Virus Corona
Fakta-fakta Kondisi Warga Indonesia di Wuhan, Tak Bisa Keluar Rumah hingga Harus Tahan Lapar
kisah seorang mahasiswa asal Indonesia bertahan kala Wuhan, dilanda wabah virus Corona menyita perhatian.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Virus corona yang menyebar di kota Wuhan, menjadi momok ketakutan bagi warga setempat.
Termasyj bagi para WNI yang bekerja atau mengenyam pendidikan di kota tersebut.
Seperti diketahui, kondisi beberapa WNI pun dikabarkan melalui sosial media pribadi mereka.
Bahkan mereka menceritakan secara detail kondisi yang dialami.
Seperti, kisah seorang mahasiswa asal Indonesia bertahan kala Wuhan, dilanda wabah virus Corona menyita perhatian.
Pria bermana Rio Alfi itu membuat video pribadi dan menceritakan kondisi perkotaan ditutup akibat menyebarnya virus Corona atau nCOV.
Satu dari sekian Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Tiongkok tersebut mengaku hanya bisa menunggu kabar baik dari pemerintah setempat dan KBRI.
Berikut fakta WNI yang tertahan di Wuhan dirangkum TribunTimurwiki dari kumpulan kisah WNI di Wuhan:
1. Stok Makanan Habis
Rio Alfi pun bercerita bahwa stok makanan mulai menipis dan harga sembako di Wuhan naik.
Serta berharap dapat segera dievakuasi ke kota yang lebih aman dari virus Corona.
Hingga Minggu (26/1/2020) sore ini, video yang diunggah Kompas TV kemarin Sabtu (25/1/2020) itu telah disaksikan sebanyak 380.591 kali.
Lalu disukai hampir enam ribu kali dan dikomentari sebanyak 1.314 komentar.
Sama seperti yang dialami seorang mahasiswi Indonesia yang berkuliah di Hubei Minzu University mengabarkan kondisi terbaru para mahasiswa Indonesia pasca-wabah virus Corona yang melanda di China.
Marina Febriana Chariah mengatakan, kondisi 10 mahasiswa asal Indonesia yang menempuh pendidikan di Hubei Minzu University, baik-baik saja.
Saat dihubungi oleh Tribunnews.com, Marina mengatakan, 10 mahasiswa Indonesia tersebut saat ini berada di asrama mahasiswa internasional.
Mengenai bantuan yang telah diberikan, ia mengaku telah mendapat bantuan berupa disinfektan hingga masker.
"Manajemen International Student di sini sangat suportif memberikan bantuan seperti semprotan disinfektan, thermometer, dan masker untuk mahasiswa internasional," ujar Marina Febriana Chariah, Senin (27/1/2020).
Mahasiswa jurusan kedokteran juga bilang, semua mahasiswa diimbau untuk tidak ke luar asrama.
"Mereka (Manajemen International Student) juga mengimbau kita, untuk tidak keluar dari asrama selama 2 minggu," ungkapnya.
"Jika ada keadaan yang memaksa kita untuk keluar, harus memakai masker, jika tidak pakai, tidak diperbolehkan untuk keluar," jelas Marina.
Ia mengungkapkan, saat ini persediaan makanan di asrama mahasiswa internasional Hubei Minzu University mulai menipis.
"Ada minimarket terdekat yang menyediakan bahan-bahan pangan seperti sayur-sayuran lengkap, tetapi semakin ke sini, stok di minimarket mulai menipis," ungkap dia.
Sehingga, ia bersama 9 teman mahasiswa asal Indonesia lainnya, berupaya membeli persediaan makanan untuk dua pekan ke depan.
"Jadi kemarin temen-temen, khususnya mahasiswa Indonesia berinisiatif untuk membeli bahan makanan untuk stok dua minggu," jelas Marina.
2. Keterbatasan Akses
Dalam video, Rio bercerita, Wuhan sudah ditutup selama tiga hari.
Artinya segala macam aktivitas manusia dibatasi, transportasi umum juga ditutup.
"Saya masih berada di Wuhan, sudah tiga hari Wuhan di Locked Down, transportasi umum sudah ditutup baik kereta, bus, subway dihentikan sementara waktu," paparnya.
Dia juga mengungkap keterbatasan beraktivitas menggunakan sepeda listrik speerti biasanya.
Mulai hari ini, mahasiswa dilarang menggunakan sepeda listrik kecuali mendapat izin dari pihak kampus.
Itupun harus melewati sejumlah prosedur seperti registrasi.
"Kemungkinan tidak bisa lagi pakai sepeda listrik," paparnya.
Dengan keterbatasan akses itu, dirinya mengaku hanya bisa terdiam di kamar sembari menunggu kabar baik dari pihak berwenang.
3. Waspada Tertular
Demikian juga berdasarkan arahan dari pihak kampus agar mahasiswa tak tertular virus Corona.
"Jadi instruksi dari kampus memang disarankan untuk berdiam diri di kamar masing-masing dan menghindari tempat-tempat keramiaan supaya tidak terjangkit virus corona dan menjaga kebersihan," ucapnya.
"Apabila keluar rumah harus pakai masker, setelah dari luar harus mencuci tangan, sebelum makan harus mencucui tangan."
3. Belum Dievakuasi
Informasi yang ia terima dari pengurus PerhimpunanPelajar Indonesia Tiongkok di Wuhan, KBRI belum memberikan langkah konkrit untuk para mahasiswa, conothnya seperti evakuasi ke kota yang lebih aman.
Pihak KBRI, kata dia, belum memberikan keputusan terbaru untuk para pelajar Indonesia di sana.
"Kami semuanya berharap jadi dapat solusi yang terbaik, bisa dievakuasi di kota yang lebih aman lagi," ungkapnya.
"Nah untuk sementara yang terbaik berdiam diri di kamar tidak kemana-mana, jadi memang seperti itu," kata dia.
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengatakan, saat ini warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, China, belum bisa dievakuasi.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing saat ini tengah mengupayakan proses evakuasi kepada WNI di China.
Pihak Kementerian Luar Negeri juga terus memantau WNI yang terisolasi di China karena penyebaran virus corona.
"Sementara masih berada di sana. Saya kira KBRI sudah bicara detail mengikuti," kata Jokowi di Kantor PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1/2020).
4. Dikirimi Logistik
Jokowi mengatakan, pemerintah masih kesulitan untuk mengirim bahan logistik kepada WNI di Wuhan, China.
Menurutnya, pemerintah China membuat aturan khusus yang memperketat pihak lain masuk ke kota Wuhan.
Jokowi juga telah berkomunikasi dengan KBRI untuk mengirimkan logistik bagi para WNI di sana.
"kita mengirimkan logistik ini masih dalam proses pendalaman dari KBRI kita agar semua bisa terlayani dan berjalan dengan baik," ungkap Jokowi.
5. Kemenlu Pantau Kondisi WNI
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengaku pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Duta Besar Indonesia di Beijing untuk memantau kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah Cina.
Komunikasi intensif dilakukan Retno Marsudi menyikapi virus corona yang menyebar di wilah Wuhan, Cina, dan sudah memakan korban jiwa.
"Kita (Kemenlu) terus melakukan komunikasi dengan Duta Besar (Dubes) kita yang ada di beijing, mengenai masalah penyebaran virus tersebut dan keberadaan warga negara Indonesia yang ada di sana," kata Retno Marsudi di kantor Kemenlu, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020), dikutip dari Wartakotalive.com.
Menurutnya, berdasarkan data terbaru, mahasiswa Indonesia yang berada di Wuhan dan sekitarnya sebanyak 428.
"Mahasiswa kita di Beijing ada 1.280, sementara mahasiswa kita di Shanghai ada 840," lanjutnya.
Ia menjelaskan, data tersebut diambil per Desember 2019.
"90 persen mahasiswa yang ada di Wuhan dan sekitarnya sudah kembali ke Indonesia karena libur sampai pertengahan Februari. Karena ada libur Lunar New Year," ujarnya.
Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) sudah mendapatkan data masuk kuliah dan melakukan koordinasi dengan pihak universitas masing-masing.
"Juga ada warga negara Indonesia yang lain, semuanya terpantau. Pantauan Dubes Indonesia di Beijing belum ada informasi terjangkitnya atau terkenanya WNI dari wabah yang sedang terjadi di Cina tersebut," imbuh Retno.