Buku Mengupas Kata dari Tubuhmu
Ini 3 Sosok Pemuda Dibalik Buku Mengupas Kata dari Tubuhmu
Penulis buku tersebut, M Afiq Naufal turut hadir dalam acara yang dimotori oleh komunitas Kosakata, Corat Coret, Sepanjang Perjalanan dan Sahabat Kita
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNPINRANG.COM, WATANG SAWITTO - Buku berjudul 'Mengupas Kata dari Tubuhmu' dibedah di Warkop Salemba, Jl Bintang, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Senin (13/1/2020) malam.
Penulis buku tersebut, M Afiq Naufal turut hadir dalam acara yang dimotori oleh komunitas Kosakata, Corat Coret, Sepanjang Perjalanan dan Sahabat Kita itu.
Dalam ulsannya, Afiq menegaskan, salah satu hal menarik dalam buku terbarunya itu adalah adanya kolaborasi pemuda yang turut andi dalam kesuksesan penerbitan buku tersebut.
"Banyak hal yang menarik dari buku terbaru saya. Selain proses kreatifnya hanya mengahabiskan waktu satu bulan lebih, saya juga turut memanggil teman saya untuk berkolaborasi," katanya kepada TribunPinrang.com, Selasa (14/1/2020).
Pelajar kelas XII SMA ini menyebutkan, ada dua sosok pemuda yang turut memilik andil besar terhadap karya tersebut. Mereka adalah Rakan Athaya dan Fahmi Akram.
"Yang satu adik kelas saya sendiri dan yang kedua adalah teman saya sewaktu SMP dulu. Keduanya bertindak sebagai ilustrator," ucap Afiq.
Dengan terbitnya karya tersebut, lanjutnya, ia merasa telah memberikan kontribusi terhadap dirnya dalam hal berkesenian.
"Meski orang boleh berbeda pendapat tentang itu. Tapi kini, saya berbahagia kembali. Sebab menyadari ternyata aku telah mengungkap misteri dalam diri seseorang. Jangan lupa untuk Rayakan Terluka Dengan Kata," pungkas Afiq.

Menurutnya, buku tersebut sejujurnya berangkat dari rentetan penghianatan.
Salah satunya, penulis melanggar prinsip sendiri bahwa setelah menulis, penulis akan menjadi seolah 'mati' dan membiarkan pembaca menafsirkan apa yang telah dituliskan.
"Hari ini saya hianati itu, karena telah menjabarkan beberapa alternatif tentang tafsiran buku ini," pungkas Afiq.
"Saya kira pada awalnya menulis puisi itu memegang prinsip, ternyata tidak. Menulis puisi adalah sebuah penghianatan panjang," katanya menambahkan. (TribunPinrang.com)
Laporan Wartawan TribunPinrang.com, @herysyahrullah
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow Instagram Tribun Timur
Subscribe akun Youtube Tribun Timur
(*)