Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

5 Bulan Kepergian Ani Yudhoyono, SBY Pilih Makan di Resto yang Tak Pernah Didatangi Berdua Memo

5 Bulan Kepergian Ani Yudhoyono, Susilo Bambang Yudhoyono / SBY Pilih Makan di Resto yang Tak Pernah Didatangi Berdua Memo

Editor: Waode Nurmin
Tribunnews/ CHRISTOFORUS RISTIANTO/KOMPAS.com
5 Bulan Kepergian Ani Yudhoyono, SBY Pilih Makan di Resto yang Tak Pernah Didatangi Berdua Memo 

Ani Yudhoyono Tak Lagi Disampingnya, Susilo Bambang Yudhoyono / SBY Pilih Makan di Resto yang Tak Pernah Didatangi Berdua Memo

TRIBUN-TIMUR.COM - Tanggal 1 Juni 2019 lalu mendiang Ani Yudhoyono meninggalkan sang suami, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ), anak, menantu dan cucunya, untuk selama-lamanya.

Ani Yudhoyono meninggal dunia setelah kurang-lebih empat bulan berjuang melawan penyakit Kanker Darah.

Meski sudah 5 bulan ditinggal pergi Ani Yudhoyono, namun kesedihan masih tampak di wajah Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY )

Demi membantu Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) agar tak bersedih lagi, kedua anak, menantu serta para cucunya membuat momen kebersamaan.

Dilansir Grid.ID dari unggahan akun Instagram @annisayudhoyono pada Sabtu (2/11/2019), Annisa Pohan membagikan momen kebersamaan di malam minggu bersama dengan sang mertua.

Dari postingan tersebut diketahui keluarga SBY enggan ke luar rumah di malam minggu sejak meninggalnya Ani Yudhoyono.

Sehingga, acara makan malam di hari Sabtu (2/11/2019) kemarin menjadi momen pertama kalinya SBY malam mingguan di luar bersama dengan keluarga.

Biasanya, SBY dan keluarganya hanya akan makan malam di luar saat pulang ziarah ke makam Ani Yudhoyono.

"Malam minggu keluarga Yudhoyono. Setelah kepergian Memo kita sekeluarga belum pernah khusus pergi keluar untuk makan malam keluarga, biasanya hanya mampir makan ketika pulang dari ziarah di resto sekitar TMP Kalibata," ungkap Annisa melalui kolom caption unggahannya.

Annisa Pohan dan keluarga pun mengajak SBY makan di restoran yang belum pernah didatangi SBY bersama mendiang Ani Yudhoyono.

"Khusus Malam minggu ini Pepo mengajak kami makan keluar, dan kami mencari resto yang belum pernah Pepo datangi bersama Memo,untuk menghindari kesedihan akan kenangan bersama Memo," lanjut ungkapnya.

Melihat kondisi SBY, sebagai seorang menantu, Annisa berharap dan memohon didoakan agar sang ayah mertua bisa segera melanjutkan hidupnya kembali.

Ia juga berharap SBY bisa lebih sering untuk keluar rumah seperti sedia kala, dan cepat menemukan kebahagiaannya kembali.

"Mohon doanya semoga Pepo mulai bisa pelan-pelan lebih sering lagi keluar rumah dan melanjutkan hidup tanpa Memo dengan kuat dan menemukan kebahagiaannya kembali,"

"Foto ini Pepo dengan 2 cucu perempuannya yang selalu setia menemani Pepo (Selain Airlangga dan Sakti)," tandas Annisa Pohan.

Unggahan Instagram Annisa Pohan
Instagram @annisayudhoyono
Unggahan Instagram Annisa Pohan

 

Unggahan ini pun mendapatkan respon positif dari para netizen.

@dwi_prasmito: Pak SBY semangat (emoticon hati).

@alya.putri.524: Bapak SBY semoga sehat selalu, yang tabah, sabar dan kuat ya pak.

@susimardie0506: Semangat terus Pepo. Iklaskan Memo karena memo sudah tenang di surga.

3 Ibu Negara Wafat Akibat Sakit, Ini Sakit Diderita

Pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura, kabar duka diterima seluruh rakyat Indonesia.

Ibu Negara ke-6 Indonesia, Ani Yudhoyono berpulang ke Rahmatullah karena sakit yang dideritanya.

 

Isti dari Susuilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono wafat , setelah dirawat intensif selama 4 bulan di National University Hospital (NUH), Singapura.

Seperti yang banyak diketahui, Ani Yudhoyono meninggal akibat sakit kanker darah jenis leukemia yang dideritanya.

Kanker darah merupakan kanker yang memengaruhi produksi dan fungsi sel darah, bahkan sebagian besar kanker darah dimulai dari sumsum tulang di mana darah diproduksi. 

Ani Yudhoyono
Ani Yudhoyono (Instagram)

Jenis kanker darah ada 3 macam, yaitu leukemia (kanker yang menyerang sel darah putih), limfoma (kanker yang memengaruhi kelenjar limpa), dan myeloma (kanker yang menyerang sel plasma).

Jenis kanker darah yang dialami Ani Yudhoyono ternyata leukemia yang mengaharuskannya melakukan transplantasi sumsum tulang belakang atau lebih dikenal bone marrow transplant.

Bahkan Ani Yudhoyono telah mendapatkan seorang pedonor yang merupakan adiknya sendiri, Jenderal Pramono Edhie Wibowo.

Baca: TRIBUNWIKI: Ini Empat Resep Semur Daging, Pas Disajikan Saat Lebaran Tiba

Baca: Resep dan Bumbu Rendang Daging Sapi untuk Menu Lebaran Idul Fitri 1440 H/2019, Yuk Segera Masak

Namun karena kondisi Ani Yudhoyono yang belum stabil, proses pencangkokan sumsum tulang belakang tersebut tak kunjung dilakukan, mengingat untuk menjalani hal tersebut diperlukan kondisi yang cukup prima dan bugar.

Namun tahukah, tak hanya Ani Yudhoyono yang mengembuskan napas terakhirnya dalam kondisi sakit, dua Ibu Negara ini pun alami hal serupa.

Ainun Habibie Meninggal

Sembilan tahun sebelum wafatnya Ani Yudhoyono, istri presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie meninggal dunia.

Yaitu Ainun Habibie yang meninggal akibat berjuang melawan kanker usus besar.

Hasri Ainun Habibie mengembuskan napas terakhirnya di RS Munich, Jerman pada 22 Mei 2010.

BJ Habibie dan Ainun Habibie
BJ Habibie dan Ainun Habibie (dok tribunnews)

Awalnya Ainun Habibie tidak menyangka jika dirinya mengalami penyakit tersebut, hinga suatu saat menjalani proses pemeriksaan kesehatan.

Di sinilah, terungkap penyakit yang menyebabkan Ainun Habibie dirawat intensif sejak 24 Maret 2010.

Melansir dari Mayo Clinic, kanker usus besar adalah jenis kanker yang dimulai di usus besar (bagian terakhir dari saluran pencernaan).

Baca: Presenter Olahraga dan Fans Berat PSM, Tio Nugroho Menjadi Muallaf di Akhir Ramadan, Begini Kisahnya

Baca: Idul Fitri 5 Juni 2019 - Kumpulan Ucapan Selamat Lebaran & Permohonan Maaf, Bagikan via WA, IG & FB

Kanker usus besar biasanya terjadi pada seseorang di usia tua (lebih dari 50 tahun), meskipun itu bisa terjadi pada usia berapa pun.

Biasanya ditandai sebagai gumpalan kecil, sel non-kanker (jinak) yang disebut polip yang terbentuk di bagian dalam usus besar.

Seiring waktu beberapa polip ini dapat menjadi kanker usus besar.

Jika kanker usus besar berkembang, banyak perawatan tersedia untuk membantu mengendalikannya, termasuk pembedahan, terapi radiasi dan perawatan obat, seperti kemoterapi, terapi yang ditargetkan dan imunoterapi.

Ainun Habibie ditemani suami BJ Habibie saat dirawat di Munich, Jerman
Ainun Habibie ditemani suami BJ Habibie saat dirawat di Munich, Jerman (dok Tribunnews)

Kanker usus besar kadang-kadang disebut kanker kolorektal, yang merupakan istilah yang menggabungkan kanker usus besar dan kanker dubur, yang dimulai pada dubur.

Seorang yang mengalami kanker usus besar umumnya akan mengalami buang air besar secara terus menerus, pendarahan di dubur atau tinja, kelelahan, penurunan berat badan, dan lainnya.

Kanker inilah yang menggerogoti Ainun Habibie hingga akhirnya meninggal dunia pada 22 Mei 2010.

Ibu Negara Tien Soeharto

Seperti halnya SBY, saat itulah merupakan masa tersulit BJ Habibie yang ditinggalkan sang istri tercinta untuk selamanya.

Selain Ainun Habibie dan Ani Yudhoyono, ada satu lagi Ibu Negara yang wafat akibat sakit yang diderita.

Adalah Raden Ayu Siti Hartinah atau akrab disapa Tien Soeharto juga meninggal akibat suatu penyakit.

Baca: Presenter Olahraga dan Fans Berat PSM, Tio Nugroho Menjadi Muallaf di Akhir Ramadan, Begini Kisahnya

Baca: Idul Fitri 5 Juni 2019 - Kumpulan Ucapan Selamat Lebaran & Permohonan Maaf, Bagikan via WA, IG & FB

Kematian Tien Soeharto memang penuh kesimpang-siuran, banyak yang menyebutkan bahwa Tien Soeharto wafat akibat tembakan peluru panas yang menembus dadanya.

Namun terlepas dari bayang-bayang tersebut, Tien Soeharto ternyata sempat mengalami serangan jantung.

Salah seorang saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto adalah Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto yang pernah menjadi ajudan Soeharto dari tahun 1995 hingga 1998.

Menurut pengakuannya, seperti dilansir Tribun Jatim, saat itu, dia baru saja menemani Soeharto memancing di Anyer, Banten, pada Jumat, 26 April 1996.

Ibu Tien Soeharto dan suami Presiden ke-2 RI Soeharto saat di Taman Buah Mekarsari
Ibu Tien Soeharto dan suami Presiden ke-2 RI Soeharto saat di Taman Buah Mekarsari (instagram/tututsoeharto)

Ketika Soeharto sedang memancing yang ditemani dirinya, ibu Tien Soeharto sedang berada di sentra pembibitan buah Mekarsari.

Menurut Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, saat itu Tien terlalu asyik, dan bergembira melihat sejumlah tanaman yang sedang berbuah di tempat itu.

Sehingga, dia pun kurang memerhatikan kesehatannya. Padahal saat itu dirinya sudah memiliki gangguan jantung.

Alami Serangan Jantung

Dokter tidak membolehkan ibu Tien Soeharto berjalan terlalu jauh dan lama. Tapi hal itu selama di Taman Buah Mekarsari dilanggar ibu Tien Soeharto.

Saat Soeharto kembali ke rumah, dan bertemu sang istri pada sore harinya, menurut Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, suasana berlangsung seperti biasanya.

Meski demikian, kala itu Tien tetap harus terus beristirahat karena kelelahan.

Namun, sesuatu tiba-tiba terjadi pada Minggu (28/4/1996) dini hari. Tepatnya, sekitar pukul 04.00 WIB.

"Baru pada Minggu dini hari sebelum subuh, sekitar pukul 04.00, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak," kata Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, seperti dikutip dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".

Saat itu, sang Ibu Negara Tien Soeharto terlihat sulit bernapas.

"Saya melihat dokter Kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen. Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut mendampingi," sambung Sutanto.

Sejumlah upaya medis untuk menyelamatkan Tien pun dilakukan oleh tim dokter, meski pada akhirnya Tien wafat.

"Sekitar pukul 05.10, Ibu Tien mengembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Sutanto.

Tien Soeharto meninggal 2 tahun sebelum sang suami yang menjabat sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia itu turun tahta, yaitu pada 28 April 1996.

Dari fakta mengenai ibu Tien Soeharto yang disampaikan oleh Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, kita semua mendapat pelajaran berharga.

Menurut penelitian di Technical University of Munich, risiko kematian wanita akibat serangan jantung lebih mengerikan dibanding pria.

Namun serangan jantung pada wanita berbeda dengan serangan jantung pada laki-laki yang sering merasa sakit pada bagian dadanya.

Gejala serangan jantung yang biasanya dialami wanita, yaitu kelelahan yang tak biasa, keringat dingin, sesak napas, bahkan nyeri di bagian rahang, leher, punggung, dan lengan.

Itulah 3 Ibu Negara yang wafat dalam penyakit serius yang dideritanya. (*)

(GridHEALTH.id/Nikita Yulia Ferdiaz)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul 5 Bulan Ani Yudhoyono Meninggal, SBY Pilih Pergi ke Tempat Ini untuk Makan Malam: Hindari Kesedihan, https://bogor.tribunnews.com/2019/11/05/5-bulan-ani-yudhoyono-meninggal-sby-pilih-pergi-ke-tempat-ini-untuk-makan-malam-hindari-kesedihan?page=all.

Artikel ini telah tayang di GridHEALTH.id dengan Judul "Ani Yudhoyono, Ainun Habibie dan Tien Soeharto, Kisah 3 Ibu Negara yang Wafat Mendahului Suami Akibat Sakit"


Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved