Wisata Sulsel
Melancong di Sengkang? Jangan Lupa Beli Kain Sutra Sebagai Buah Tangan
Sengkang, ibu kota Kabupaten Wajo dikenal sebagai Kota Sutra. Tentu, ada alasan dong nama tersebut disematkan ke Sengkang.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Suryana Anas
Tak ada yang bisa melacak, kapan pastinya masyarakat Kabupaten Wajo menggeluti aktivitas menenun. Salah satu pengusaha kain sutra di Desa Pakkanna, Ridwan menyebutkan, pertanyaan perihal kapan pertama kali orang menenun di Kabupaten Wajo pernah ditanyakan ke orang tuanya.
"Jawaban mama saat itu juga sama, pernah ditanyakan ke mamanya, nenekku dan jawabannya sama juga ternyata. Jadi artinya sudah lama sekali dan tidak terlacak," ungkapnya.
Kendati alat tenun saat ini kian canggih. Namun, masyarakat di Desa Pakkanna tetap menggunakan tenaga manusia.
Peralihan alat tenun dari manual ke alat tenun bukan mesin (ATBM) sendiri dimulai pada 1951.
Meski demikian, Ridwan tetap menjaga keaslian motif dan corak khas kain sutra Sengkang. Perihal bahan baku pun, tergantung ketersediaan.
Tak banyak masyarakat yang beternak kokon, tapi Ridwan berharap dengan komitmen Pemerintah Provinisi Sulawesi Selatan untuk memperkuat persutraan lokal, kejayaan sutra Sengkang bisa kembali bersinar.
Omong-omong soal harga, kain sutra asli yang terbuat dari benang ulat sutra bisa mencapai jutaan rupiah per meternya, tergantung kerumitan motifnya.
Ada juga yang terjangkau, tapi tentu saja kualitasnya tak sebanding dengan sutra yang terbuat dari ulat sutra.
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)