Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Unismuh

Dosen Pertanian Unismuh Berhasil Raih Gelar Doktor di Usia 72 Tahun

Dosen Pertanian Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Muhammad Darwis Lantik menyelesaikan gelar doktor di usia 72 tahun.

Penulis: Wa Ode Nurmin | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/WAHYU SUSANTO
Dosen Pertanian Unismuh Muhammad Darwis Lantik berhasil meraih gelar doktor di usai 72 tahun dalam ujian promosi doktor Unhas, di Aula Fakultas Pertanian (gedung baru) Unhas, Kampus Tamalanrea, Jumat (3/1/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dosen Pertanian Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Muhammad Darwis Lantik patut berbangga diri.

Sebab ia menyelesaikan gelar doktor di usia yang telah menginjak 72 tahun.

Dia berhasil meraih gelar tersebut di Universitas Hasanuddin (Unhas) setelah memaparkan penelitian di Ujian Promosi Doktor (Unhas), Jumat (3/1/2020).

Judul penelitian, Perbaikan Tingkat Kesuburan Tanah di Pertanaman Perkebunan Sawit Melalui Rekayasa Biomas Tandan Kelapa Sawit.

Ia memaparkan hasil penelitian dihadapan empat penguji dan tiga promotor di Aula Fakultas Pertanian (gedung baru) Unhas, Kampus Tamalanrea.

Penelitian dilakukan di Parengge, Kecamatan Botu, Kabupaten Luwu Timur.

"Saya memulai kuliah di umur 69 tahun dan saya paling cepat selesai dari 25 mahasiswa dengan durasi 3 tahun dua bulan," ujar Muhammad Darwis Lantik ditemui usai ujian.

Bagi dosen kelahiran Mamasa, 29 April 1948 ini, usia bukanlah halangan untuk meraih gelar yang diinginkan.

Sebab Hadist Nabi menyebutkan, tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat.

"Tapi saya belum mati toh, makanya saya terus belajar. Tapi ini gelar terakhir saya, sudah tidak ada lagi," ungkapnya.

Ia menjelaskan, penelitian dilaksanakan dalam dua bulan tahap pertama dan delapan bulan tahap kedua.

Sehingga dorasi waktu yang dibutuhkan sebelum menulis disertasi sebanyak 10 bulan.

Dalam 10 bulan itu, ia bahkan mendapat banyak kesulitan mulai dari jarak tempuh Makassar menuju Kabupaten Luwu Timur.

"Itu kesulitan pertama, karena jauh. Saya bahkan harus menghabiskan biaya sampai Rp. 500 juta," imbuhnya.

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @wahyususanto_21

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow Instagram Tribun Timur

Subscribe akun Youtube Tribun Timur

(*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved