Ketahui Penyebab, Gejala, Jenis hingga Pengobatan Penyakit Pneumonia yang Hebohkan China
Pneumonia adalah infeksi paru-paru di mana kantung udara (alveoli) terisi dengan nanah atau cairan yang menyebabkan peradangan.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Pneumonia menjadi trending topik google Indonesia (21/1/2020).
Kabar banyak yang beredar yakni tentang maraknya penyakit pneumonia yang terjadi di Wuhan, China.
Hal ini cukup meresahkan berbagai pihak.
Dilansir dari Tribun Kesehatan, pertama, secara penyebab pneumonia ini berasal dari virus baru bernama coronavirus (2019-nCov) atau virus corona yaitu virus baru yang satu jenis dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Untuk jumlah kasus per 5 Januari 2020 dilaporkan totalnya sebanyak 59 kasus dan belum ada penambahan kasus namun sudah terjadi dua kasus impor di Bangkok dan Tokyo.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihartono menyebutkan Indonesia juga turut mengantisipasi penularan penyakit yang menimbulkan gangguan pernapasan itu.
Pertama, Kemenkes telah menerbitkan surat edaran kepada seluruh dinas kesehatan provinsi, kabupaten maupun kota untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Kita sudah kirimkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi pneumonia wuhan,” kata Anung di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2020).
Kemudian kewaspadaan juga dilakukan di 135 pintu masuk ke Indonesia baik udara, laut maupun pelabuhan.
Misalnya di bandara yang punya penerbangan langsung dari China maka diaktifkan thermal scanner, health alert dan Komunikasi, Informasi, dan edukasi (KIE) pada penumpang.
Adapun alat thermal scanner adalah alat untuk mendeteksi suhu tubuh seseroang.
Mesin akan memberikan petunjuk berupa gambar tubuh berwarna merah jika suhu tubuh seseorang mencapai 38 derajat celcius yang artinya kondisinya tidak fit.
“Karena salah satu gejala (pneumonia) adalah panas, yang paling pertama adalah thermal scan. Kalau ada seseorang yang leaf dan suhunya di atas 38 derajat, akan ketahuan dan dilakukan pemeriksaan lanjutan, mulai dari isolasi, pengamatan, pemeriksaan lab,” kata Anung.
Selain panas pneumonia biasanya memiliki gejala pada saluran pernapasan karena adanya sehingga menyebabkan gangguan pada sistem respirasi ringan seperti batuk kering hingga berat seperti sesak dan gangguan pernapasan.
Apa Itu Pneumonia?
Dilansir dari Tribun Jogja, Pneumonia adalah infeksi paru-paru di mana kantung udara (alveoli) terisi dengan nanah atau cairan yang menyebabkan peradangan.
Infeksi tersebut bisa disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
Dikutip Tribunnews.com dari laman Boldsky, Sabtu (11/1/2020), faktor umum penyebab Pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae dan jamur Pneumocystis jiroveci.
Pneumonia akan mengancam jiwa ketika menyerang orang yang lebih tua, bayi, dan seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Lima negara teratas yang terkena infeksi paru-paru ini adalah India, Cina, Bangladesh, Pakistan, dan Indonesia.
Gejala pneumonia dimulai dari yang ringan hingga berat, tergantung pada jenis virusnya, usia, dan kondisi kesehatan penderita.
Umumnya penderita akan merasakan gejala berupa batuk berdahak, demam atau kedinginan, sesak napas, kelelahan, detak jantung berdegup cepat, berkeringat, diare, sakit kepala, sakit bagian dada, dan sianosis (perubahan warna kulit keabu-abuan atau kebiruan).
Jenis-jenis Pneumonia
1. Pneumonia yang didapat di rumah sakit (HAP)
Pneumonia HAP atau dikenal juga pneumonia nosokomial, bisa berkembang pada seseorang dalam waktu 48-72 jam ketika dia dirawat di rumah sakit karena penyakit lain.
Pasien yang menggunakan ventilator pernapasan sangat berisiko tinggi terkena HAP.
2. Pneumonia yang didapat dari masyarakat
Pneumonia CAP adalah pneumonia yang didapat di luar fasilitas perawatan kesehatan.
Ia merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas antara gangguan menular lainnya.
3. Pneumonia yang didapat dari layanan kesehatan
Terjadi pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit.
Namun, menyerang pasien warat jalan di klinik hemodialisis dna melakukan kontak selama terapi.
Terutama beresiko organisme yang resistan terhadap berbagai obat.
4. Pneumonia aspirasi
Terjadi jika seseorang menghisap air liur, makanan padat, atau muntah ke dalam paru-paru alih-alih perut.
Hal tersebut dapat menyebabkan infeksi paru-paru.
Cara Pengobatan
Pengobatan Pneumonia biasanya bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.
1. Obat-obatan
Obat-obatan seperti antibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia bakteri.
Obat antijamur untuk pneumonia jamur dan antivirus untuk pneumonia virus.
Obat-obatan tersebut dikonsumsi selama berminggu-minggu untuk membersihkan infeksi paru-paru.
2. Obat-obatan yang dijual bebas
Obat-obatan yang dijual bebas digunakan untuk mengatasi gejala-gejala pneumonia seperti batuk, demam, nyeri otot, sakit kepala, dan diare.
3. Terapi oksigen
Terapi oksigen akan diberikan ketika kadar oksigen dalam darah mulai rendah.
4. Terapi pernapasan
Dalam terapi pernapasan, obat-obatan tertentu akan dikirim langsung ke paru-paru.
Tips mengatasi Penyakit Pneumonia
1. Berhenti merokok.
2. Tutup mulut ketika batuk maupun bersin.
3. Cuci tangan dengan menggunakan disinfektan secara berkala.
4. Tetap terhidrasi sepanjang hari.
5. Istirahat yang banyak.
6. Perkuat sistem kekebalan tubuh.
7. Minumlah minuman hangat atau mandi uap untuk meredakan pernapasan.