Aktivis, Jurnalis dan Pegiat HAM Makassar Nobar Film 'The Bajau' Watchdoc
Menurut ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Nurdin Amir, gelar nonton bareng ini sekaligus menggalang donasi.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Puluhan aktivis, jurnalis dan pegiat HAM Makassar nonton bareng dan diskusi film dokumenter “The Bajau” karya Watchdoc.
Nonton bareng film dokumenter The Bajau ini berlangsung di sekretariat AJI Makassar, Jumat (10/1/2020) malam.
Menurut ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Nurdin Amir, gelar nonton bareng ini sekaligus menggalang donasi.
"Iya, kita nonton bareng dan ada juga yang berdonasi. Hasil donasi kita akan salurkan kepada warga Bajo," ungkap Nurdin Amir.
Dalam rilis yang tersebar, November 2014, sekitar 500 warga Bajau (Bajo) ditangkap aparat Indonesia di Kalimantan Timur.
Alasan mereka ditangkap, karena mereka tak memiliki identitas kewarganegaraan dan dianggap nelayan asing yang mencuri ikan di Indonesia.
Padahal selama berabad-abad mereka adalah suku pengelana laut yang telah mendiami perairan antara Malaysia, Indonesia, dan Filipina, jauh sebelum ketiga negara ini ada dan membuat batas-batas administrasi dan politik.
Pemerintah Indonesia sendiri selama beberapa dekade membuat program memukimkan orang-orang Bajau ke daratan, agar memiliki identitas dan alasan-alasan lain.
Namun benarkah permukiman permanen lebih mereka butuhkan daripada laut dan terumbu karang yang sehat?
Sebuah keluarga Bajau yang pernah difilmkan 13 tahun lalu, direkam kembali oleh film berdurasi satu jam lebih ini, untuk melihat perubahan kehidupan mereka setelah dimukimkan oleh negara dan menjalani peradaban darat.
Diketahui, untuk diskusi film tersebut, jadi narasumber, Edi Kurniawan Wahid, Kadiv Tanah dan Lingkungan LBH Makassar.