Dirut RS Labuang Baji Makassar Klarifikasi Kasus Pasien Ditahan karena Tak Punya Biaya
Dalam kondisi tersebut, Rumah Sakit melakukan fungsi sosial dengan membantu atau menggratiskan biaya perawatan selama dirawat
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Dirut RS Labuang Baji, dr Mappatoba mengklarifikasi terkait pemberitaan mengenai pasien yang ditahan oleh pihak rumah sakit karena tak bisa membayar biaya operasi.
"Tidak pernah ada pasien di tahan di RS Labuang Baji. Pasien atas nama Khairul adalah pasien umum, tidak punya kartu jaminan BPJS di rawat setelah operasi. Setelah di rawat keluarganya melaporkan bahwa tidak punya biaya," katanya.
Dalam kondisi tersebut, Rumah Sakit melakukan fungsi sosial dengan membantu atau menggratiskan biaya perawatan selama dirawat, biaya obat obatan dan bahan habis pakai dan mengkoordinasikan biaya jasa tindakan operasi dengan dokter yang menanganinya.
• Ranperda APBD 2020 Bone, Ini Pandangan Umum Fraksi Golkar
Hari ini dokter perintahkan ganti perban, cabut drain dan dokternya instruksikan pasien boleh di pulangkan.
Setelah itu, pasien pulang tanpa membayar ke pihak Rumah Sakit. Pasien dirawat dari tanggal 7-11 November 2019.
"Pasien sudah pulang ke rumahnya sekitar jam 14.00. Jadi kami pihak Rumah Sakit menjawab dan mengklarifikasi bahwa tidak pernah ada pasien di tahan. Yang dilakukan adalah semata melaksanakan prosedur standar," katanya, Senin (11/11/2019).
• Kecamatan Ujung Pandang Hadirkan Simbol Kota Makassar Nyaman dan Bersih
Sebelumnya diberitakan, sungguh memprihatinkan nasib dialami bocah Khairul (11).
Ia ditahan di Rumah Sakit (RS) Labuang Baji, karena orang tuanya tak mampu membayar biaya operasi.
Orang tua Khairul, Lallo (45) adalah seorang sopir mobil ambulans.
• Dipuji Usai Cetak Gol ke Gawang Kalteng Putra, Aji Ogah Besar Kepala, Ini Alasannya
Kejadian ini baru terungkap setelah seorang netizen Selfi Feronica, memposting di Media Sosial (Medsos).
Anggota DPRD Sulsel Rahman Pina, yang mendengar kabar tersebut langsung mendatangi RS Labuang Baji.
Begitu tiba di RS, Rahman Pina langsung menjenguk Khairul, yang masih tertahan di Ruang Bangsal Lt 2, 208.
• Mahasiswa Curi Celengan Masjid Dusun Batusitanduk Utara Luwu Utara
"Belum bisa pulang pak karena tidak punya uang. Kami tidak bisa keluar kalau tidak memiliki buku kontrol," ujar Lallo kepada Rahman Pina.
Sementara buku kontrol baru bisa dimiliki setelah melakukan pembayaran.
Tak banyak bicara, Rahman Pina langsung menemui petugas jaga.
Ia lalu menuju ke ruang direksi RS Labuang. Hanya saja, direktur utama RS Labuang Baji tidak ada di tempat.
• Karyawan PT SMS Finance di Sulsel, Ramaikan Family Gathering di Toraja, Ini Kegiatan yang Dilakukan?
Ia kemudian menemui direktur keuangan. Hampir tiga jam mantan legislator DPRD Makassar ini menunggu putusan direksi RS Labuang Baji
"Saya tidak habis pikir, kok urusan begini tak bisa diselesaikan cepat. Tidak ada gunanya kita bicara anggaran 10 T APBD, kalau masih ada orang miskin ditahan hanya gara gara tidak bisa bayar RS,"kata Rahman Pina, Senin (11/11/2019).
Setelah terdengar suara keras Rahman Pina, sejumlah petugas RS mulai panik.
• Suami Izinkan Istri Sah Berzina dengan Pria Lain Tiap Malam, Berakhir Tragis Setelah Hamil 8 Bulan
Tak lama kemudian, Rahman Pina keluar menuju ruang bangsal tempat perawatan bocah Khairul.
Didampingi sejumlah staf RS. Rahman Pina lalu membawa keluar pasien itu.
• 6 Hari Buka Penjaringan, Ini 11 Balon Bupati yang Incar Rekomendasi PPP Maros
Tak Bisa Bayar Biaya Operasi, Anak Sopir Mobil Ambulans Ini Ditahan di RS Labuang Baji
Sungguh memprihatinkan nasib dialami bocah Khairul (11).
Ia ditahan di Rumah Sakit (RS) Labuang Baji, karena orang tuanya tak mampu membayar biaya operasi.
Orang tua Khairul, Lallo (45) adalah seorang sopir mobil ambulans.
• LENGKAP Pendaftaran CPNS di sscn.bkn.go.id 2019, Cek 152.286 Formasi di 530 Instansi, Syarat, Jadwal
• Senat Akademik UNJ Belajar Pengembangan SDM di Unhas
• Keringat Ayu Ting Ting Masih Nempel Sahabat Ruben Pede Bagi Foto Seksi Bikin Netizen Salfok
Kejadian ini baru terungkap setelah seorang netizen Selfi Feronica, memposting di Media Sosial (Medsos).
Anggota DPRD Sulsel Rahman Pina, yang mendengar kabar tersebut langsung mendatangi RS Labuang Baji.
Begitu tiba di RS, Rahman Pina langsung menjenguk Khairul, yang masih tertahan di Ruang Bangsal Lt 2, 208.
"Belum bisa pulang pak karena tidak punya uang. Kami tidak bisa keluar kalau tidak memiliki buku kontrol," ujar Lallo kepada Rahman Pina.
Sementara buku kontrol baru bisa dimiliki setelah melakukan pembayaran.
Tak banyak bicara, Rahman Pina langsung menemui petugas jaga.
Ia lalu menuju ke ruang direksi RS Labuang. Hanya saja, direktur utama RS Labuang Baji tidak ada di tempat.
Ia kemudian menemui direktur keuangan. Hampir tiga jam mantan legislator DPRD Makassar ini menunggu putusan direksi RS Labuang Baji
• Jalan Lingkar Bira Dapat Kucuran Dana Rp 50 Miliar Tahun 2020
• PSM Tanpa Kemenangan 12 Laga Away, Suporter Red Gank Soroti Manajemen
• Pasca Pengukuhan Anis Matta Cs, Apa yang Akan Dilakukan Partai Gelora Sulsel?
"Saya tidak habis pikir, kok urusan begini tak bisa diselesaikan cepat. Tidak ada gunanya kita bicara anggaran 10 T APBD, kalau masih ada orang miskin ditahan hanya gara gara tidak bisa bayar RS,"kata Rahman Pina, Senin (11/11/2019).
Setelah terdengar suara keras Rahman Pina, sejumlah petugas RS mulai panik.
Tak lama kemudian, Rahman Pina keluar menuju ruang bangsal tempat perawatan bocah Khairul.
Ia didampingi sejumlah staf RS. Rahman Pina lalu membawa keluar pasien itu.
Reporter tribun-timur.com masih berusaha konfirmasi ke direksi rumah sakit.
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: