Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Otoritas Jasa Keuangan

Aset Perbankan di Sulsel Capai Rp153,37 Trilliun, Tumbuh 5,67%

Nurdin dilantik oleh Anggota Dewan Komisioner OJK RI, Ahmad Hidayat yang disaksikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Ansar
abdiwan/tribun-timur.com
Kepala OJK Regional 6 Sulamapua, Moh Nurdin Subandi saat diambil sumpahnya, Senin (3/2/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Moh Nurdin Subandi resmi dilantik menjadi Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), Senin (3/2/2020).

Nurdin dilantik oleh Anggota Dewan Komisioner OJK RI, Ahmad Hidayat yang disaksikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, para bupati/walikota, serta pimpinan lembaga jasa keuangan.

Moh Nurdin Subandi menggantikan Zulmi yang telah bertugas sejak September 2017.

Selama menjabat sebagai Kepala Regional 6 Sulampua, Zulmi berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah, lembaga jasa keuanga melalui Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (FKIJK Sulselbar), lembaga-lembaga terkait, serta stakeholders lainnya.

Kolaborasi di bawah kepemimpinan Zulmi, tertuang dalam laporan Subandi selaku Kepala Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan.

Subandi menjelaskan, hingga Desember 2019, total aset perbankan di Sulawesi Selatan mencapai Rp153,37 trilliun, tumbuh 5,67%.

Tren serupa terjadi pada wilayah koordinasi Kantor Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua di mana pertumbuhan aset perbankan tertinggi terdapat di Provinsi Papua Barat dengan pertumbuhan 21,53% dan terendah di Provinsi Sulawesi Utara dengan pertumbuhan 0,34%.

"Untuk wilayah Sulawesi Selatan, pertumbuhan aset perbankan dipengaruhi oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 5,01% menjadi Rp99,99 triliun, dan pertumbuhan kredit 2,66% dengan nominal Rp123,45 triliun," kata dia.

"Kredit bank umum tumbuh 2,52% menjadi Rp120,90 triliun dan kredit BPR tumbuh 9,60% menjadi Rp2,55 triliun," tambah Subandi.

Labjut Subandi, Kredit UMKM juga tumbuh positif 2,52% dengan pangsa 33,56% dari total kredit.

Sejalan dengan itu, realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2019 mencapai Rp8,18 triliun atau 123,28% dari rencana bisnis bank pada awal 2019 sebesar Rp6,64 triliun, yang disalurkan kepada 308.057 UMKM dengan tingkat NPL yang rendah 0,07%.

"Realisasi KUR dibandingkan target juga mengalami peningkatan dari 90,7% pada tahun 2017, dan 121,9% pada tahun 2018," bebernya.

Di samping itu, penyaluran KUR di Sulawesi Selatan juga mengarah ke sektor produksi yaitu pertanian, perikanan, dan industri pengolahan, dengan pangsa 60,17%, telah melebihi target pemerintah, yaitu minimal 50%.

"Dengan kredit yang terus tumbuh positif, kinerja intermediasi perbankan di Sulsel masih terjaga pada level yang tinggi dengan indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 122,40%, lebih tinggi dari LDR perbankan secara nasional 93,55%," ucapnya.

"Hal ini menunjukkan bahwa permintaan kredit di Sulawesi Selatan sangat tinggi, bahkan menggunakan dana dari perbankan di luar Sulawesi Selatan," tambahnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved