Sosok Harry Prasetyo Tersangka Korupsi Jiwasraya Eks Anak Buah Jokowi di KSP, Lihat Bekas Kampusnya
Sosok Harry Prasetyo tersangka korupsi Jiwasraya eks anak buah Jokowi di KSP, lihat bekas kampusnya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Harry Prasetyo tersangka korupsi Jiwasraya eks anak buah Jokowi di KSP, lihat bekas kampusnya.
Nama mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Harry Prasetyo turut ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung, Selasa (14/1/2020).
Harry Prasetyo menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi yang terjadi di asuransi pelat merah itu yang diduga berpotensi merugikan keuangan negara sebesar Rp 13,7 triliun.
Nama Harry Prasetyo sebelumnya sempat ramai dibicarakan karena pernah menjabat sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Ekonomi Strategis di Kantor Staf Presiden (KSP).
Posisi itu dijabat setelah Harry Prasetyo keluar dari Jiwasraya pada 2018 lalu.
Di perusahaan asuransi itu, Harry Prasetyo menjabat sebagai direktur keuangan sejak 2008.
Kiprah jebolan Pittsburgh State University Amerika Serikat itu cukup cemerlang, sehingga mampu membuat kondisi keuangan perseroan semakin sehat.
Akibatnya, ia kembali didapuk untuk posisi yang sama sejak 2013 hingga 2018.
Terkait posisinya di KSP, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, dirinya tak pernah melindungi Harry Prasetyo, lulusan Master of Business Administration (MBA), jurusan General Business, City University, Portland - Oregon, Amerika Serikat itu.
Ia menyatakan, persoalan Jiwasraya diketahui pertama kali muncul pada tahun 2006 lalu. Namun pada saat itu, KSP melihat belum ada gejolak.
"Terus tahu-tahu munculnya akhir-akhir ini. Memang Pak Harry ini setelah keluar dari Jiwasraya, kita ambil sebagai tenaga ahli keuangan," kata Moeldoko saat bertandang ke Menara Kompas, Kamis (19/12/2019) sore.
Ia mengaku, tak mengetahui jika yang lahir di Cimahi, 5 Maret 1970 diduga terlibat dalam kasus gagal bayar yang melilit perusahaan asuransi pelat merah itu.
Sehingga, namanya lolos ketika direkruit pada Mei 2018 lalu.
Ia pun hanya bekerja sampai periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo berakhir atau pada 19 Oktober lalu.
"(Setelah selesai) semuanya sudah tidak ada lagi (yang) menjadi anggota KSP, termasuk yang bersangkutan. Pada saat rekruit sekarang ini, kita sama sekali tidak rekruit Pak Harry sebagai tenaga ahli kita kembali ke KSP, tidak," kata dia.