Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mayat Wanita Tanpa Busana

Mayat Wanita Tanpa Busana Ditemukan di Warung Remang-remang, Diduga PSK, Kronologi

Mayat Wanita Tanpa Busana Ditemukan di Warung Remang-remang, Diduga PSK, Kronologi

Editor: Ansar
Daily Star
Ilustrasi PSK dan virus corona. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Mayat Wanita Tanpa Busana Ditemukan di Warung Remang-remang, Diduga PSK.

Mayat seorang wanita tanpa busana gegerkan warga di kawasan Mulyasari, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Rabu (19/2/2020).

Penemuan mayat tersebut di sebuah warung remang-remang.

Mayat wanita itu diketahui bernama Is (42).

Ditemukan di dalam kamar warung remang-remang dalam keadaan sudah tidak mengenakan pakaian.

Dengan posisi seperti bersujud, tangan dan mulutnya terikat handuk.

Praktik Prostitusi Berkedok Warkop, 3 PSK Bertarif Rp 150 Ribu Digrebek, Ditemukan Tisu Stamina

PSK Tanpa Busana Digrebek, Sembunyi di Belakang Pintu Hotel, Ngaku Sudah Ditiduri

Is diduga meninggal karena dibekap menggunakan handuk.

Deden mengatakan, penemuan mayat itu bermula dari laporan warga yang curiga, saat melihat warung korban tertutup.

 

Ketika dibuka, Is ditemukan sudah tidak bernyawa.

"Saat ditemukan kondisinya ada di lantai. Tangannya terikat dengan handuk kecil. Kami masih menyediki kasus ini," ujar Deden, saat dihubungi, Kamis (20/2/2020).

Seorang pria paruh baya ditemukan tewas di dalam kamar mandi kediamannya di Rumah Singgah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jalan Kedongdong, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamayan Bogor utara, Kota Bogor, Kamis (14/9/2017).
Seorang pria paruh baya ditemukan tewas di dalam kamar mandi kediamannya di Rumah Singgah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jalan Kedongdong, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamayan Bogor utara, Kota Bogor, Kamis (14/9/2017). (TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika)

Deden belum dapat menyimpulkan penyebab kematian Is. Namun, ia menduga Is menjadi korban pembunuhan.

"Sementara iya (korban pembunuhan)," katanya.

Personel Satreskrim Polres Subang, kata Deden, saat ini masih menyelidiki kasus tersebut.

Polisi juga tengah mencari keberadaan pelaku.

Begini Nasib PSK Asal China? Gara-gara Virus Corona 'Jualannya' Tak Laku, Akhirnya Lakukan Hal Ini?

 Wabah Virus Corona yang menyebar telah menjangkiti 17 ribu lebih warga 15 negara.

Sejauh ini, virus corona telah membunuh setidaknya 500 orang, selebihnya sudah sembuh dan belasan ribu masih dirawat di China.

Hingga saat ini, 6 Februari 2020, hampir menginjak 1 bulan lamanya virus corona menebar ancaman di Negeri Panda.

 Praktik Prostitusi Berkedok Warkop, 3 PSK Bertarif Rp 150 Ribu Digrebek, Ditemukan Tisu Stamina

 PSK Tanpa Busana Digrebek, Sembunyi di Belakang Pintu Hotel, Ngaku Sudah Ditiduri

 

Bahkan organisasi kesehatan dunia WHO memperingatkan dunia bahwa wabah ini telah menyebabkan dunia dalam situasi darurat.

Parahnya lagi, obat dari penyakit ini belum ditemukan.

Sedangkan pasien yang sembuh dengan cara berbeda-beda dan belum dipastikan obatnya.

Kini imbasnya tak hanya warga China di negaranya.

Namun orang-orang China di luar negeri mendapatkan dampak yang nyaris sama.

Apalagi perjalanan udara dari dan ke negeri bejuluk Tirai Bambu ini ditutup sejumlah negara.

 

Sama halnya dengan kisah para wanita malam alias PSK China yang berada di Selandia Baru.

Dampak virus corona ternyata menyebabkan mereka menjadi tidak laku di mata pelanggannya hanya karena mereka orang China.

Tak hanya itu saja, tindakan diskriminatif itu termotivasi oleh ras di kalangan klien mereka.

Mengutip Daily Star, Selasa (4/2/2020), banyak hal itu mereka lakukan.

Ya, berbagai cara dan upaya dilakukan oleh PSK asal China ini untuk tetap mendapatkan pelanggan.

Banyak dari mereka yang terpaksa menawarkan layanannya dengan potongan harga besar.

 

Tak hanya memangkas harga, mereka juga mengedit kewarganegaraan mereka.

Hal itu dilakukan saat menayangkan diri dalam iklan online dan mengaku sebagai orang Korea atau Jepang.

Seorang wanita etnis Tiongkok ini mengaku mengubah kewarganegaraanya di iklan daringnya.

Dia juga memangkas tarifnya dari 180 dollar AS (Rp2,4 juta) menjadi setengahnya yakni 90 dollar AS (Rp1,2 juta).

Menurutnya, bisnisnya itu merosot lebih dari 50% dalam dua minggu terakir sejak histeria virus corona melanda seluruh dunia.

"Bisnis saya menurun, sebelumnya tidak pernah seburuk ini," katanya kepada NZHerald.

 

"Padahal saya tidak pernah menyebutkan bahwa saya orang Tionghoa,

"Karena itu saya juga harus menawarkan diskon besar, tetapi klien menghindari kami," tambahnya.

"Seolah-olah kami ada virusnya," sambungnya.

 Praktik Prostitusi Berkedok Warkop, 3 PSK Bertarif Rp 150 Ribu Digrebek, Ditemukan Tisu Stamina

 PSK Tanpa Busana Digrebek, Sembunyi di Belakang Pintu Hotel, Ngaku Sudah Ditiduri

Industri Esek-esek

Mereka sebagian besar adalah penduduk Selandia Baru dari etnis Tionghoa, tetapi mereka belum mengunjungi China selama 8 tahun.

Tetapi klien memandangnya sebagai "tidak berbeda dengan mereka yang berada di Wuhan."

Mayoritas warga negara asing yang bekerja secara ilegal di industri esek-esek Selandia Baru diyakini orang Cina.

Hanya warga negara dan penduduk Selandia Baru yang diizinkan secara hukum untuk menjadi PSK.

Tetapi para migran dengan visa temporer sering mengiklankan bahwa mereka adalah orang asing.

Dan hanya di sana untuk waktu singkat untuk memohon klien yang menginginkan hal baru, meskipun ilegal.

 

Pekerja seks anonim mengatakan mereka yang ada di industri telah berhenti mengiklankan diri mereka sebagai pendatang baru, karena ketakutan terhadap virus corona.

Sejauh ini tidak ada kasus virus corona, tetapi sebagai pencegahan pemerintah setempat memblokir masuknya semua warga asing yang bepergian dari China. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mayat Diduga PSK di Warung Remang-remang Ditemukan Tanpa Busana, Tangan dan Mulutnya Terikat Handuk

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved