Gandeng Asosiasi Belanja Online idEA di Harbolnas 11.12, RitelAku Karebosi Pesta Diskon Kuliner 40%
Selain harbolnas 11.12 (sebelas Desember), juga banyak yang memanfaatkan momen harbolnas 11.11 (11 November).
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Thamzil Thahir
- RitelAku dikelola manajemen mal bawah tanah pertama di pusat Kota Makassar, Karebosi Link, commercial building milik Tosan Permai Lestari group.
- Seperti tahun-tahun sebelumnya, Harbolnas ini adalah momen promosi ritel dan lapan online global.
- Di sisi user atau pelanggan harbolnas jadi momen belanja dengan pesta diskon harga ‘gila-gilaan’.
- Harbolnas 2018, RitelAku mengklaim lebih 6000 user yang berpartisipasi
- Sebanyak 31 juta di antaranya menggunakan internet untuk bertransaksi di e-commerce.
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Memanfaatkan momen Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 11 Desember 2019 (11.12) pekan depan, aplikasi belanja lokal RitelAku dan manajemen Karebosi Condotel menggandeng Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).
Bagi paritel global, termasuk di Indonesia, ada dua hari belanja online yang jadi momentum kampanye belanja digital.
Selain harbolnas 11.12 (sebelas Desember), juga banyak yang memanfaatkan momen harbolnas 11.11 (11 November).
Khusus Harbolnas 11.12, di Indonesoa dipakai untuk produk lokal. Sedangkan Harbolnas 11.11 dimanfaatkan paritel dan produk global.
RitelAku adalah aplikasi belanja online lokal pertama di Indonesia timur.

Sebabai aplikasi belanja, RitelAku dikelola manajemen mal bawah tanah pertama di pusat Kota Makassar, Karebosi Link, commercial building milik Tosan Permai Lestari group.
idEA adalah asosiasi lapak online terbesar di Indonesia.
Asosiasi ini mencatat, dari 131 juta internet user di Indonesia, ada sekitar 31 juta transaksi belanja online sepanjang 2019 ini.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Harbolnas ini adalah momen promosi ritel dan lapan online global.
Di sisi user atau pelanggan harbolnas jadi momen belanja dengan pesta diskon harga ‘gila-gilaan’.
RitelAku memberi diskon hingga 40% di momen yang bertepatan dengan hari Rabu (11/12/2019) pekan depan ini.
Inilah tahun kedua, RitelAku ikut memanfaatkan momen tren belanja online global dan nasional ini.
“Harbolnas 2018 kita ikut, dan ada lebih 6000 user yang berpartisipasi,” kata Founder RitelAku Djafar Basri kepada Tribun, Sabtu (30/11/2019).
• Kisah Dedi Heryadi, Tukang Ojek Online yang Dapat Mini Cooper Seharga Rp 12 Ribu Saat Harbolnas
• Harbolnas 11.11.2018, Aplikasi RitelAku Karebosi, Capai 6.000 Users
• Yuk ke Ritelaku Distro Fest, Banyak Event Menarik Lho

Dari flayer digital yang diterima Tribun dari manajemen RitelAku, Harbolnas di bulan Desember ini, menawarkan paket diskon kuliner hotel yang tak biasa.
“All you can eat, semua jenis makanan dan minuman kita beri diskon,” kata Djafar.
Salah seorang top manajemen di PT Tosan Permai Lestari ini mencontohkan, makanan buffet yang di hari biasa dijual seharga Rp 99 ribu, di Harbolnas 11.12 dilepas dengan harga Rp59 ribu.
Djafar mengakui, momen harbolnas tahun lalu, berdampak besar untuk kempanye belanja online lokal.
Ia tak memungkiri, momen ini juga bisa menahan terus menurunnya perilaku belanja offline konsumen.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiation e-Commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung S mengatakan, menyebut Indonesia akan menjadi pemain besar dalam perdagangan berbasis online atau e-commerce di kawasan Asia Tenggara.
Kondisi itu sudah mulai terlihat saat ini. Menurutnya, sejak beberapa tahun terakhir geliat e-commerce terus tumbuh dan bermunculan di Tanah Air.
Bahkan pertumbuhannya mencapai 500 persen, sehingga tidak salah jika Indonesia akan menjadi pasar utama dalam kawasan.
"Kita lihat, pertumbuhan e-commerce masih sangat pesat. Dalam empat tahun terakhir tumbuh mencapai 500 persen," ungkapnya.

Dalam beberapa tahun ke depan, transaksi pembelian atau penjualan lewat e-commerce akan meningkat lebih besar.
Sejauh ini, transaksi itu masih rendah dan seiring waktu akan terus bertambah.
"Jadi luar biasa pesat. Indonesia diprediksi akan punya 12 miliar transaksi e-commerce di tahun 2020," sebutnya.
Dikatakannya, prediksi angka itu diperoleh dengan melihat penetrasi pengguna internet di Indonesia yakni sekitar 130 juta orang.
Sebanyak 31 juta di antaranya menggunakan internet untuk bertransaksi di e-commerce.
"Dari berbagai data kita ambil bahwa penggunga/pembeli e-ecommerce sudah 31 juta. Sekitar 11,5 persen dari total populasi itu menggunakan internet untuk bertransaksi," paparnya.
Kendati demikian, Ignatius tidak menyebutkan berapa jumlah atau nilai transaksi yang terdapat dalam e-commerce tersebut.