Najwa Shihab
Respon Najwa Shihab Saat Sophia Latjuba Mantan Ariel Noah Bicara Soal UN
Belakangan isu menghilangkan Ujian Nasional (UN) heboh dibicarakan. Pasalnya Mendikbud Nadiem Makarim mengutarakan akan menghapus UN.
Sehingga menurutnya, ujian nasional hanya dibuat dengan soal pihan ganda dan itu tidak sesuai dengan tujuan pendidikan.
"Sementara yang aneh ujian nasional adalah sebuah pilihan ganda dibuat oleh satu orang atau sekelompok orang yang menilai dari Sabang sampai Merauke. dengan latar belakang berbeda dengan guru berbeda," ujarnya.
Sophia Latjuba lalu menduga sosok pembuat ujian nasional adalah orang yang berprofesi sebagai guru.
"Orang-ornag yang bikin ujian nasioanl mungkin bukan guru. Tidak tahu cara menghandle anak," ujarnya.
Sophia Latjuba menilai langkah Nadiem Makarim sangat tepat untuk menganti UN.
"Jadi menurut saya assesment (pengganti UN) itu adalah future job (pekerjaan masa depan)," ujarnya.
Sophia Latjuba lalu mengatakan jika adanya Ujian Nasional (UN) menunjukkan kemalasan pemerintah.
"Menurut saya ujian nasional itu hanya dibuat karena kemalasan pemerintah," kata Sophia Latjuba.
Najwa Shihab tampak takjub dengan pernyataan Spohia Latjuba.
"Ujian nasional karena kemalasan pemerintah aja? oke, menarik ini," ujar Najwa Shihab sambil tertawa.
Tampak seluruh penonton tertawa riuh dan memberikan tepuk tangan untuk Sophia Latjuba.
• Berprestasi! Ini Profil Atlet Sulsel yang Berjaya di SEA Games 2019
• PLN UP2B Sistem Makassar Ajar Santri Pesantren Modern IMMIM Putra Bercocok Tanam Hidroponik
• 6 Fakta Terungkap dalam Sidang Lutfi Alfiandi Pemuda yang Bawa Bendera Merah Putih saat Demo DPR
Diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim akan mengganti mekanisme ujian nasional (UN).
Sistem UN yang berlaku saat ini tidak akan digunakan lagi pada 2021, melainkan diganti dengan penilaian (asesmen) kompetensi minimum dan survei karakter Pancasilais.
"Pada tahun 2021, UN akan diganti menjadi assessment (penilaian) kompetensi minimum dan survei karakter," kata Nadiem dalam peluncuran Empat Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”, di satu hotel di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (11/12).
Nadiem menjelaskan, penilaian kompetensi minimum merujuk pada dua hal, yakni literasi dan numerasi.