Prostitusi
Fakta-fakta Gadis Baru Lulus SMA Dijual Rp 150 Ribu di Warkop, Ada Ranjang Hingga Tisu
Pasalnya, ada pertanda jika para gadis lulusan SMA di warkop Gresik ini merupakan bagian dari bisnis plus-plus.
TRIBUN-TIMUR.COM - Fenomena gadis cantik asal Jawa Barat lulusan SMA di warkop Gresik tengah menjadi sorotan.
Pasalnya, ada pertanda jika para gadis lulusan SMA di warkop Gresik ini merupakan bagian dari bisnis plus-plus.
Gadis-gadis lulusan SMA di warkop Gresik ini dijajakan dengan harga Rp 150 ribu untuk sekali kencan.
Berikut fakta-fakta yang berhasil wartawan SURYAMALANG.COM kumpulkan dari penyidikan kepolisian:
1. Dimiliki oleh Pria
Kedok warung untuk bisnis plus-plus di Gresik yang kini tengah menjadi sorotan diketahui milik oleh seorang pria yang diketahui bernama Pramuji.
Pramuji, pemilik warung di Desa Banyuurip RT 05 /RW 01, Kecamatan Kedaeman, Kabupaten Gresik, harus menutup usaha warung kopi (warkop) miliknya.
Pria berusia 45 tahun itu ternyata tidak hanya menjual makanan dan minuman saja. Tetapi, menjual jasa prostitusi.
Warung tersebut digerebek oleh Tim Resmob Polres Gresik pada hari Rabu (13/1/2020) pukul 22.00 WIB.
2. Bisnis Warung Plus-plus Sudah Berjalan 1 Tahun
Wakapolres Gresik, Kompol Dhyno Indra Setyadi mengungkapkan, tersangka sudah satu tahun lamanya menjalani bisnis sebagai mucikari.
Korbannya adalah wanita-wanita yang baru saja lulus sekolah, rata-rata berasal dari Jawa Barat.
Warung tersebut juga menyediakan tempat untuk para pelanggan seusai memilih sejumlah wanita yang ditawarkan oleh tersangka.
"Kita gerebek, ada catatan buku tamu yang datang kita amankan beserta uang sebesar Rp 200 ribu di dalamnya," ujar Dhyno, Jum'at (17/1/2020).
Diketahui, tersangka telah melaksanakan bisnis prostitusi ini sejak satu tahun.
Keuntungannya lumayan, terutama saat malam minggu.
Pengunjung di malam minggu ramai dibanding hari biasanya.
3. Biaya 'Sewa' Gadis Lulusan SMA untuk Diajak Kencan
Sekali kencan, wanita berusia rata-rata berusia 19 tahun yang berasal dari Jawa Barat hanya dihargai Rp 150 ribu saja.
Wanita tersebut ditawarkan saat pengunjung warkop datang.
Saat tawaran diiyakan, kamar semi permanen lengkap dengan kasur alias ranjang ala kadarnya dan tisu disiapkan di dalam warkop.
"Ada uang tunai dan empat lembar tisu bekas pakai juga kita amankan," tambahnya.

4. Gadis Berasal dari Jawa Barat
Sementara itu, Pramuji mengungkapkan mendapatkan jasa wanita asal Jawa Barat hanya melalui ajakan anak buahnya yang bekerja selama ini.
Mereka yang menganggur diajak kerja di Gresik.
Kemudian dijadikan sebagai wanita penghibur di Kecamatan Kedamean.
Saat ditangkap ada enam wanita yang dipekerjakan untuk menjadi pemuas nafsu.
Sebelumnya jumlahnya lebih banyak.
Namun sebagian dari mereka memilih pulang dan tak kunjung kembali.
"Sebenarnya ada sembilan, tapi ada tiga yang pulang. Jadi sisa enam saja," pungkasnya.
Warung Kopi 'Bilik Asmara' Mirip Kandang Ayam di Madiun, Tersedia PSK yang Mangkal
Berikut empat fakta warung kopi berkedok 'Bilik Asmara' mirip kandang ayam yang ditemukan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Terletak di Pasar Muneng, Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun, puluhan warung kopi berkedok bilik asmara yang mirip kandang ayam akhirnya terbongkar.
Pihak yang berwenang pun berusaha untuk memberantas pertumbuhan bilik asmara ini yang mulai menjamur di Kabupaten Madiun.
Totalnya, sebanyak 47 warung esek-esek berkedok warung kopi ini dibongkar paksa oleh petugas Satpol PP Kabupaten Madiun, Kamis (8/8/2019) siang.
1. Bilik Asmara Lengkap dengan Fasilitas Kasur dan Bantal
Pantauan di lokasi, puluhan 'kamar' mirip kandang ayam berukuran sekitar 2,5 meter X 1,5 meter yang terbuat dari kayu dan papan triplek itu dibongkar oleh para petugas.
Sementara itu, para pemilik atau pengelola warung kopi tersebut tidak berada di lokasi.
Kamar yang dibongkar, menyerupai sebuah kotak atau peti kayu, dilengkapi dengan sebuah pintu kecil yang dapat dibuka dengan cara menggesernya.
Di dalam 'kamar triplek' tersebut, terdapat kasur, bantal, wangi-wangian, lotion, tisu, kipas angin, dan lampu tidur, layaknya sebuah kamar.
Sekilas, orang yang melihat tidak akan tahu, bahwa di warung kopi tersebut dilengkapi dengan 'kamar triplek', sebab kamar triplek tersebut juga difungsikan sebagai meja, dan pada bagian atasnya terdapat rak tempat penyimpanan kopi, gula, gelas, mie instan, dan berbagai barang dagangan lainnya.
2. Meja Dimodifikasi Sebagai 'Bilik Asmara'
Ada satu alasan yang membuat kegiatan bilik asmara di pasar Muneng Kabupaten Madiun ini tidak terendus oleh pihak berwajib.
Pasalnya, jika dilihat dari luar, semua warung kopi di sini tampak seperti meja-meja warung kopi kebanyaan.
Namun, setelah melihat pada bagian dalam meja warung baru terbongkar letak bilik asmara.
Para pemilik warung sengaja memodifikasi meja warung mereka menyerupai bilik asmara mini lengkap dengan fasilitasnya.
Setelah dilakukan penggerebekan, meja warung kopi yang dimodifikasi menjadi 'bilik kamar' itu dibongkar oleh petugas dan dirusak, agar tidak ditempati lagi.
Sebagian dari kamar triplek tersebut masih tampak baru, karena triplek yang digunakan masih tampak bersih.
3. Pelanggan dari Daerah Ngawi, Nganjuk dan Sekitarnya
Perangkat Desa Moneng, Parmin (49) menuturkan, Pasar Moneng yang merupakan pasar tradisional disalahgunakan sebagai tempat mesum sejak puluhan tahun yang lalu.
"Sudah puluhan tahun, sejak saya masih kecil sudah ada. Dulu mungkin awalnya cuma satu, lama kelamaan, ada pendatang satu, dua, dari luar daerah masuk ke pasar, akhirnya satu tambah satu, sekarang jadi banyak," katanya, saat ditemui di lokasi, Kamis (8/8/2019) siang.
Ia menuturkan, semula Pasar Muneng hanya menjadi tempat transaksi saja, namun lama kelamaan, akhirnya terdapat bilik-bilik kamar dan menjadi tempat 'eksekusi'.
Lokasi Pasar Muneng berada di Jalan Raya Madiun - Ngawi, perbatasan antara Kabupaten Madiun dengan Kabupaten Ngawi. Pada malam hari, tempat itu menjadi tempat istirahat sopir truk yang melintas.
"Pelanggannya dari wilayah sekitar, Ngawi, Nganjuk. Jadi tempat istirahat sopir-sopir truk," katanya.
Sementara itu, seorang penjual warung kopi, Ratmi (60) mengaku sudah 30 tahun berjualan kopi di tempat itu.
Ia mengaku sudah berjualan sejak usia 20 tahun, mulai sekitar pukul 07.00 pagi hingga sekitar 01.00 malam.
Sehari, ia bisa mendapatkan omset Rp 60 hingga Rp 80 ribu. Namun, ia mengkalim tidak menyediakan kamar ataupun PSK.
"Saya jualannya dari pagi hingga malam, cuma jualan kopi. Saya tahu ada kegiatan itu (prostitusi), tapi saya cuma jualan kopi," katanya sambil mengusap air mata menggunakan bajunya.
Selama berjualan, ia dimintai retribusi Rp 2000, setiap lima hari sekali pada saat 'pasaran' yakni pada penanggalan Jawa, setiap Wage. Selain itu, ia juga membayar listrik, Rp 20 ribu sebulan sekali.
4. PSK dari Luar Madiun
Dia mengatakan, para PSK yang ada mangkal di tempat itu berasal dari luar Madiun, di antaranya dari Nganjuk dan Kediri.
Nenek satu orang cucu ini berharap, pemerintah Kabupaten Madiun akan memberikan bantuan kios baru untuk berjualan.
Sebab, warung kopi yang sehari-hari ia gunakan sebagai tempat mencari nafkah telah dibongkar. (*)
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul 4 Fakta Fenomena Gadis Cantik Asal Jabar di Warkop Gresik, Dijajakan Rp 150 Ribu untuk Sekali Kencan, https://suryamalang.tribunnews.com/2020/01/18/4-fakta-fenomena-gadis-cantik-asal-jabar-di-warkop-gresik-dijajakan-rp-150-ribu-untuk-sekali-kencan?page=all.