Otoritas Jasa Keuangan
OJK Dorong Pasar Modal Transparan dan Kredibel
Selain presiden, acara itu dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Anggota Dewan Komisioner Ooritas Jasa Keuangan (OJK), dan pelaku Pasar Mo
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo secara resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2020).
Selain presiden, acara itu dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pelaku Pasar Modal.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam sambutannya mengatakan, OJK akan terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan industri pasar modal yang berdaya tahan.
Juga efisien, transparan dan kredibel melalui berbagai kebijakan strategis pengembangan pasar modal.
Wimboh menjelaskan empat fokus kebijakan di Pasar Modal yaitu pertama, peningkatan pelaksanaan governance yang lebih baik.
Hal yang akan dapat memperkokoh kepercayaan investor dan pelaku pasar terhadap pasar modal Indonesia.
"Kedua, meningkatkan peran pasar modal dalam pembiayaan berbagai proyek di sektor-sektor strategis Pemerintah.
Di antaranya melalui pemberian berbagai insentif kepada para emiten yang bergerak pada pengembangan sektor-sektor strategis Pemerintah dan yang mengedepankan aspek ramah lingkungan," kata Wimboh dalam siaran pers.
Ketiga, meningkatkan jumlah emiten UMKM, melalui penyederhanaan aturan penawaran umum dan kewajiban transparansi bagi UMKM maupun peningkatan peran perusahaan efek daerah, dan keempat, membangun ekosistem pasar modal yang lebih dalam.
"Pengembangan ekosistem pasar modal dilakukan dengan antara lain melanjutkan pengembangan central counterparty clearing (CCP), memperluas instrumen pasar modal, yang bersifat konvensional, syariah maupun berwawasan lingkungan, seperti project crowdfunding, obligasi daerah, blended finance dan juga project bonds," kata dia.
Presiden Jokowi dalam sambutannya mengapresiasi kinerja bursa saham Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga harus dijaga kepercayaan investor terutama dari praktek-praktek manipulasi harga yang merugikan.
“Perlindungan kepada investor harus ditingkatkan, fraud harus ditindas, ciptakan sistem investasi yang transaran dan valid. Harus membangun ekosistem yang baik karena penting menjaga kepercayaan masyarakat,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi juga meminta agar tahun 2020 menjadi momentum bagi OJK dan BEI sebagai tahun pembersihan pasar modal dari para manipulator bursa saham.
Data OJK mencatat pada 2019, meski ekonomi Indonesia terdampak pelambatan ekonomi dunia yang mengakibatkan laju investasi dan ekspansi di sektor riil melemah.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5 persen dengan tingkat inflasi terkendali dan stabilitas sektor jasa keuangan yang masih terjaga.