Nenek Sumarsih Diusir Anak, Menantu, Cucu dengan Cara Diludahi, Dilempari, hingga Dikencingi, Alasan
Nenek Sumarsih diusir anak, menantu, cucu dari rumah dengan cara diludahi, dilempari hingga dikencingi, alasan
TRIBUN-TIMUR.COM - Nenek Sumarsih diusir anak, menantu, cucu dari rumah dengan cara diludahi, dilempari hingga dikencingi, alasan.
Astaga! Betapa durhakanya mereka kepada orangtua.
Di media sosial viral sebuah status Facebook menceritakan kisah seorang wanita renta bernama Sumarsih (59).
Kisah viral itu di-share netizen pengelola akun bernama Candy Christiana.
Dalam posting-annya, Candy Christiana mengatakan Sumarsih diusir anak dan mertuannya dari rumah.
Akibatnya nenek itu harus tinggal dan tidur di emperan rumah kosong yang berada tak jauh dari rumah kontrakannya, di Bonorejo RT 03/ RW 17, Nusukan, Kota Solo, Jawa Tengah ( Jateng ).
• 50 Orang Terkaya Indonesia, Adik Prabowo Subianto Kalah Telak dari Kakak Erick Thohir, Bandingkan
Kata Candy Christiana, dirinya tahu bagaimana kisah Sumarsih karena sering nongkrong di wedangan atau warung dekat rumah Sumarsih.
"Cucunya disuruh juga meludahi neneknya supaya segera pergi, kadang-kadang pakaiannya juga dikencingi," kata Candy Christiana kepada Tribun Solo, Rabu (4/12/2019).
"Teman-teman di wedangan cerita, pakaiannya itu juga dikencingi sama cucunya, terus juga pernah dilempari batu-batu kecil. Pakaian-pakaiannya juga dibuang-buangi, ibunya pergi terus kembali lagi ke situ, pakaiannya dibuang lagi, balik lagi dibuang lagi," katanya mengimbuh.
Menanggapi hal tersebut, putra kandung Sumarsih, Tri Wahyu Pamuji (34) buka suara.
Tri Wahyu Pamuji mengatakan, Sumarsih memang tak tinggal bersamanya lagi karena faktor ekonomi.
Dahulu ibunya hidup serba berkecukupan.
Namun, ia menganggap Sumarsih justru tak memberikannya perhatian, termasuk membiayai sekolahnya/
"Dulu itu ibu saya memang mampu, tapi karena kemampuannya, dia melupakan saya, sampai sekolah saya bayar sendiri, itu sampai saya lulus SMA," ucap Tri Wahyu Pamuji kepada Tribun Solo, Rabu (4/12/2019).
Tak cuma itu, Tri Wahyu Pamuji juga mengekpresikan rasa sakit hatinya yang lain kepada ibu kandungnya.
Ia mengatakan saat baru menikah dan belum mapan, Sumarsih mengusirnya dari rumah.
"Terus saya menikah, karena saya belum mapan, namanya anak yang belum mapan ikut orang tua, pingin tinggal sendiri belum bisa, terus saya disuruh pergi, tidak boleh ikut," kata dia.
Tri Wahyu Pamuji mengungkapkan, ekonomi Sumarsih berada di titik terendahnya saat kakak keduanya sakit.
"Kakak saya sakit, habis-habisnya orang tua saya, ya, sakitnya kakak saya sama karena cucunya yang sangat nakal," ujar Tri Wahyu Pamuji.
"Sampai dia itu utang yang nutup itu saya padahal saya sudah disuruh pergi sudah tidak dianggap anak, mana ada ibu tega nyuruh pergi anaknya waktu anak belum mampu," ujarnya lebih lanjut.
Tri Wahyu Pamuji kemudian merawat Sumarsih selama 2 tahun lamanya.
Namun, itu bukan sesuatu hal yang mudah bagi Tri Wahyu Pamuji.
"Saya rawat tapi dia tidak bisa menerima, (misalnya) lauk tidak enak, kalau tidak cocok, dia minta-minta tetangga, kan bikin malu. Kita sebagai anak kan juga harus ibaratnya menasehati cara-carannya jangan bikin malu keluarga, apapun masakannya, itu ya sudah dimakan,," tutur Tri Wahyu Pamuji.
Sumarsih kadang marah saat dinasihati anak dan menantunya.
"Itu marah, kadang dinasehati istri saya, malah istri saya dipukul, sampai kaca jendela dipecahkan, padahal ini rumah kontrakan, kalau tahu yang punya rumah pasti saya bisa diusir, kalau marah kadang pintu dibanting juga," kata Tri Wahyu Pamuji.
Tri Wahyu Pamuji merasa khawatir apabila perilaku ibunya itu tak berubah, rumah tangga yang telah dibangunnya bisa berantakan.
"Diberitahu malah dipikul itu malah ibaratnya rumah tangga saya bisa hancur karena ini saya bingung posisi saya mau mempertahankan ibu saya atau keluarga saya," ujar Tri Wahyu Pamuji.
Istri Tri Wahyu Pamuji sempat menasehati Sumarsih Rabu pagi lalu karena hendak membuat susu untuk cucunya, namun susu sulit dibeli.
"Istri saya nasehati bagus-bagus, itu permasalah ini, susunya anak saya. Istri saya menyarankan kalau mau buat minuman, buat teh saja karena anak saya itu minum susunya banyak. Kalau membuat susu itu nambah pengeluaran, terus buat teh saja, tidak mau. Malah pecahin kaca jendela. Kan saya bingung," kata Tri Wahyu Pamuji.
Sumarsih sempat marah dan membawa pakaian-pakaiannya ke rumah kosong yang berada di utara rumah kontrakannya.
Tri Wahyu Pamuji mengatakan, dia sempat menasehati ibunya sebelum kejadian itu.
"Kemarin saya menasehati ibu saya, kalau ibu tidak mau menuruti aturan di sini, ibu pergi tidak apa-apa," ujarnya.
Sumarsih Curhat
Sementara, Sumarsih mengatakan, bila ia minggat dari rumah karena kemauan sendiri setelah mendengar menantunya menginginkan dia pergi dari rumah.
Berawal dari pertengkaran antara anak laki-lakinya dengan istri, Rabu lalu sekira pukul 05.00 WIB.
"Pagi sudah bertengkar sama istrinya. Terus saya bilang, sudahlah mengapa pagi-pagi ini bertengkar. Terus saya diingatkan, ibu jangan ikut-ikut," tutur Sumarsih.
Sumarsih menduga pertengkaran itu karena menantunya menginginkan dirinya untuk pergi dari rumah.
"Menantu saya minta saya pergi atau dia yang pergi, tapi itu hanya saya dengarkan saja. Tidak saya jawab, hanya saya dengarkan," katanya.
Sumarsih mengaku dia langsung merapikan pakaian-pakaian yang bisa dia bawa.
"Saya merapikan pakaian, terus saya bilang 'tidak usah bertengkar, aku pergi saja'. Tapi (saat itu) saya tidak tahu mau pergi ke mana, ke tempat siapa," katanya.(*)