Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Enrekang

Diduga Ditanduk Sapi Lumosin, Warga Anggeraja Enrekang Ditemukan Tewas

Seorang petani diketahui bernama Papa Pika (51) ditemukan tewas di kebunnya diduga ditanduk seekor sapi lumosin.

Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Suryana Anas
Iptu Lukman
Petani diketahui bernama Papa Pika (51) di Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang ditemukan tewas di kebunnya, diduga ditanduk seekor sapi lumosin. 

TRIBUNENREKANG.COM, ANGGERAJA - Para peternak sapi sebaiknya berhati-hati dalam mengembalakan ternaknya, agar tak mencelakai diri sendiri ataupun orang lain.

Seperti yang terjadi di Kampung Batu Rampun, Kelurahan Lakawan, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang baru-baru ini.

Seorang petani diketahui bernama Papa Pika (51) ditemukan tewas di kebunnya diduga ditanduk seekor sapi lumosin.

Salah satu warga yang juga saksi mata, Muh. Saad Syam saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Menurut pria yang juga pemilik sapi yang membuat nyawa korban hilang itu, berawal saat anaknya memberitahukan, bahwa sapi miliknya sudah menanduk satu sapi betina dan meninggal di tempat.

Sehingga Muh. Saad mencari pemilik sapi betina tersebut yang diketahui milik korban di kebunnya.

"Jadi setelah saya sampai di kebun Papa Pika, saya menemukan dia (koban) dalam posisi tengkurap. Jadi saya cek pipi korban sudah dalam keadaan kaku dan meninggal dunia," kata Muh Saad.

Dirinya pun segera melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Anggeraja, Kecamatan Anggeraja.

Sementara Kapolsek Anggeraja, Iptu Lukman saat dikonfirmasi juga membenarkan adanya kejadian tersebut.

"Iya betul memang ada warga kota yang ditemukan tewas, kejadiannya Rabu (1/1/2020) kemarin," kata Iptu Lukman, Jumat (3/1/2020).

Ia menjelaskan, setelah mendapatkan laporan dari warga pihaknya bersama Unit Identifikasi Polres Enrekang, Bripka Sahirun dan personel lainnya langsung lakukan olah TKP di tempat kejadian.

Setelah dilakukan olah TKP, pihaknya kemudian menelpon Ambulance untuk membawa korban ke Puskesmas Anggeraja untuk dilakukan Visum et Revetrum oleh pihak Puskesmas dan Pihak Indentifikasi Polres Enrekang.

Tapi pihak keluarga korban menolak untuk di lakukan autopsy dengan membuat surat pernyataan penolakan dan keluarga korban menerima kematian korban akibat di serunduk/tanduk sapi jenis limosin.

"Keluarga korban menolak diautopsi, karena pertimbangan bahwa istri dan anak korban sempat melihat langsung sapi limosin mengamuk menanduk sapi milik korban sebelum korban ditemukan meninggal dunia," ujarnya.
(tribunenrekang.com)

Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow Instagram Tribun Timur

Subscribe akun Youtube Tribun Timur

(*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved