Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DBD Gowa

40 Kasus DBD di Gowa, Ikuti Langkah Pencegahan Dinas Kesehatan

Hingga 24 Junuari 2020, Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa mencatat kasus DBD mencapai 40 kasus.

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Ansar
ari maryadi/tribungowa.com
Kepaa Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa dr Hasanuddin (kanan) mendampingi Sekkab Gowa Muchlis. 

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang mendominasi pada awal tahun 2020 di wilayah Kabupaten Gowa.

Hingga 24 Junuari 2020, Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa mencatat kasus DBD mencapai 40 kasus.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa dr Hasanuddin mengimbau warga untuk menerapkan pola hidup sehat.

Menurutnya, kemunculan penyakit DBD disebabkan oleh pola hidup warga yang tidak menjaga kebersihan.

"Yang penting itu masyarakat harus menjaga kebersihan. Salah satunya gerakan 3 S," katanya kepada Tribun, Selasa (28/1/2020).

Hasanuddin mencontohkan, warga yang tidak menjaga pola hidup sehat akan menyebabkan munculnya jentik-jentik nyamuk di lingkungan sekitarnya.

Misalnya pada genangan air hujan, selokan, ataupun bak mandi. Jentik-jentik nyamuk itu yang akan mendatangkan potensi demam berdarah.

"DBD bisa merebak kalau warga tidak perhatikan lingkungannya, padahal itu penting," ucapnya.

Sejak kemunculan kasus DBD di Kabupaten Gowa pada awal tahun 2020 ini, Dinas Kesehatan langsung turun melakukan edukasi kepada masyarakat.

Termasuk melakukan fogging dan abatisasi kepada daerah yang dianggap endemis DBD.

"Petugas turun ke daerah endemis DBD. Kita lakukan fogging dan abatisasi," terangnya.

Capai 40 Kasus

Hingga 24 Junuari 2020, Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa mencatat kasus DBD mencapai 40 kasus.

Dari 40 warga penderita DBD tersebut, 29 diantaranya dinyatakan sudah sembuh dan pulang kembali ke rumahnya.

Sisanya 11 orang masih menjalani perawatan intensif di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

"Tinggal 11 orang yang dirawat, selebihnya sudah sembuh," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Gowa, Gunawan, Selasa (28/1/2020).

Dari data Dinas Kesehatan Gowa yang diperoleh Tribun, warga penderita DBD ini didominasi oleh anak-anak usia 5 hingga 14 tahun. Jumlah penderita DBD mencapai 18 kasus.

Peringat kedua dialami oleh warga berusia 15 hingga 44 tahun. Jumlahnya 15 kasus.

Kemudian peringkat ketiga balita berumur 1 hingga 4 tahun dengan jumlah penderita empat kasus.

Sisanya orang dewasa umur diatas 45 tahun berjumlah dua kasus, serta bayi satu kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Gowa, dr Hasanuddin mengatakan tingginya angka kasus DBD itu disebabkan oleh faktor lingkungan dan cuaca.

Ia mengatakan bahwa sebagian besar daerah dataran rendah Kabupaten Gowa adalah wilayah endemis.

"DBD memang musiman karena faktor cuaca. Tapi begitu ada laporan kita langsung tangani," kata dr Hasanuddin kepada Tribun, Selasa (28/1/2020).

dr Hasanuddin melanjutkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa telah menurunkan petugas fogging selama beberapa hari ini.

Fogging dilakukan untuk memastikan tidak ada korban baru yang terkena DBD.

Dinas Kesehatan Gowa juga telah melakukan abatisasi dengan membagikan bubuk-bubuk pembasmih jentik nyamuk kepada warga setempat. Utamanya daerah yang dinilai endemis.

"Petugas turun ke daerah endemis DBD. Kita lakukan fogging dan abatisasi," terangnya.

Laporan Wartawan Tribun Timur @bungari95

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur: 

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved