Isu Virus Corona di Makassar
Jangan Panik! Simak Fakta-fakta Informasi Virus Corona Masuk di Makassar Beredar di WhatsApp
Jangan Panik! Simak Fakta-fakta Informasi Virus Corona Masuk di Makassar Beredar di WhatsApp
TRIBUN-TIMUR.COM - Jangan Panik! Simak Fakta-fakta Percakapan WhatsApp Virus Corona Masuk di Makassar.
Percakapan WhatsApp terkait virus corona yang telah masuk di Makassar, membuat sejumlah warga panik.
Bahkan, dalam percapakan tersebut, korban telah menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Kabarnya pun menyebar cepat. Sejumlah warga, menjadikan hal tersebut pembahasan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr Naisyah Tun Azikin pun angkat bicara.
Ia menyatakan, hingga saat ini belum ada satupun warga Makassar yang terjangkit Virus Corona.
"Jadi kami tegaskan belum ada satupun warga Makassar yang terjangkit Virus Corona. Yang beredar kabar itu hanya hoax," ujar Naisyah, Senin (2/3/2020).
Naisyah juga mengklarifikasi mengenai obrolan percakapan whatsApp mengenai virus Corona di Makassar.
Bahkan dr Naisyah sudah menghubungi langsung pengunggah pertama kabar itu yang juga berprofesi sebagai dokter.
Ia mengatakan, si pengunggah ini mengaku tidak bermaksud lain.
• Ratusan Atlet Muda Ikut Workshop Satria di Makassar
• Pemerintah Indonesia Siapkan 100 Rumah Sakit di Seluruh Indonesia untuk Tangani Corona, Ini Dia
Ia hanya menyampaikan kepada rekannya, bahwa virus tersebut berada di Indonesia, setelah Presiden Jokowi mengumumkan dua warga Indonesia terjangkit virus mematikan ini.
Berbagai upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Makassar, untuk mencegah Virus Corona.
Seperti, melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sulsel, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan RS Wahidin Sudirohusodo.
"Jadi sudah ada tim. Mereka akan bekerja tim surveilans. Jika ada seseorang yang di indikasi memiliki suhu tubuh yang tidak stabil, itu akan dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo sebagai koordinator wilayah penanganan virus Corona," katanya.
Berikut tangkapan layar percakapan WA yang jadi perhatian itu :
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, dr Ichsan Mustari, mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan khususnya, mengatur pola makan, sehingga gizinya tetap terjaga.
"Gizi itu penting, kenapa karena dengan gizi yang stabil, daya tahan tubuh seseorang bisa kuat. Seseorang bisa tertular virus ketika daya tahan tubuh seseorang lemah," ujar Ichsan.
Ia meminta masyarakat di Sulsel, khususnya di Kota Makassar tidak cemas menanggapi kabar tersebut.
Pasalnya, belum ada satu orang di Sulsel yang terjangkit virus mematikan ini.
"Di Makassar belum ada. Kalau ada yang sebar informasi bahwa di Makassar sudah masuk itu hoax. Makassar aman saja," tegas Ichsan.
Ia menambahkan, untuk menjaga kesehatan gizi, seseorang dituntut untuk memakan - makanan sehat, seperti sayur mayur, buah, ikan, dan daging secukupnya.
Adapun langkah-langkah pencegahan agar virus ini tidak merebak di Sulsel, Dinas Kesehatan membentuk tim.
Tim ini bertugas di pintu masuk Makassar, baik di Bandara maupun di Pelabuhan.
"Jadi tim kita akan mengecek para orang yang masuk di bandara atau pelabuhan. Untuk mengidentifikasi tentu di cek melalui Thermoscane. Jika suhu tubuhnya tidak stabil tentu segera mendapatkan tindakan khusus," Ichsan menambahkan.
Reaksi IDI Makassar
Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar dr Wachyudi Muchsin SH mengimbau masyarakat tidak panik atas pengumuman Presiden Joko Widodo.
• Ratusan Atlet Muda Ikut Workshop Satria di Makassar
• Pemerintah Indonesia Siapkan 100 Rumah Sakit di Seluruh Indonesia untuk Tangani Corona, Ini Dia
"Kita harus tetap positif dan tenang," jelasnya saat dihubungi Tribun Timur, Senin (2/3/2020).
Dokter Yudi juga meminta masyarakat tetap mewaspadai dan mengantisipasi penyebaran virus corona.
Dari Wuhan hingga sampai ke Indonesia, Kenali Gejala dan Cara Pencegahan Virus Corona (Ist)
"Imbauan kepada masyarakat pertama jangan panik. Kedua, tetap hati-hati. Ketiga, jangan termakan hoaks di media sosial yang menyesatkan tunggu arahan pemerintah,"lanjut dokter Yudi.
Dokter koboy sapaan akrab dokter Yudi mengatakan sekitar 20 persen pasien mempunyai kasus penyakit yang parah atau menjadi sakit kritis.
"Demam menjadi gejala paling umum di antara pasien yang terpapar corona. Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi, sedangkah lebih dari setengahnya mengalami kelelahan disertai batuk kering," jelasnya.
Ia juga menyebutkan kurang lebih sepertiganya mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.
"Gejala pertama mungkin tidak muncul tepat setelah seseorang terinfeksi," jelasnya.
Lanjut Yudi yang juga ketua kempo makassar ini pasien mungkin terinfeksi tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.
• Ratusan Atlet Muda Ikut Workshop Satria di Makassar
• Pemerintah Indonesia Siapkan 100 Rumah Sakit di Seluruh Indonesia untuk Tangani Corona, Ini Dia
"Namun, saat gejala muncul, dapat mirip dengan pneumonia. Covid-19 dapat memburuk dari waktu ke waktu, di mana inilah yang membedakannya dari pneunomia. Pneumonia biasanya tidak berkembang pesat," terangnya.
Gubernur Nurdin Abdullah Imbau Warga Hindari Tempat Ramai
Menindaklanjuti kasus Virus Corona di Indonesia, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah juga mengimbau warga untuk tak datang ke tempat ramai jika tidak mendesak.
"Kepada seluruh masyarakat Sulawesi Selatan supaya kurangi dulu bersentuhan dan datang ke tempat-tempat keramaian, kalau tidak perlu,"ujarnya di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (2/3/2020).
Selain itu, mengimbau warga Sulsel untuk menjaga kesehatan.
"Tubuh yang lemah mudah masuk (penyakit). Bukan hanya Corona, tapi semua virus,"tambahnya.
Nurdin Abdullah juga menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan mempersiapkan ruang isolasi jika terjadi kasus suspect Virus Corona.
Selain itu, mantan bupati Bantaeng ini juga meminta pihak Angkasa Pura untuk memperketat masuknya warga negara asing di Sulawesi Selatan, setelah adanya kasus Virus Corona di Indonesia.
• Ratusan Atlet Muda Ikut Workshop Satria di Makassar
• Pemerintah Indonesia Siapkan 100 Rumah Sakit di Seluruh Indonesia untuk Tangani Corona, Ini Dia
Berikut Videonya:
Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut cara-cara mencegah Virus Corona:
1. Jaga tangan tetap bersih
Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, atau menggunakan cairan pembersih berbasis alkohol.
Membersihkan tangan secara berkala penting, kendati tangan tampak bersih.
Terutama:
- Setelah batuk atau bersin
- Saat merawat orang sakit
- Sebelum, saat, setelah menyiapkan makanan
- Sebelum makan
- Habis dari kamar mandi
- Tangan terlihat kotor
- Setelah memegang binatang atau kotoran binatang
Cara membersihkan tangan pun tak sembarangan.
Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir minimal 40 detik.
Untuk pengguna cairan pembersih tangan, gunakan merata di tangan dan biarkan sekitar 20 sampai 30 detik.
2. Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
Lindungi orang lain tertular sakit dengan cara menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
Tutup dengan tisu, lengan, atau bagian dalam siku untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri saat batuk atau bersin.
Buang tisu bekas batuk dan bersin ke tempat sampah. Lalu, bersihkan tangan kembali setelah itu.
3. Hindari kontak dengan orang lain saat sakit
Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang lain saat kondisi tubuh sedang demam, pilek, atau mengalami gejala flu.
Selain itu, hindari meludah di tempat umum untuk mencegah penularan virus dan bakteri.
Saat tubuh terasa demam, batuk, dan kesulitan bernapas, hubungi dokter.
4. Hindari kontak dengan orang sakit
Jaga diri sendiri saat akan melakukan kontak dengan orang yang sakit.
Hindari menyentuh bagian mata, mulut, dan hidung orang yang sedang sakit.
Selain itu, jaga diri Anda saat akan kontak dengan ternak maupun binatang liar.
5. Jaga keamanan pangan
Menjaga keamanan pangan juga bisa mencegah penularan virus dan bakteri berbahaya.
Sebisa mungkin gunakan pisau dan talenan berbeda untuk memotong daging mentah dan bahan makanan matang.
Sebelum memegang makanan matang, jangan lupa cuci tangan dulu setelah memegang bahan makanan mentah.
Lindungi juga keluarga dari bahan makanan berbahaya seperti daging binatang yang sakit atau mati karena penyakit.
Di tempat asal persebaran virus, bahan makanan bisa aman dikonsumsi asalkan diolah dengan cara yang tepat.
Hal yang tak kalah penting, saat belanja atau beraktivitas di pasar, bersihkan tangan dengan seksama setelah memegang binatang dan produk binatang.
Hindari memegang mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan dengan cara yang tepat. (*)