Qasem Soleimani
Perjalanan Karier Komandan Top Iran Qasem Soleimani hingga Tewas Dibunuh atas Perintah Donald Trump
Mayor Jenderal Qasem Soleimani dilaporkan tewas dalam serangan yang berlangsung di Bandara Baghdad.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Masa muda dan pendidikan
Soleimani lahir di desa Qanat-e Malek, Provinsi Kerman, dari keluarga petani miskin.
Ketika ia masih muda, ia pindah ke Kota Kerman dan kerja sebagai pekerja konstruksi untuk membantu membayar utang ayahnya.
Pada tahun 1975, ia kerja sebagai kontraktor di Perusahaan Air Kerman.
Ketika ia sedang tidak bekerja, ia menghabiskan waktunya mengangkat beban di gimnasium dan mengikuti khutbah yang disampaikan oleh Hojjat Kamyab – anak didik dari Ayatollah Khomeini.
Karier dan aktivitas
Soleimani bergabung dengan Pengawal Revoluis (IRGC) pada tahun 1979 setelah Revolusi Iran.
Dikabarkan walau ia menjalani pelatihan yang sangat minim, ia naik pangkat dengan cepat.
Di awal kariernya sebagai seorang pengawal, ia ditempatkan di barat laut Iran, dan ikut serta dalam penanganan pemberontakan separatis Kurdi di Provinsi Azerbaijan Barat.
Pada tanggal 22 September 1980, ketika Saddam Hussein meluncurkan invasi ke Iran, menyebabkan Perang Iran–Irak (1980-1988), Soleimani terjun ke medan perang sebagai pemimpin kompi militer, yang terdiri dari lelaki dari Kerman yang ia kumpulkan dan latih secara pribadi.
Dia menjadi terkenal dengan cepat karena keberaniannya, dan naik pangkat karena perannya dalam operasi merebut kembali wilayah yang sempat diduduki Irak, yang akhirnya membuat ia menjadi komandan Divisi Sarallah 41 saat masih berusia 20-an, yang ikut serta dalam sebagian besar operasi.
Ia sering ditempatkan di front selatan.
Komandan Pasukan Quds
Tanggal pelantikannya sebagai Komandan Pasukan Quds tidak diketahui secara pasti, tetapi Ali Alfoneh memperkirakan antara 10 September 1997 dan 21 Maret 1998.
Ia dianggap sebagai calon penerus dari Panglima IRGC, ketika Jenderal Yahya Rahim Safavi melepaskan jabatannya pada tahun 2007.