Cuaca Ekstrem
Bakal Melintas di Langit Sulsel, Apa Itu Angin Muson (Monsun) Asia?
Menurut laporan BMKG, konsentrasi lintasan Angin Monsun Asia diperkirakan akan terfokus di tiga kabupaten di Sulsel.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Karena normalnya, kecepatan angin maksimum hanya antara 10 sampai 15 knot atau 27 km per jam.
Sejarah
Merujuk pada jurnal Sekilas Sistem Monsum Asia-Australia (2015) karya Sandy Hardian, istilah muson juga disebut sebagai munsoon atau moonsun.
Secara tradisional muson atau monsun digunakan untuk merujuk pada iklim yang terlihat nyata berubah secara musiman.
Perubahan musim tersebut akibat pergantian angin kuat diantara musim dingin dan musim panas, khususnya di Asia, Australia, Afrika, dan Samudera Hindia.
Dilansir dari wikipedia, kata "muson" berasal dari sebuah kata dalam bahasa Arab (mosem), yang berarti musim.
Angin muson biasanya merujuk pada perubahan musiman arah angin di sepanjang pesisir Samudera Hindia, khususnya di laut Arab, yang bertiup dari arah barat daya di India dan wilayah-wilayah di sekitarnya untuk setengah tahun dan dari timur laut untuk setengah tahun lainnya.
Pelaut Yunani dalam legenda, Hippalus secara tradisional dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan muson untuk mempercepat pelayaran sepanjang Samudra Hindia; nama kuno untuk angin muson di daerah ini juga dipanggil Hippalus.
Meskipun begitu, kemungkinan besar Hippalus hanyalah orang Yunani pertama yang memanfaatkan angin muson karena para pelaut Yaman telah melakukan perdagangan dengan India lama sebelum masanya. Angin muson hanya bertiup setiap 6 bulan.
Proses
Muson terjadi karena daratan menghangat dan menyejuk lebih cepat daripada air.
Hal ini menyebabkan suhu di darat lebih panas daripada di laut pada musim panas.
Udara panas di darat biasanya berkembang naik, menciptakan daerah bertekanan rendah.
Ini menciptakan sebuah angin yang sangat konstan yang bertiup ke arah daratan.
Curah hujan yang terkait disebabkan udara laut yang lembap yang dialihkan ke arah pegunungan, yang kemudian menyebabkan pendinginan, dan lalu pengembunan.