Mentan SYL
Pemerintah Belum Mampu, Ekspor Pisang Kepok Sulbar Masih Atas Nama Balikpapan
Pelepasan berlangsung di halaman Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kakao Sulawesi Barat, di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju.
Penulis: Nurhadi | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan pelepasan ekspor produk pertanian, Sulawesi Barat, Pisang Kepok sebanyak 22 ton atau senilai Rp 77 Juta, tujuan Malaysia, Sabtu (7/12/2019).
Pelepasan berlangsung di halaman Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kakao Sulawesi Barat, di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju.
Selain Pisang Kepok, SYL juga melepas ekspor produk turunan sawit (RBD Palm Olein) tujuan Cina, sebanyak 12 metrik ton (MT) atau senilai Rp 97,8 miliar.
Kepala Balai Karantina Pertanian Mamuju, Alice Sesa mengatakan, produk pertanian dari Sulawesi Barat, selama ini masih diekspor atas nama Balikpapan.
"Kita kirim melalui domestik ke Balikpapan, nanti Balikpapan yang ekspor ke Malaysia dan Cina,"kata Alice Sesa kepada wartawan di halaman SMK Kakao Sulbar, Kecamatan Kalukku, Mamuju, usai pelepasan oleh Mentan SYL.
Ia mengatakan, ekspor RBD Palm Olein sudah berlangsung beberapa tahun lalu, meski sempat terhenti selama dua tahun, namun tahun 2018 kembali melakukan ekspor.
"2018 kita hanya ekspor sebanyak 7 kali ke Cina, tahun ini sudah 48 kali ekspor, satu kali cangkang sawit tujuan Jepan. Kalau pisang sudah lama, namun tetap masih melalui Balikpapab, bahkan sudah empat kali dalam minggu ini,"ujar Alice.
Ia mengungkapkan, Sulbar belum mampu melakukan ekspor sendiri, sebab barang tersebut diekspor menggunakan kontainer, sementara Sulbar belum memiliki pelabuhan kontainer.
"Disini masih diangkut ke Balikpapan menggunakan pic up, nanti di Balikpapan dibongkar, kemudian masuk di kontainer dan dikirim ke Malaysia, jadi tetap atas nama Balikpapan karena perusahaan Balikpapan yang ekspor,"tuturnya.
Menurutnya, jika pemerintah sudah memiliki pelabuhan kontainer, otomatis ekspor tahun berikutnya atas nama Sulbar.
Sehingga ia berharap besar kepada pemerintah untuk membuka secepatnya pelabuhan kontainer.
"Semoga pelabuhan Belang-belang itu dibuka secepatnya sebagai pelabuhan kontainer, sehingga kita bisa langsung ekspor sendiri, ini yang kita sangat harapankan, untuk menunjang ekspor dari Sulbar,"pungkasnya.
Berdasarkan data dari sistem automasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerja Karantina Pertanian Mamuju, komoditas unggulan ekspor dari Sulawesi Barat sendiri berasal dari Kabupaten Pasangkayu, Mamuju Tengah dan Mamuju.
Didominasi turunan olahan sawit berupa RBD Palm Olein, RBD Palm Stearin dan Palm Kernel Oil dengan tujuan ekspornya ke Cina dan Jepang.(tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @nurhadi5420
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: