Mahfud MD
Kerasnya Reaksi Mahfud MD Soal Pengusiran Kapal China di Laut Natuna, Perintahkan Angkatan Perang
Masih seputar pertikaian terkait kapal China di laut Natuna, Indonesia. Selain Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti memberikan ko
TRIBUN-TIMUR.COM - Kerasnya Reaksi Mahfud MD Soal Pengusiran Kapal China di Laut Natuna, Perintahkan Angkatan Perang
Masih seputar pertikaian terkait kapal China di laut Natuna, Indonesia.
Selain Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti memberikan komentar keras, kini giliran Menteri Jokowi yang satu ini bersuara lantang.
Yap, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ( Menkopolhukam) Mohamad Mahfud MD memberikan reaksi keras terhadap masuknya kapal asing asal China ke wilayah perairan Natuna.
Hal ini diungkapkannya saat menghadiri Dies Natalis Universitas Brawijaya (UB) ke-57 di Kampus Universitas Brawijaya (UB), Minggu (5/1/2020)
Seperti diketahui, kapal coast guard China sempat memasuki perairan Natuna dan berhasil diusir oleh kapal perang KRI Tjiptadi 381 pada Senin (30/12/2019)
Menanggapi peristiwa itu, Mahfud MD menyampaikan tidak ada negosiasi atas kasus tersebut.
• Lontong Bisa Buat Mandul Ternyata Kalau Dimasak Gunakan Ini, Lebih Aman Bungkus Pakai Daun Pisang
• Sosiologi Unismuh Makassar Datangkan Prof Andi Agustan Narasumber Workshop Penelitian Kualitatif
• VIDEO: Dihantam Angin, Lihat Kondisi Tiang Listrik di Pinrang

Sebab menurut dia, wilayah perairan Natuna yang ada di Kepulauan Riau mutlak merupakan wilayah Indonesia.
"Indonesia tidak akan melakukan negosiasi dengan China," kata Mahfud seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Tak Ada Negosiasi, Mahfud MD Minta Pengusiran Kapal China dari Natuna'
"Karena kalau negosiasi berarti masalah bilateral dan ada konflik tentang perairan itu. Nah, perairan ini tidak ada konflik," ujar dia.
Menurut Mahfud, perairan Natuna sepenuhnya milik Indonesia berdasarkan konvensi internasional tentang laut dan perairan, yaitu UNCLOS tahun 1982.
Batas perairan Natuna yang dilanggar China merupakan Zona Ekonomi Ekslusif atau ZEE Indonesia.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyatakan, China tidak pernah berkonflik dengan Indonesia soal perbatasan. China berkonflik dengan negara lain.
Namun, konflik itu telah diputuskan dan China tidak berhak mengklaim daerah yang menjadi sengketa.
"Tiongkok (China) memang punya konflik perbatasan, itu dengan negara lain. Dengan Vietnam, dengan Malaysia, dengan Brunei, dengan Taiwan, dengan Filipina.
• VIDEO: Dihantam Angin, Lihat Kondisi Tiang Listrik di Pinrang
• Profil dan Perjalanan Almarhum Dr Syafri Guricci
• Melahirkan, Syahnaz & Puput Nastiti Bertetangga Kamar! Adik Ipar Raffi Ahmad Ajak Ahok Foto Bareng
Itu konflik dengan China. Indonesia tidak pernah," ujar Mahfud.
"Nah yang konflik China pun dengan negara luar sudah diputus juga pada Bulan Juli tahun 2016.
Dua setengah tahun yang lalu bahwa China tidak punya hak untuk mengklaim daerah-daerah tersebut," tuturnya.
China membuat teori sembilan garis putus-putus.
Namun, teori itu dianggap tidak memiliki kekuatan hukum yang kuat sehingga China bisa mengklaim daerah tersebut.
Karena itu, Mahfud memilih bersikap tegas atas pelanggaran perbatasan perairan yang dilakukan oleh kapal China.
"Oleh sebab itu Indonesia menolak negosiasi, perundingan secara bilateral dengan China.
Karena kalau kita mau berunding di bidang itu berarti kita mengakui bahwa perairan itu memang menjadi sengketa," kata Mahfud.
"Ini tidak ada sengketa, mutlak milik Indonesia secara hukum. Jadi tidak ada negosiasi," ucapnya.
• Tiang Listrik di Tosulo Pinrang Miring Dihantam Angin Kencang, Warga Was-was
• Curi Mobil Mobil Impian yang Parkir di Depan Warung, Pria ini Lupa Istri
• Kasus Ikan Asin, Beginilah Nasib Galih Ginanjar, Pablo Benua dan Rey Utami Sekarang di Penjara
Mahfud MD meminta aparat keamanan untuk mengusir kapal-kapal asal China yang masih berada di perairan Natuna.
"Kita usir dengan segala kemampuan kita. Kita halau kapal-kapal dan nelayan-nelayan.
Kalau mau diinternasionalkan itu multilateral, urusan Perserikatan Bangsa-Bangsa, bukan urusan China dan Indonesia.
Tidak ada itu. Kita tidak membentuk tim negosiasi, tidak ada," ucapnya.
Menurut Mahfud MD, perairan Natuna merupakan kedaulatan Indonesia dan harus dipertahankan dari gangguan asing.
"Kita akan pertahankan kedaulatan kita karena itu ada tugas konstitusional setiap aparat negara dan semua rakyat untuk mempertahankan itu," jelasnya.
Di samping itu, TNI juga telah mengerahkan mesin-mesin perangnya ke Laut Natuna
Seperti dilansir dari informasi Pusat Penerangan TNI yang diunggah melalui instagram resminya @puspentni, Sabtu (4/1/2020)
Dalam informasi tersebut, disebutkan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono memimpin apel gelar pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna, Jumat (3/1/2020).
Pasukan yang terlibat dalam apel tersebut berjumlah kurang lebih 600 personel
Mereka terdiri dari 1 Kompi TNI AD Batalyon Komposit 1 Gardapati, 1 Kompi Gabungan TNI AL terdiri dari personel Lanal Ranai, unsur KRI Teuku Umar 385 dan KRI Tjiptadi 381, Satgas Komposit Marinir Setengar, serta 1 Kompi TNI AU (Lanud Raden Sadjad dan Satrad 212 Natuna).

Dalam pengarahannya kepada prajurit, Pangkogabwilhan I menegaskan bahwa pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh kapal pemerintah asing di wilayah zona ekonomi eksklusif Indonesia, berupa penangkapan ikan secara ilegal yang dikawal oleh kapal Coast Guard asing merupakan ancaman pelanggaran wilayah pemerintah Indonesia.
Untuk itu, TNI wajib melakukan penindakan hukum terhadap pelanggar asing yang telah memasuki wilayah dan kegiatan ilegal berupa penangkapan ikan tanpa ijin dari pemerintah Indonesia.
Mulai 1 Januari 2020, telah didelegasikan tugas dan wewenang kepada Pangkogabwilhan I untuk menggelar operasi menjaga wilayah kedaulatan Indonesia dari pelanggar negara asing.
Operasi ini dilaksanakan oleh TNI dari unsur laut, udara dan darat.
• Ini Janji Andre Taulany pada Lina Mantan Istri Sule 3 Bulan Sebelum Ibunda Rizky Febian Meninggal
• Rumah Mantan Ketua HMI Bulukumba Terbakar, Apa Penyebabnya?
• Selain Striker Brazil, PSM Diisukan Rekrut Stopper Asal Lebanon
Di akhir pengarahannya, Pangkogabwilhan I memberikan beberapa perhatian kepada seluruh prajurit TNI yang bertugas, khususnya pengawak KRI dan pesawat udara.
Pertama, agar memahami aturan-aturan yang berlaku baik hukum laut internasional maupun hukum nasional di wilayah laut Indonesia.
Kedua, melaksanakan penindakan secara terukur dan profesional, sehingga tidak mengganggu hubungan negara tetangga yang sudah terjalin dengan baik.
Ketiga, gunakan Role of Engagement (RoE) yang sudah dipakai dalam operasi sehari-hari.
Meski TNI mulai menjalankan Operasi Siaga Tempur di Laut Natuna, kapal-kapal nelayan China ternyata sama sekali tidak takut.
Mereka masih bertahan di Laut Natuna melakukan penangkapan ikan di wilayah tersebut.
Kapal nelayan China itu bahkan dikawal oleh kapal Coast Guard (penjaga pantai) China.
”Dari pantauan terakhir pukul 17.00 WIB, dahsboard pusat pengendalian operasinya Bakamla memantau masih ada lima Coast Guard China yang berada di perairan Natuna.
Tapi dari lima Coast Guard itu hanya dua yang berada di garis yurisdiksi (ZEE) Indonesia.
Yang tiga berada di luar,” kata Direktur Operasi Laut Bakamla RI, Laksamana Pertama Nursyawal Embun kepada Tribun, Minggu (5/1/2020).
Selain kapal Coast Guard China, juga ada beberapa kapal ikan China yang terpantau berada di wilayah perairan Natuna.
”Mereka didampingi dua kapal penjaga pantai dan satu kapal pengawas perikanan China,” kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI, Laksamana Madya TNI Yudo Margono dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AL di Tanjungpinang, Kepri, Minggu (5/1/2020).
Menurut Yudo, kapal-kapal China tersebut bersikukuh mereka melakukan penangkapan ikan secara legal sekitar 130 mil dari perairan Ranai, Natuna.
• Aksi Penyanderaan di Kereta Api, Ini Sinopsis The Taking of Pelham 123, Bioskop Trans TV Malam Ini
Sikap Prabowo Subianto
Meski TNI telah bersiaga di sana, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menanggapi polemik di laut Natuna itu dengan tenang.
Prabowo mengatakan, Pemerintah Indonesia sudah memiliki sikap terkait hal ini.
Ia juga memastikan akan ada solusi yang baik untuk diambil terkait tindakan China tersebut.
”Kita cool saja. Kita santai kok,” ucap Prabowo kepada wartawan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jumat (3/1/2020).

Prabowo juga mengatakan, topik laut Natuna Utara ini menjadi salah satu bahan pembicaraanya bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Ia menyebut, pemerintah akan menyelesaikan ini dengan baik-baik. Soal kemungkinan menambah pasukan di area itu, Prabowo belum dapat memastikannya.
”Kita selesaikan dengan baik. Bagaimana pun China negara sahabat,” ucap Prabowo.
Tak hanya Prabowo yang menanggapi santai, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga meminta perkara ini tak perlu dibesar-besarkan.
Luhut mengatakan, Indonesia memang tidak pernah mengakui klaim China.
Hanya saja, ia menyebut bila China hanya sekadar lewat di laut itu, pemerintah tidak bisa berbuat banyak.
Namun, bila ada aktivitas ekonomi seperti menangkap ikan, ia memastikan hal itu tak boleh dilakukan tanpa seizin Indonesia.
”Kita tidak pernah mengakui klaim itu. Itu sederhana kok, enggak usah terlalu diributkan,” ucap Luhut.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah tidak akan berkompromi dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia terkait polemik klaim kepemilikan perairan Natuna oleh China.
”Tak ada kompromi dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia,” kata Jokowi melalui Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman, Sabtu (4/1/2020).
Kendati begitu, Jokowi tak membantah bila pemerintah tetap memprioritaskan kebijakan diplomatik damai dalam menyelesaikan polemik dengan Negeri Tirai Bambu itu.
Langkah ini merupakan arahan dari kepala negara.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Reaksi Keras Mahfud MD Minta Usir Kapal China dari Laut Natuna, TNI Kerahkan Angkatan Perangnya, https://surabaya.tribunnews.com/2020/01/06/reaksi-keras-mahfud-md-minta-usir-kapal-china-dari-laut-natuna-tni-kerahkan-angkatan-perangnya?page=all.