Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Yenni Wahid

Yenni Wahid Masuk Jajaran Komisaris Baru Garuda Indonesia, Sepak Terjangnya Jarang Orang Tahu

Yenni Wahid Masuk Jajaran Komisaris Baru Garuda Indonesia, Sepak Terjangnya Jarang Orang Tahu

tribunnews.com
Yenni Wahid bersama Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi, melakukan aksi di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, Jakarta, Jumat (23/1/2015). Aksi ini merupakan respon atas penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, oleh Bareskrim Mabes Polri. Dalam aksi ini mereka menuntut Bambang Widjojanto dibebaskan serta menuntut Presiden Joko Widodo membatalkan pengangkatan Komjen Polisi Budi Gunawan menjadi Kapolri. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

Selepas mendapat gelar sarjana desain dan komunikasi visual dari Universitas Trisakti, Yenny memutuskan untuk menjadi wartawan.

Yenny bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh sebelum terjun secara khusus mendampingi ayahnya. 

Ia juga sempat menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999.

Meskipun banyak reporter yang keluar dari Timor Timur pada waktu itu, Yenny tetap bertahan menjalankan tugasnya.

Namun, Yenny juga sempat kembali ke Jakarta setelah mendapat perlakuan kasar dari milisi.

Tak berselang lama, hanya dalam waktu seminggu, Yenny kembali bekerja.

Liputannya mengenai Timor Timur pasca referendum bahkan mendapatkan anugrah Walkley Award.

Selain itu, Yenny juga terlibat dalam peliputan atmosfer Jakarta yang mencekam menjelang Reformasi 1998.

Pada saat itu, Yenny ditodong senjata oleh oknum anggota ABRI yang sedang berusaha mensterilkan jalan lingkar Trisakti.

Belum terlalu lama menekuni pekerjaannya tersebut, ia akhirnya berhenti karena ayahnya, Gus Dur, terpilih menjadi Presiden RI ke-4.

Selalu Mendampingi Ayahnya

Sejak ayahnya menjabat sebagai Presiden RI ke-4, kemanapun Gus Dur pergi, Yenny selalu berusaha mendampingi ayahnya.

Yenny menjabat posisi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

Kemudian, setelah Gus Dur tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yenny akhirnya memperoleh gelar Master's in Public Administration dari Universitas Harvard di bawah beasiswa Mason.

Sekembalinya dari Amerika tahun 2004, ia menjadi Direktur Wahid Institute yang saat itu baru berdiri.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved