Najwa Shihab
Perjalanan Karier Najwa Shihab Hingga Berani Bongkar Banyak Kasus Besar, Metro TV Bukan yang Pertama
Bukan Najwa Shihab namanya jika tak menjadi perhatian. Dirinya terus wara-wiri di sejumlah televisi nasional, media sosial hingga tayangan online.
Najwa Shihab yang akrab dipanggil Nana lahir di Makassar, 16 September 1977, kini berusia 41 tahun adalah mantan pembawa acara berita di stasiun televisi Metro TV.
Ia pernah menjadi anchor program berita prime time Metro Hari Ini, Suara Anda dan program bincang-bincang Mata Najwa.
Najwa adalah putri kedua Quraish Shihab, Menteri Agama era Kabinet Pembangunan VII.
Nana menikah dengan Ibrahim Assegaf, dan sudah memiliki satu orang anak laki-laki yang akrab dipanggil Izzat (17 tahun).
Najwa adalah alumni Fakultas Hukum UI tahun 2000.
• Rina Nose Kaget Saat Tiru Gaya Najwa Shihab, Mbak Nana Tiba-tiba Muncul di Dekatnya Kok Ini Dustah
Semasa SMA ia terpilih mengikuti program AFS, yang di Indonesia program ini dilaksanakan oleh Yayasan Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Amerika Serikat.
Merintis karier di RCTI, tahun 2001 ia memilih bergabung dengan Metro TV karena stasiun TV itu dinilai lebih menjawab minat besarnya terhadap dunia jurnalistik.
Pada bulan Agustus 2017, melalui episode Catatan tanpa Titik, ia secara resmi mengundurkan diri dari MetroTV yang telah membesarkan namanya.
Dan pada 10 Januari 2018, Najwa Shihab melalui Mata Najwa tampil kembali di Trans7 dengan tetap menempati slot yang sama seperti sewaktu di Metro TV, yakni hari Rabu pukul 20:00 WIB.
Pada tahun 2018, setelah berkecimpung menjadi jurnalis selama 17 tahun, Najwa Shihab mendirikan Narasi TV, sebuah perusahaan berita dan media omni-channel yang menciptakan dan mengelola beberapa jenis konten.
Baca: Krishna Murti Sebut Ciri-ciri Wasit Nakal dan Klub Bersih di Kasus Pengaturan Skor,Termasuk PSM
Baca: Najwa Shihab Sindir Mantan Jubir KPK Johan Budi: Masuk ke Institusi yang Banyak KPK Tangkapin?
Penghargaan yang diraih
Pada tahun 2005, ia memperoleh penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jaya untuk laporan-laporannya dari Aceh, saat bencana tsunami melanda kawasan itu, Desember 2004.
Liputan dan laporannya dinilai memberi andil bagi meluasnya kepedulian dan empati masyarakat luas terhadap tragedi kemanusiaan itu.