Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Membangkitkan Ruh dan Jiwa Seorang Guru

Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan. Karena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup. Ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup

Editor: syakin
DOK
Muhammad Akbar SPd, Penulis Buku Teacher/Pendiri Madani Institute/CEO Mujahid Dakwah Media 

Oleh: Muhammad Akbar SPd
Penulis Buku Teacher/Pendiri Madani Institute/CEO Mujahid Dakwah Media

Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan. Karena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup. Ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan dan itu memerlukan ilmu yang diperoleh lewat pendidikan. Inilah salah satu perbedaan antara manusia dengan makhluk lain, yang membuatnya lebih unggul dan lebih mulia.

Pendidikan diperlukan oleh semua orang. Jika orang dewasa yang biasanya sudah terbentuk akhlak dan karakternya masih memerlukannya, maka anak-anak dan para pemuda yang belum terbentuk jauh lebih memerlukan. Bukankah potret orang dewasa adalah hasil pendidikannya yang dimulai dari usia anak-anak sampai dia dewasa?

Jika hidup sangat erat kaitannya dengan pendidikan, maka faktor penting bahkan kadang-kadang menjadi faktor penentu hitam putihnya pendidikan, adalah guru. Benar, guru bukanlah satu-satunya instrument pendidikan. Masih ada buku, kurikulum, peletak kurikulum, pembuat kebijakan pendidikan dan seterusnya. Akan tetapi dari sederet instrument tersebut, gurulah ujung tombak dari semua instrument pendidikan.

Melihat realita pendidikan hari ini yang memprihatinkan, berbagai fakta krisis moral, adab, dan akhlak terjadi pada guru dan murid di sekolah. Narkoba, pergaulan bebas, pacaran, huru-hara, pesta-pesta dan seterusnya.

Oleh karena itu, perhatian guru dalam dunia pendidikan adalah prioritas. Membangkitkan ruh dan jiwa seorang guru adalah sumber dan kunci utama dalam proses keberhasilan pendidikan.

Guru memikul amanah yang begitu mulia dan penuh tanggung jawab. Ditangannyalah akan lahir generasi yang akan menebarkan cahaya kebaikan di tengah masyarakat. Wahai para guru, sadarkah kita bahwa kebangkitan setiap peradaban dimulai dari kualitas, kehebatan dan kebesaran seorang guru.

Hari ini, bangkitlah wahai para guru. Jadikan proses pengajaran sebagai tugas yang mulia dalam menanamkan nilai-nilai iman, adab dan akhlak kepada setiap muridmu. Teruslah bersabar dalam mendidik generasi ini. Bangkitkan ruh, jiwa dan semangatmu dalam mendidik generasi ini.

Jadilah teladan terbaik bagi para muridmu dan bekerja keraslah semaksimal mungkin untuk melahirkan generasi pejuang, generasi yang beradab, generasi yang cinta dengan ilmu, semangat dalam beramal dan berdakwah.

Lihatlah betapa tinggi derajatnya yang digapai oleh seorang guru, hingga Allah bershalawat kepadanya, begitu juga dengan para Malaikat-Nya dan begitupun dengan penduduk langit dan bumi senantiasa bershalawat kepada pengajar kebaikan.

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya, para penghuni langit dan bumi, hingga semut di lubangnya dan ikan hiu, mengucapkan doa kepada pengajar kebaikan terhadap manusia.” (HR. Tirmidzi & Darimi).

Olehnya itu, teruslah bermuhasabah wahai para guru. Karena keputusan yang telah engkau pilih ini adalah profesi yang mulia. Maka muliakanlah, pantaskanlah dirimu menjadi guru sejati yang memiliki ruh, semangat dan jiwa yang bersih, ikhlas dan tulus serta menata diri dengan adab dan akhlak yang mulia.

Harus kita sadari bahwa guru hari ini sedang dilanda krisis adab dan akhlak, beberapa waktu lalu saya telah menulis tentang (Krisis adab guru dan murid) mengungkapkan berbagai data tentang krisisnya adab guru dan murid dengan berbagai macam kasusnya. (Baca di https://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2019/08/01/168549/krisis-adab-guru-dan-murid.html).

Sebab itu, para ulama telah memberikan perhatian yang sangat mendalam kepada setiap guru agar memiliki adab dan akhlak yang baik. Imam Al-Ghazali dalam Kitabnya Ihya Ulumuddin, seorang pengajar layaknya ‘pembesar’ di kerajaan langit, jika ia mempelajari suatu ilmu, kemudian mengamalkannya dan setelah itu mengajarkannya kepada orang lain dengan ikhlas.

Siapa saja yang menekuni tugas sebagai pendidik, berarti ia tengah menempuh suatu perkara yang sangat mulia. Oleh karena itu, ia harus senantiasa menjaga adab serta tugas yang menyertainya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Angngapami?

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved