Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pria Bone Rakit Helikopter

Di Pinrang Ada Haerul, Di Bone Ada Kaharuddin Rakit Helikopter, Belajar dari YouTube

Sudah lima kali Kaharuddin mencoba menerbangkan helikopter rakitannya. Tukang las asal Kabupaten Bone itu belum juga menyerah.

Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Hasriyani Latif
hardiansyah/Tribunwajo.com
Tukang las asal Kabupaten Bone, Kaharuddin (40) merakit helikopter dari besi tua dan mesin mobil bekas 1000 cc di bengkel lasnya, Senin (2/3/2020). 

TRIBUNBONE.COM, CINA - Belum lama ini, Haerul, pemuda asal Kelurahan Pallameang, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi viral.

Hal itu setelah pesawat ultralight hasil rakitan Haerul sukses terbang dalam percobaan di Pantai Ujung Tape di Pinrang.

Saat ini, Kaharuddin (40), pria asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan juga sedang merakit helikopter

Sudah lima kali Kaharuddin mencoba menerbangkan helikopter rakitannya. Tukang las asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan itu pantang menyerah.

Ditemui di bengkel lasnya di Jl Poros Bone - Sinjai, tepatnya di Dusun Buae, Desa Kawerang, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Kaharuddin (40) mengatakan, masih akan terus melanjutkan usahanya untuk menerbangkan helikopter yang ia rakit sendiri.

Percobaan pertama ia lakukan pada 21 Februari 2020 lalu. Kendati belum berhasil, Kaharuddin masih terus mencoba melakukan percobaan untuk menerbangkan helikopternya. Percobaan terakhir dilakukan pada 28 Februari 2020 lalu.

"Sudah lima kali ini dicoba, yang pertama cuma sebagian yang terangkat dan juga bagian bawahnya yang berputar," katanya kepada Tribun Timur, Senin (2/3/2020).

Kaharuddin dibantu oleh beberapa orang merakit helikopter yang sedari Mei 2019 lalu. Dengan menggunakan mesin mobil bekas dengan kapasitas 1000 cc, Kaharuddin masih berupaya menyempurnakan halikopter rakitannya.

"Kemarin waktu Ramadan, sebulan full dikerja tiap malam. Ini mesin Suzuki Carry, bekas saya perbaiki. Kemarin bermasalah businya. Makanya pesan langsung dari Jakarta," katanya.

Kaharuddin yang merupakan alumnus STM 1 Makassar (kini SMKN 2 Makassar) itu menyebutkan, sejak dulu ia memang bercita-cita membuat helikopter.

YouTube dan google menjadi tempatnya belajar merakit helikopter. Rangka besi dan mesin yang dirakit Kaharuddin tersebut berbobot 240 kg. Ayah dua orang anak itu sesumbar, mampu menerbangkan helikopter rakitannya.

"Mudah-mudahan bisa terbang secepatnya ini, kalau lagi tidak ada kerjaan yah kerja lagi, ini kan cuma selingan kalau tidak ada kerjaan," katanya.

Helikopter rakitan Kaharuddin pun diparkir di depan rumahnya, di dekat Bengkel Las Buae Bone, bengkel las miliknya yang berdiri sejak 2003 silam.

Kisah Haerul, Pemuda Pinrang Bikin Pesawat Ultralight

Pada tahun 2002, seorang montir asal PinrangSulawesi Selatan, yang bernama Haerul (34) membuat helikopter.

Namun, helikopter yang ia rakit gagal terbang. Pantang menyerah, Haerul meneruskan mimpinya.

Ia ingin membuat pesawat karena penasaran rasanya terbang naik pesawat.

Sebab, ia belum pernah menaiki pesawat terbang.

Setelah 17 tahun kemudian, tepatnya September 2019, Haerul kembali merancang pesawat terbang dari barang bekas.

Sayap pesawat dibuat dari parasut bekas yang biasanya dijadikan penutup mobil, sedangkan mesin pesawat ia buat dari mesin motor Kawasaki Ninja RR 150 CC.

Ia mengaku menghabiskan dana sekitar Rp 25 juta untuk merakit pesawat.

Biaya terbesar dihabiskan untuk membeli mesin sepeda motor.

Menggunakan barang bekas yang terdiri aluminium, kain parasut, roda gerobak pengangkut pasir, Haerul kemudian merakit body pesawat.

"Baling-balingyna dari kayu, badannya dari besi dan aluminium, dan sayapnya terbuat dari pembungkus parasut mobil. Jadi kebanyakan bahannya dari barang rongsokan," ujar Haerul menyebutkan.

Uji coba pertama dilakukan pada 29 November 2019, tetapi pesawat tersebut gagal terbang.

Tak putus asa, Haerul dan 2 montir di bengkelnya, Muh Yusuf dan Wawan, kembali memperbaiki pesawat rakitannya.

Mereka bertiga lebih banyak mengerjakan pesawat rakitan pada malam hari.

Saat siang, mereka menggarap pesanan motor dirt bike pengangkut gabah.

Selama merakit pesawat, Haerul didampingi mantan penerjun Kopassus Kapten Halid yang memiliki pengetahuan tentang pesawat jenis ultralight.

Haerul juga menonton video tutorial membuat pesawat udara melalui YouTube.

Baginya, pengetahuan bisa didapatkan melalui beragam media.

"Termasuk pengetahuan soal pembuatan pesawat ini. Saya hanya belajar otodidak lewat YouTube," ucap Haerul.

Pesawat rakitan Haerul telah uji terbang sebanyak 5 kali, tetapi selalu gagal.

Uji terbang yang mendapat perhatian publik adalah di Lapangan Malimpung, Kecamatan Patang Panua, Kabupaten Pinrang, Minggu (12/1/2020).

Haerul sendiri yang mengemudikan pesawat rakitannya.

Sayangnya, uji coba terbang hari itu juga gagal.

Kapten Halid, mantan penerjun Kopassus yang mendampingi Haerul, mengatakan, Haerul belum menguasai cara menerbangkan pesawat.

"Dari hasil uji terbang, kami akan melakukan revisi. Uji coba tadi yang gagal terbang, termasuk pada Haerul jadi pilot, belum terlalu menguasai cara terbang pesawat," kata Halid.

Setelah beberapa kali melewati perbaikan, pesawat rakitan Haerul berhasil terbang.

Uji coba terakhir dilakukan di Pantai Langga, Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Pinrang, Rabu (15/1/2020).

Bukan hanya terbang setinggi 20 meter, pesawat kecil buat Haerul tersebut sempat bermanuver sebanyak 2 kali disaksikan oleh puluhan warga Langga, Kabupaten Pinrang.

Haerul mengaku perasaannya bercampur aduk saat pesawatnya akhirnya bisa melayang di udara.

"Pesawat dicoba terbang dengan landasan pasir pantai. Saya terbang dengan perasaan waswas dan juga senang," ujar Haerul.

Pria putus sekolah atau hanya duduk hingga bangku kelas V SD ini mengaku bangga mampu mewujudkan mimpinya bisa terbang menggunakan pesawat rakitannya.

"Yang membuat saya terus semangat adalah obsesi saya ingin menaiki pesawat terbang. Sejak kecil belum pernah naik pesawat," kata Haerul.

Dapat Nyinyiran

Haerul pun menceritakan suka duka selama merakit pesawat.

Tak jarang dirinya dihantui komentar nyinyir dari orang-orang sekitar kala bertekad terbang menggunakan pesawat udara buatan sendiri.

Kebanyakan di antara mereka tak yakin bahwa pesawat itu akan berhasil diterbangkan.

"Mungkin karena beberapa kali dicoba, lalu gagal. Jadi mereka menganggap proyek ini mustahil," kata Haerul.

Meski beragam nyinyiran hadir, Haerul tetap teguh dan semangat untuk menyempurnakan karyanya sesuai harapan.

"Apalagi, proyek ini hanya sampingan. Kalau ada waktu luang, baru dikerjakan. Jadi proses pengerjaannya santai," ujar Haerul.

Yang membuat Haerul semangat mengerjakan proyeknya adalah dirinya mendapat dukungan dari keluarga dan rekannya.

Ke depan, ia akan mencoba membuat pesawat lebih bagus dari saat ini.

"Itu harapan saya. Saya akan coba buat yang lebih bagus. Misalnya, bisa memuat 3 orang," katanya.(*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved