Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jokowi

Anies Baswedan Terang-terangan Bantah Jokowi soal Penyebab Banjir di Jakarta, Bukan Sampah!

Anies Baswedan terang-terangan bantah Jokowi soal penyebab banjir di Jakarta, bukan sampah!

Editor: Edi Sumardi
KOMPAS TV/BIRO PERS SETPRES
Anies Baswedan terang-terangan bantah Jokowi soal penyebab banjir di Jakarta, bukan sampah! 

TRIBUN-TIMUR.COM - Anies Baswedan terang-terangan bantah Jokowi soal penyebab banjir di Jakarta, bukan sampah!

Beda pendapat antara Gubernur DKI Jakarta petahana, Anies Baswedan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi soal penyebab banjir di Jakarta.

Banjir terjadi di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1/2020).

Puluhan ribu orang mengungsi karena rumahnya terendam banjir.

Sejumlah ruas jalan ikut tergenang.

Operasional transportasi umum pun terganggu.

Listrik juga dipadamkan demi keselamatan warga.

Berdasarkan hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Landasan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, curah hujan mencapai 377 milimeter.

Kemudian, dari hasil pengukuran di Taman Mini, Jakarta Timur, curah hujan tercatat 335 milimeter.

Angka ini merupakan curah hujan tertinggi yang menerpa Jakarta, dengan rekor sebelumnya ada pada tahun 2007 dengan catatan 340 milimeter per hari.

Penyebab banjir menurut Jokowi Presiden Joko Widodo menilai, banjir yang menggenangi Jakarta dan sekitarnya disebabkan kerusakan ekologi dan kesalahan yang dibuat manusia, seperti membuang sampah sembarangan.

"Ada yang disebabkan kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada, tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-mana. Banyak hal," ujar Jokowi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Jokowi meminta pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten di Jabodetabek bekerja sama dengan pemerintah pusat menangani permasalahan banjir.

Namun, untuk saat ini, Jokowi meminta proses evakuasi didahulukan.

"Yang terpenting saat kejadian saat ini adalah evakuasi korban, keselamatan, dan keamanan masyarakat harus didahulukan. Nanti urusan penanganan banjir secara infrastruktur akan kami kerjakan setelah penanganan evakuasi selesai," kata Jokowi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah pernyataan Jokowi soal penyebab banjir Jakarta dan sekitarnya.

Menurut dia, bukan sampahlah penyebabnya.

Ia mencontohkan, kawasan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, yang terendam banjir sehingga sejumlah penerbangan terganggu.

Padahal, dia meyakini tidak ada sampah yang menumpuk di Bandara Halim.

"Halim itu setahu saya tidak banyak sampah, tapi bandaranya kemarin tidak bisa berfungsi. Apakah ada sampah di bandara? Rasanya tidak, tapi Bandara Halim kemarin tidak bisa digunakan," ujar Anies Baswedan di Kampung Pulo, Jakarta Timur, kemarin.

Anies Baswedan berujar, banjir terjadi di daerah-daerah yang diprediksi diguyur hujan dengan intensitas tinggi oleh BMKG.

Namun, penyebab banjir di tiap daerah harus diteliti lagi.

Pemprov DKI baru akan meneliti penyebab banjir di tiap daerah dan mencari solusinya, setelah merampungkan proses evakuasi warga.

Yang jelas, menurut Anies, banjir disebabkan berbagai faktor.

"Ada yang daerah kontribusinya karena masalah curah hujan saja, ada yang kontribusinya karena ukuran saluran, ada yang kontribusinya karena faktor-faktor yang lain. Jadi ini bukan single variable problem, ini multiple variable," kata Anies Baswedan.

Pengusaha: Omzet Anjlok

Banjir yang terjadi di Jakarta menyebabkan pengusaha merugi.

Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, seharusnya geliat ekonomi di Jakarta pada usai malam pergantian tahun bisa bergairah karena banyak warga yang mengisi waktu untuk liburan.

"Warga Jakarta akan banyak mengisi liburan ke tujuan wisata seperti Ancol, Kota Tua, Monas, TMII, Kebun Binatang Ragunan, dan pusat-pusat perbelanjaan. Belum lagi acara tahun baru makan bersama keluarga di restoran. Ini Praktis terhenti," kata Sarman Simanjorang dalam siaran pers, Kamis (2/1/2020).

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta ini menuturkan, terheninya bisnis akan berimbas kepada omzet penjualan di tempat-tempat tujuan wisata.

"Hari libur tahun baru seperti ini biasanya omzet restoran, cafe, pusat perbelanjaan, termasuk UKM di tempat tujuan wisata naik,namun praktis omzet menurun. Kalau kita bicara berapa jumlah kerugian, tentu masih sulit memprediksinya. Yang pasti omzet anjlok dari yang diharapkan," ucap dia.

Untuk itu, dia mendukung penuh langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan banjir.

Dia bilang, kejadian ini perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah penyangga seperti Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang.

Pasalnya, permasalahan banjir tidak bisa diselesaikan sendiri oleh DKI Jakarta.

"Semoga banjir ini cepat surut, sehingga dalam sisa waktu liburan sampai tanggal 5 Januari geliat ekonomi bisa bergairah kembali dan masyarakat dapat memanfaatkan sisa liburannya bersama keluarga," katanya mengharapkan.

"Update" Titik Banjir di Jakarta, Jabar, dan Banten

Sejumlah titik banjir teridentifikasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 2 Januari 2020 pukul 12.00 WIB, di seluruh wilayah DKI Jakarta, terdapat 63 titik banjir.

Adapun sebarannya adalah 7 titik di Jakarta Barat, 2 titik di Jakarta Pusat, 2 titik di Jakarta Utara, 13 titik di Jakarta Timur, dan 39 titik di Jakarta Selatan.

Sedangkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta menya takan, pada 1 Januari 2020, sebanyak 38 kecamatan atau 158 kelurahan terdampak banjir.

Rinciannya adalah 28 kelurahan di 10 kecamatan di Jakarta Selatan, 6 kecamatan yang melingkupi 30 kelurahan di Jakarta Barat. Kemudian 8 kecamatan di Jakarta Pusat yang melingkupi 22 kelurahan, 10 kecamatan di Jakarta Timur melingkupi 65 kelurahan, dan 30 kelurahan di 6 kecamatan di Jakarta Utara.

Di Jawa Barat, menurut data BNPB, banjir terjadi di 99 titik. Seluruh titik banjir tersebut tersebar di Bandung Barat sebanyak 1 titik, Kabupaten Bekasi 27 titik, Kabupaten Bogor 12 titik, Cikarang 1 titik, dan Kota Bekasi sebanyak 58 titik banjir.

Kemudian di Provinsi Banten, sebanyak 22 titik banjir teridentifikasi.

Adapun rinciannya adalah Kabupaten Lebak 13 titik banjir, Kota Tangerang 4 titik, serta Tangerang Selatan 5 titik.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved