Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Presiden Soeharto

Dokter Ungkap Perjuangan Presiden Soeharto Lawan Stroke, Alasan Tak Mau Dirawat di Rumah Sakit

Kisah Presiden Soeharto saat berjuang melawan penyakit Stroke di usia senja. Momen tersebut memberikan kesan tersendiri bagi menorehkan pengalaman t

Editor: Rasni
Tribunnews
Dokter Ungkap Perjuangan Presiden Soeharto Lawan Stroke, Alasan Tak Mau Dirawat di Rumah Sakit 

Bapak menjawab pelan tapi tegas: “Saya mau menghadap kiblat.”

Akhirnya, kami ikuti keinginan bapak. Suweden, salah seorang yang selalu setia menemani bapak, dibantu Sigit memutar tempat tidur menghadap kiblat. Dan bapak melakukan ibadah sholat tahajud. Subhannalloh".

Kesokan harinya (satu hari sebelum beliau wafat), tim dokter seperti biasanya, memeriksa kesehatan bapak. Selesai diperiksa, bapak memanggil saya.

Saat itulah Soeharto memberikan wasiat terakhir untuk Tutut.

“Kamu dengarkan wuk. Kamu anak bapak yang paling besar, sepeninggal bapak nanti, tetap jaga kerukunan kamu dengan adik-adikmu, cucu-cucu bapak dan saudara-saudara semua. Kerukunan itu akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan, dan akan memperkuat kehidupan keluarga. Selain itu Allah menyukai kerukunan. Ingat pesan bapak…, tetap sabar, dan jangan dendam. Allah tidak sare (tidur),” bapak memberi nasehat dengan lirih".

Mendengar hal itu Mbak Tutut tak kuasa menahan air matanya.

Dia mencoba menenangkan ayahnya untuk tidak membicarakan hal itu.

Setelah itu, Soeharto kembali berpesan padanya.

“Jangan sedih, semua manusia pasti akan kembali kepada-Nya. Tinggal waktunya berbeda. Bapak tidak akan hidup selamanya. Kamu harus ikhlas, Insya Allah kita akan bertemu suatu saat nanti, di alam lain. Dekatlah, dan bersenderlah (bersandar) selalu kalian semua hanya kepada ALLAH. Karena hanya Dia yang pasti bisa membawa kita ke sorga. Doakan bapak dan ibumu”

“Bapak bangga pada kalian semua anak-anak bapak. Selama ini menemani bapak terus. Bapak menyayangi kalian semua, tapi bapak harus kembali menghadap ILLAHI,” bapak berhenti sebentar terlihat capek, tapi saya tidak berani memotongnya, lalu bapak meneruskan lagi bicaranya".

“Teruskan apa yang sudah bapak lakukan, membantu masyarakat yang membutuhkan uluran tangan kita. Jaga baik-baik yayasan yang bapak bentuk. Manfaatkan sebanyak-banyaknya untuk membantu masyarakat,” berhenti sejenak. “Jangan kalian pakai untuk keperluan keluarga.”

Lengkap! Daftar Harga Kamar dan Meeting Room di Hotel Santika Makassar

IKA SMPN 3 Makassar Gelar Mubes Pilih Ketua IKA Pertama

Leadership Basic Trainning PII Sulsel, Bekali Millenials Makassar Jadi Pemimpin Berkeadaban

Setelah itu Soeharto pamit untuk istirahat.

Tutut lalu memeluk erat dan mencium tangan Soeharto lalu membetulkan selimutnya.

Sore harinya, kondisi Soeharto drop hingga malam.

Sampai pagi akhirnya Soeharto tertidur dengan tenang.

"Subuh saya dan Mamiek mencoba tidur sebentar. Namun baru sekejap kami tidur sudah dibangunkan suster bahwa bapak kritis.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved