Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Diskusi Publik IPB

Diskusi Publik IPB, Mentan SYL: Pengetahuan Mahasiswa Pertanian Harus Berguna di Desa

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta perguruan tinggi untuk bersinergi membangun pertanian.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Hasriyani Latif
Kementan
Suasana Diskusi Publik Dalam Penguasaan dan Pengembangan Inovasi Teknologi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional, di Auditorium Gedung Andi Hakim Nasoetion IPB, Selasa (25/02/2020). 

Menurut SYL, Agenda management harus berubah. Dengan demikian, tujuan pertanian harus makin maju, mandiri, makin modern. Tantangan untuk Indonesia adalah produksi, distribusi, logistik yang tinggi karena di antara pulau.

"Tantangan ini harus bisa kita peroleh jalan keluarnya dengan kemampuan lain. Produk pertanian kita harus ditingkatkan dengan cara ini dimana agenda intelektual dimainkan lebih kuat manajemen agenda kita coba lebih ke bawah ke lapangan jangan terlalu banyak teorinya lapangannya kemudian mendorong KUR untuk investasi yang besar," ungkap Syahrul.

Di kesempatan tersebut, Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria sangat mengapresiasi langkah-langkah Kementan di bawah komando Syahrul Yasin Limpo dalam memperbaiki basis data sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi hasil pertanian.

Menurutnya adanya AWR yang saat ini berada di Kementan menjadi langkah terupdate dalam membantu pemantauan permasalahan pertanian hingga kecamatan dan desa.

AWR Kementan, Modern dan Bukti Sinergitas Sektor Pertanian

Firli Bahuri yang Ditunjuk DPR RI Hentikan 36 Perkara Termasuk Dugaan Korupsi di DPR & Kementerian

"Isu pangan selalu update, karena isu yang abadi di dunia adalah soal pangan. Ada indeks ketahanan pangan, isu kemiskinan, isu kelaparan dan regenerasi petani.

Dengan data yang baik, bisa turut menghasilkan keputusan yang baik. Keseimbangan antara teknologi dan aliansi bisa lebih baik sehingga bisa membangun pertanian lebih baik," terangnya.

Selain itu, Arif Satria pun mendukung penuh penerapan program Pertanian Masuk Sekolah (PMS) yang dijalankan Kementan sebagai jalan keluar atas minimnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian.

Program tersebut, bisa menjadi kunci majunya pertanian Indonesia yang berjalan secara mandiri dan modern.

"Memang seharunya program PMS itu ada dimana-mana karena kalau bicara pertanian tidak boleh berada di menara gading yang terlalu asik dengan teori dan diskusi. Akan tetapi, anak-anak kita juga harus belajar konsep, teori dan definisi praktek di lapangan," jelasnya.

Arif Satria pun mengapresiasi kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan pusat data Agriculture War Room (AWR) yang dibangun Kementan secara singkat. Menurutnya, dari aspek intelektual, kedua terobosan ini patut diapresiasi karena erat kaitannya dengan dunia teknologi yang sedang dikembangkan kampus IPB.

"Saya melihat, hitung-hitungan area lahan melalui satelit dan artificial intelligence itu adalah agroklimat yang sangat bagus karena bisa membaca data secara cepat tentang berbagai hal. Misalnya soal berapa area lahan, kapan hujan sampai dengan persediaan pupuk bisa kita lihat dari satu ruangan. Ini sejalan dengan teknologi yang sedang dikembangkan IPB," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Ketua Forum Rektor Indonesia diwakiki sekjen Dr. Darsono,MBA, dan rektor perguruan tinggi negri dan Swasta serta mahasiswa Institut Pertanian Bogor.(*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved