Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Pangkep

Kisah Patang, Pa'jala Ikan di Pangkep yang Dihormati Brimob, Kostrad, dan Security Semen Tonasa

Bapak Patang tak pernah menyerah, baginya majjala ikan kemudian menjualnya adalah pekerjaan yang halal.

Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Imam Wahyudi
Kisah Patang, Pa'jala Ikan di Pangkep yang Dihormati Brimob, Kostrad, dan Security Semen Tonasa - patangsa.jpg
Instagram
Patang, "Pa'jala" Ikan di Pangkep yang Dihormati Tentara, Brimob dan Security Semen Tonasa
Kisah Patang, Pa'jala Ikan di Pangkep yang Dihormati Brimob, Kostrad, dan Security Semen Tonasa - patang-pas.jpg
munjiyah/tribunpangkep.com
Patang, "Pa'jala" Ikan di Pangkep yang Dihormati Tentara, Brimob dan Security Semen Tonasa

TRIBUNTIMUR.COM, BUNGORO - Di Pangkep, kisah perjuangan ayah membiayai hidup tiga anak mudanya patut diacungi jempol.

Bapak Patang (68) adalah seorang pajjala ikan, atau dia biasanya pergi majjala (menjaring) ikan untuk dijual dan dikonsumsi bersama keluarganya.

Usai salat subuh, Bapak Patang bergegas mengayuh sepedanya menuju sungai untuk mencari ikan. Jarak mencari ikan dari rumahnya di Desa Mangilu, Kecamatan Bungoro sekitar 20 meter.

Jika jelang sore, ikan sudah dikumpulkannya diapun pulang sambil menjual hasil tangkapannya disepanjang jalan Labakkang menuju kampung Mangilu, kecamatan Bungoro Pangkep.

Bapak Patang tak pernah menyerah, baginya majjala ikan kemudian menjualnya adalah pekerjaan yang halal.

Selain majjala, dia juga bertani bersama istirinya Ibu Mauji (60).

Doa, semangat dan hasil dari menabung kini berbuah kesuksesan.

Ketiga anak lelakinya sukses mendapat pekerjaan.

Putra sulung telah lolos di bagian Brimob dan sekarang bertugas di Satuan Korps Brimob Bone, kemudian putra keduanya menjadi Security di PT Semen Tonasa dan putra bungsu yang telah lolos menjadi anggota TNI angkatan darat dan bertugas di Kostrad Kariango Maros.

Bapak Patang, adalah sosok yang tidak pantang menyerah, sosok yang tidak pemalu meskipun ketiga anaknya kini sudah bekerja.

"Alhamdulillah nak, semuanya sudah dapat kerja. Saya bahagia tetapi pekerjaan seperti ini majjala ikan sambil dijual sudah bertahun-tahun saya lakoni dan inilah juga termasuk hoby saya," katanya.

Melihat hasil kerja keras dari sang ayah, putra keduanya yang ditemui Tribun Timur di lokasi tempat tugasnya di area perumahan PT Semen Tonasa, Firman sangat bangga kepada sosok ayah dan ibunya.

Baginya ayah adalah lelaki yang kuat, tegar dan pantang menyerah sebelum melihat anak-anaknya berhasil.

Ibunya, menjadi orang yang juga paling berjasa disetiap sujud dan doa-doannya dalam salat.

"Keduanya rajin salat, selalu doakan kami bertiga hingga bisa seperti ini," ujar Firman.

Kepada Tribun Timur, Rabu (4/2/2020) dia bercerita mewakili kakak dan adiknya melihat proses perjuangan panjang ayah dan ibunya hingga mencapai kesuksesan seperti ini.

Ayahnya, Patang sudah puluhan tahun bekerja sebagai pajjala ikan dengan sepeda. Firman masih ingat kala itu dia masih duduk di bangku sekolah dasar.

Sementara ibunya seorang petani, pekerjaan lainnya serabutan seperti menunggu jasa panggilan menanam padi di sawah orang dan menjual kue.

Bagi ibu Firman, bekerjalah semampu diri yang penting halal dan membantu suami menghidupi anak-anaknya.

Firman bersaudara tiga orang, anak pertama bernama Anwar, dan lulus polisi di tahun 1999 yang dulunya ditugaskan di Kelapa 2 Cimanggis Depok, sebelum dipindah ke Kabupaten Bone Sulsel.

Firman sendiri mulai bertugas di PT Semen Tonasa tahun 2019 kemarin.

Anak ketiga Rifaldi, mulai bertugas di Satuan Kostrad Kariango Maros pada tahun 2016, yang sebelumnya ikut pendidikan di Jawa pada tahun 2015.

Momen mengharukan yang diabadikan Firman di sosial media itu terjadi beberapa hari lalu, saat kakak, adiknya juga pulang ke rumah.

"Kebetulan kami kumpul lengkap dan jarang sekali ada moment seperti ini. Makanya, saya abadikan momen langka itu sebagai kenangan," ujar Firman.

Bagi Firman, meski sudah bekerja mereka tetap tidak malu punya ayah yang masih bekerja sebagai pajjala ikan.

"Bapak seorang ayah yang tangguh, pekerja keras dan tidak pernah putus asa. Katanya, bekerjakan di jalan yang diridhoi Allah dengan ikhlas," ungkapnya.

Firman membeberkan, ayahnya Patang tidak pernah memaksa pekerjaan yang dilakoni anak-anaknya.

"Bapak sama ibu tidak pernah memaksa saya, kakak dan adik mau jadi apa. Mereka menyerahkan sepenuhnya ke kami," katanya.

Firman, saat ini adalah anak kedua yang tinggal menetap di Pangkep. Baginya dia hanya ingin menjaga ayah dan ibunya di hari tua seperti ini.

Kepada Tribun Timur, Firman juga menceritakan moment kakak dan adiknya sehingga lolos menjadi polisi dan tentara.

"Keduanya selalu mencoba, awalnya gagal tetapi terus mencoba hingga akhirnya lulus," kenangnya.

Sementara, adiknya Rifaldi paling bungsu itu punya kesan mendalam. Firman, kakak dan orangtuanya harus patungan demi adiknya bisa beli tiket ke Jawa waktu itu untuk mendaftar tentara.

"Kami patungan beli tiket hingga adik saya itu tasnya dari kardus dan pagi-pagi saya sendiri yang antar naik motor ke bandara," kenangnya.

Firman belajar arti kehidupan. Menurutnya bukan harta yang menjadikan seorang anak itu sukses tetapi bagaimana proses dari berusaha itu.

Firman, tak lupa pesan orangtuanya saling menghormati satu sama lainnya dan jangan semena-mena dengan orang yang lebih tua.

Kini, mereka bertiga membanggakan ayah dan ibunya di kampung halaman Kabupaten Pangkep.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved