Bekas Galian Jaringan Gas di Wajo Dikeluhkan Warga, Begini Penjelasan Pengelola
Ditambahkannya pula, sedari awal pihaknya telah melakukan sosialisasikan ke kelurahan dan desa setempat terkait proses penggalian dan pengerjaannya ja
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-WAJO.COM, SENGKANG - Bekas galian jaringan gas rumah tangga di Sengkang banyak dikeluhkan warga. Pasalnya, bekas galian yang berada di badan jalan tersebut dinilai membahayakan.
Proses penimbunan yang menggunakan tanah tersebut dinilai bakal berdampak kedepannya.
Baca: Sudah Dua Pekan Dinas Dukcapil Takalar Punya Dua Kadis
Baca: VIDEO: Chaidir Syam Daftar sebagai Balon Bupati di Hanura Maros Sore Ini
Baca: Isi Chat Sang Bos yang Lamar Gadis Pelamar Kerja di Kantornya, Santun Serius & Bikin Meleleh
Baca: Kapolres Toraja Utara Minta 30 Anggota DPRD Torut Konsiten Perjuangkan Aspirasi Warga
Baca: Usia 36 Tahun, IRT ini Sudah Melahirkan 44 Kali dan Anak Hidup, Rahim Tergolong Langkah
Jika musim hujan, dipastikan akan ada penyusutan di bekas galian dan mengakibatkan genangan. Bila kemarau, tanah bekas gakian tersebut mengering dan menimbulkan debu.
Menyikapi hal tersebut, anggota Tim Koordinasi Pembangunan Jargas Wajo 2019, Rudianto menyebutkan, proses pengerjaan masih terus berlangsung, meski telah peresmian.
" Kerena ini masih belum selesai pengujian, ini masih tahap pengujian dan sudah di resmikan di blok 1 kemarin, pengujiannya itu dengan bau, jangan sampai kalau sudah kita tutup seperti semula sementara ada tercium bau, nanti repot sendiri bongkar lagi," katanya kepada Tribun Timur, Jumat (1/11/2019).
Ada 2.000 jargas yang bakalan terlasang di Kabupaten Wajo. Menurut Rudianto, target waktunya pun pada pertengahan November 2019.
" Kalau sudah selesai semua yang 2.000 itu dan sudah tak ada lagi bau, baru dilakukan pengembalian ke kondisi semula," katanya.
Diketahui, proses penggalian jargas sendiri menggunakan sistem rojok atau satu unit per galian yang dilakukan oleh pihak kontraktor dari KSO Sucofindo Epic
Jadi, ada banyak galian yang tersebar di bahu jalan, baik jalan kabupaten, provinsi maupun jalan nasional di Kecamatan Tempe dan Kecamatan Tanasitolo.

"Sistemnya itu di pihak kontraktornya, supaya kualitasnya sama, bisa dikomunikasikan ke PU Kabupaten, Provinsi dan balai jalan (BBJN) untuk jalan nasional, apakah akan menggunakan jasa pihak ketiga atau bagaimana," katanya.
Ditambahkannya pula, sedari awal pihaknya telah melakukan sosialisasikan ke kelurahan dan desa setempat terkait proses penggalian dan pengerjaannya jargas.
"Kita sudah sosialisasikan dari awal, ini berbeda dengan penggalian jaringan kabel listrik dan pipa PDAM, jadi kita harap masyarakat bersabar," katanya.
Sebelumnya, legislator DPRD Kabupaten Wajo, Mustafa mempertanyakan proses pasca penggalian jargas tersebut.
"Banyak bekas titik penimbunan jargas yang menyusut sehingga rawan buat pengguna jalan karena hampir semua titik berada di ruas jalan," kata anggota Komisi III DPRD Wajo tersebut.
Anggota Fraksi Gerindra tersebut menambahkan, semestinya ada perlakuan khusus pascapenggalian.