Akhirnya Terungkap Motif Zuraida Hanum Bunuh Hakim Jamaluddin Suaminya di Ranjang, Direncanakan
Akhirnya terungkap motif Zuraida Hanum bunuh hakim Jamaluddin suaminya di ranjang, direncanakan.
Kenny Akbari Jamal mengatakan, saat ia menanyakan kepada bundanya apa motifnya melakukan aksi tersebut, Zuraida Hanum mengatakan bahwa dirinya khilaf, gelap mata.
"Kalau dilihat ke belakang,kan ini dah lama. Ini kan dah lama direncanain, kok bisa terpikirkan sama bunda kayak gini. Saat ditanya sama bunda apa motifnya, bunda cuman bilang khilaf, gelap mata," ujarnya.
Kenny Akbari Jamal mengaku, saat dirinya berada di rumah, ia tak pernah melihat ada pertengkaran hebat antara ayahnya dengan ibu tirinya tersebut.
"Kalau ada aku di rumah pertengkaran yang hebat-hebat itu nggak ada," katanya mengungkapkan.
Setelah kejadian itu, ia pun merasa binggung dengan ibunya yang ikut serta dalam pembunuhan tersebut, karena secara finansial tercukupi.
"Makanya aku bingung, secara finasial cukup. Kok bisa terpikirkan sama bunda melakukan hal ini, gitu," katanya.
Pembunuhan Berencana
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Pol Andi Ryan mengatakan, dalam rekonstruksi itu, awalnya Jefri Pratama sempat menyarankan kepada Zuraida Hanum untuk bercerai di pengadilan, namun ditolak.
"Jefri menyarankan kenapa tidak bercerai saja melalui pengadilan. Tapi dikatakan tersangka ZH bahwa kalau saya sampai ke pengadilan, nanti malah lebih malu, lebih bagus matikan saja. Kalau tidak dia (korban) yang mati saya (Zuraida) yang mati," katanya, Senin (13/1/2020).
Masih dikatakan Andi Ryan, dalam rekonstruksi ini, hanya tahap perencanaan untuk membunuh hakim PN Medan.
"Hari ini (Senin kemarin) adalah tahap perencanaan. Ada beberapa lokasi yang akan kita datangi untuk proses rekonstruksi karena dalam proses perencanaan ini tidak hanya satu kali. Ini proses perencanaan pertama," katanya.
Andi Ryan menambahkan, semua pernyataan sudah tertuang di Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ).
"Substansinya bahwa yang bersangkutan merencanakan. Apa pun yang menjadi dasar perencanaan, sebagaimana saat pers rilis sudah disampaikan pimpinan polda adalah masalah keluarga," katanya.
Warung Everyday, kata dia, adalah tempat pertemuan pertama.
Selanjutnya, 3 tempat lain lagi hingga tersangka membeli peralatan sebelum eksekusi.