 29 Januari, yang mengkonfirmasi bahwa dia memang terkena virus.

Doktermemberinya obat antiviral Aluvia selama lima hari dan mengirimnya kembali ke apartemennya untuk karantina, mengingat karena rumah sakit tidak memiliki cukup tempat tidur untuk menampungnya.

Di hari kesembilan, atau pada tanggal 7 Februari, serangkaian tes asam nukleat kembali dilakukan.

Ye dinyatakan negatif, tetapi bukan berarti Ye sudah sembuh total.

Setelah ada laporan bahwa bahkan pasien yang dites negatif bisa kembali kritis, pemerintah setempat mengkarantina Ye di sebuah hotel yang telah berubah menjadi rumah sakit darurat.

Polisi berjaga di luar untuk mencegah siapa pun pergi atau masuk.

Ye akhirnya diizinkan pulang lima hari kemudian, mengakhiri perjuangannya selama lebih dari tiga minggu.

Ia bersyukur dirinya berhasil sembuh.

Ye memberi hormat kepada para dokter dan perawat yang mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk membantunya.

Beberapa dokter mengatakan kepadanya bahwa mereka curiga mereka juga terjangkit virus corona, tetapi mereka terus merawat pasien.

Seperti kebanyakan warga China pada umumnya, Ye sangat kritis terhadap respons pemerintah terhadap wabah tersebut, terutama respons awal yang lambat dari pejabat setempat.

"Hubei telah kehilangan satu kesempatan ketika mereka mencoba untuk menyembunyikan sesuatu," kata Ye.

"Hal-hal tidak akan sampai seperti ini jika pemerintah tidak menyembunyikan informasi sebulan yang lalu."

Ye termasuk orang yang beruntung, karena ayahnya yang merupakan pekerja kesehatan, selalu waspada akan penyebaran virus ini.

Baca: Kenali Gejala Awal Infeksi Virus Corona

Baca: Cara Sederhana Menangkal Virus Corona Menggunakan Ramuan Empon-empon Khas Nusantara

Lebih dari 1000 orang meninggal dunia akibat virus corona di Provinsi Hubei.

Kurangnya tempat tidur rumah sakit, alat tes dan peralatan medis dasar lainnya mengakibatkan banyak orang harus antri berjam-jam untuk mendapatkan diagnosis dokter.

Beberapa meninggal bahkan sebelum menemui dokter.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Pasien Virus Corona Sebelum Akhirnya Sembuh: Batuk-batuk Seperti Mau Mati, 

Foto Penampilan Terbaru Bella Shapira, Beda Saat Suami Masih Jenderal TNI Sekarang Bos Emas Antam

Preman Pasar Dalam Masalah Besar Setelah Keroyok Praka Bambang Anggota Yonif Raider, Cek Kronologi

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved