Segini Besaran DIPA Luwu Utara Tahun 2020
Nurdin mengingatkan kepala daerah mengalokasikan anggaran ke program yang prioritas, bukan sebaliknya.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sudirman
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, menerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2020 di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (18/11/2019).
DIPA diserahkan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.
Tahun depan, Luwu Utara mendapat jatah DIPA Rp 1,174 Triliun.
• VIDEO: Jalan di Mukti Jaya Luwu Utara Sudah Mulus Beton
• Produksi Padi 6,2 Ton Per Hektare, Masyarakat Desa Pao Luwu Utara Gelar Pesta Panen
Nurdin mengingatkan kepala daerah mengalokasikan anggaran ke program yang prioritas, bukan sebaliknya.
"Misalnya kita membangun pelabuhan tapi tidak ada jalan akses. Kita membangun kawasan wisata, tapi akses ke kawasan wisata juga tidak terkoneksi," terang Nurdin.
Ia juga mengingatkan para kepala daerah untuk selalu bersinergi dengan pemerintah pusat.
"Pesan Presiden Joko Widodo agar pemerintah daerah mempercepat realisasi anggaran melalui pelelangan yang cepat," katanya.
Begini Wujud Gerbang Religi di Malangke Luwu Utara Habiskan Anggaran Rp 344 Juta
Sebuah gerbang akan menyambut apabila Anda memasuki wilayah Kecamatan Malangke dan Malangke Barat di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Bagunan baru itu dinamai gerbang religi Datuk Pattimang.
Berdiri tepat di perbatasan Desa Mario, Kecamatan Baebunta dan Desa Tandung, Kecamatan Malangke.
Informasi yang dihimpun TribunLutra.com, Senin (18/11/2019), gerbang itu dikerja CV Akbar Jaya dengan anggaran Rp 344 juta dari APBD Luwu Utara 2018.
Malangke dikenal sebagai daerah religi karena keberadaan Makam Datuk Sulaiman atau Datuk Pattimang di Desa Pattimang, Malangke.
Dikutip dari situs Wikipedia, Datuk Sulaiman adalah ulama dari Koto Tangah, Minangkabau yang menyebarkan agama Islam di Kerajaan Luwu.
Ia pertama kali menginjakkan kaki di Tana Luwu pada tahun 1593 atau penghujung abad ke-16 hingga akhir hayatnya.
Ia bersama dua saudaranya yaitu Datuk Ri Bandang yang bernama asli Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal dan Datuk Ri Tiro yang bernama asli Nurdin Ariyani dengan gelar Khatib Bungsu.
Mereka menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan pada masa itu.
Pada awalnya Datuk Sulaiman dan Datuk Ri Bandang melaksanakan syiar Islam di wilayah Kerajaan Luwu, sehingga menjadikan kerajaan itu sebagai kerajaan pertama di Sulawesi Selatan, Tengah, dan Tenggara yang menganut agama Islam.
Kerajaan Luwu merupakan kerajaan tertua di Sulawesi Selatan dengan wilayah yang meliputi Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur serta Kota Palopo, Tana Toraja, Kolaka (Sulawesi Tenggara) hingga Poso (Sulawesi Tengah).
Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: