Bikin Geger Warga Candi Lempung, Deretan Fakta dan Penyebab Ular Piton Raksasa Lilit Leher Mariyadi
Selama 1 jam, warga dan Mariyadi melawan ganasnya ular piton raksasa tersebut sampai lehernya sempat terlilit.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
Setelah berhasil diamankan warga, Ular piton raksasa tersebut kini dimasukkan kedalam kandang besi.
Hewan melatah ini juga menjadi tontonan warga dan anak-anak setempat yang ingin mengetahui ular secara langsung.
"Ya sementara dibuat hiburan anak-anak kecil yang mau melihatnya," pungkasnya.
5. Komunitas Tak Mau Adopsi, Kenapa?
Sementara itu, Ketua RT 03 Purwo Subketi (49) menuturkan, sementara waktu pihaknya masih belum miliki rencana selanjutkan terhadap ular hasil tangkapan warganya.
Semalam, beberapa jam setelah ular tersebut diamankan, ada seorang dari komunitas pecinta ular tertarik melihat ular tangkapan warganya.
Purwo sempat mengaku optimis bahwa ular tersebut bisa diuangkan atau paling tidak dapat berpindahtangan ke pihak yang memang ahlinya.
Namun, ternyata dugaannya meleset, pihak komunitas pecinta alam tersebut mendadak urung mengadopsi ular tersebut setelah tahu bahwa status ular tersebut adalah ular liar .
"Ternyata beda kalau ular dipelihara dari kecil. Karakternya lain, gak berani Jadi enggak jadi beli," ungkap pria bertopi urang itu.
6. Penyebab Ular Masuk Pemukiman
Mariyadi (41) penangkap Ular piton raksasa di Candi Lempung Surabaya menengarai ular tersebut muncul akibat rusaknya habitat tempat ular.
Menurutnya, di sisi timur permukiman semula terdapat hamparan tanah yang luasnya diperkirakan lebih satu hektar.
Hamparan tanah seluas itu, ungkap Mariyadi, semula banyak ditumbuhi pepohonan tinggi dan tanaman liar.
Namun, setelah tanah tersebut menjadi milik pengembang perumahan, beberapa pohon besar dan area rerumbun tanamanan liar berubah fungsi karena proses pembangunan.
Tak pelak, alih fungsi lahan itu membuat vegetasi lingkungan hidup hewan-hewan liar, termasuk Ular piton Sanca Kembang yang ditemukan warga itu, terganggu.